PART 12 KEPERGIAN ABI UNTUK SELAMANYA

439 10 0
                                    

"Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya" (Q.s. Ali imran:145)

SEPERTI biasa Maryam selalu terbangun saat tengah malam untuk melaksanakan shalat tahajud dan membaca kalam Allah, dengan membaca Al-Qur'an bisa membuat hatinya lebih tenang apalagi dengan basuhan air wudhu membuat wajah wanita itu lebih cerah dan natural tanpa polesan make-up. Selesai menjalankan sholat malam, Maryam merasa semalam adalah belaian terakhir Abi Yusuf, selama beranjak dewasa Maryam jika sedih seperti ini selalu di temani Ummi. Namun, semalam Abi Yusuf sendiri lah yang menemaninya hingga terlelap, gadis itu membuang jauh-jauh pikirannya.

Adzan subuh berkumandang Maryam berdiri dan melaksanakan shalat dengan khusu', bacaan solat berkumandang di kamar perempuan itu. Suasana pagi ini sedikit mencekam bahkan sunyi sekali, salam mengakhiri sholat Maryam. Perempuan itu menengadahkan kedua tangannya untuk mencurahkan isi hatinya kepada Sang Pencipta.

"Ya Rabb, hanya kepadamu lah hamba meminta petunjuk. Panjangkan lah umur Ummi dan Abi, karena Maryam ingin membahagiakan kedua orang tua terlebih dahulu sebelum malaikat izroil menjemputnya. Hamba ingin Abi yang menjadi wali nikah nantinya, berilah kesehatan dan rizki yang berlimpah untuk keluarga kami ini. Robbanaa 'aatina fid-dunyaa hasanah wa fil aaakhiroti hasanah wa qinaa 'adzaaban naar."

Tak terasa setetes air mata Maryam membasahi pipi, dengan cepat gadis itu menghapus buliran air mata. Maryam melepas mukena, lalu mulai membereskan kembali alat-alat sholat. Setelah memakai khimar yang senada dengan gamisnya Maryam membuka pintu kamar, melangkahkan kakinya untuk menuruni anak tangga. Matanya mencari keberadaan Ummi dan Kak Edi, sejak acara semalam gadis itu tidak mendengar suara kakaknya.

"Hayoo kamu cari siapa, Dek? Udah seperti maling mengendap-ngendap gitu."

Kak Edi yang sudah berdiri di belakang Maryam lalu memegang pundak adiknya sontak membuat gadis itu terkejut, Maryam memegang dadanya dan mengucapkan istighfar. Kak Edi yang melihat adiknya terkejut pun tertawa puas.

"Astaghfirullah hal 'adhim kebiasaan deh suka ngagetin, tadi tuh Maryam hanya mencari Ummi saja dan tumben Kakak baru turun biasanya kan lebih awal bangun dan sudah membantu Abi dan Ummi?" tanya Maryam sambil berjalan beriringan dengan Kak Edi saat mereka berdua menapaki tangga bawah, keduanya melihat ke arah Abi yang sedang duduk di ruang tamu dengan memejamkan mata.

"Tumben, Dek, Abi duduk di situ. Biasanya selesai sholat subuh Abi selalu membersihkan taman belakang atau jalan-jalan keliling komplek."

"Coba aja temenin sama Kak Edi, soalnya Maryam mau membuatkan cemilan dan sarapan pagi untuk hari ini."

Edi berjalan menuju ruang tamu untuk menemani Abi Yusuf sementara Maryam berjalan menuju dapur, terlihat seorang wanita setengah baya sedang memasak banyak menu makanan. Ummi Fatimah tersenyum saat mendengar langkah kaki yang menghampirinya, dia tahu jika putri kesayangannya itu pasti sudah bangun.

"Ehh ada anak Ummi udah bangun, bagaimana istirahatnya semalam? Apakah nyenyak ditemani sama Abi?" tanya Ummi Fatimah seraya menggoda gadis di sampingnya.

"Alhamdulillah nyenyak Ummi, dan ini pertama kalinya setelah Maryam ke luar dari pondok tidur ditemani Abi. Oh iya Ummi tumben kita memasak makanan sebanyak ini," jawab Maryam dengan sedikit rasa tidak enak pada hatinya.

"Ini Abi kamu yang menginginkan masakan sebanyak ini, Ummi juga heran semalam Abi berpesan jika dia ingin memakai pakain putih dan wajahnya belakangan ini sangat putih sekali."

"Kalau begitu Maryam bantu yah Ummi, mungkin nanti akan datang keluarga kita untuk mengungjungi Abi. Selama ini mereka kan jarang mengunjungi kita."

ISTIKHARAH CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang