Part 1 Pertemuan

2.8K 80 24
                                    

Kecantikan wanita akan terpancar ketika dia menutupaurat secara sempurna sesuai syari‟at. Itulah kecantikanpaling hakiki. Di mana wajah mereka pun akan tampakbercahaya oleh iman dan amal. - Noer

 "SHAQALLAHUL adzhiiim."

Kalimat akhir yang masih melantun merdu tersebut membuat Noer tersentak. Tanpa sadar, sudah berlalu sekitar dua menit untuk dia mematung di ambang pintu Masjid selepas mengambil wudhu. Suara yang baru saja dia dengar begitu menenangkan, juga menggetarkan. Siapa gerangan pemilik suara tersebut?

Noer melirik sekilas ke shaf perempuan, mencuri pandang. Tampak olehnya seorang
perempuan mengenakan mukena putih baru saja menutup Al-Qur‟an. Matanya terbelalak ketika
melihat samar wajah perempuan tersebut, lekas beristighfar sembari menggelengkan kepala. Dia lalu memantapkan langkah masuk ke dalam Masjid, kembali pada tujuan utama, sholat Dhuha.

"MasyaAllah, suaramu sangat indah saat melantunkan ayat suci Al-Qur'an, Ustazah Maryam."Khadijah yang ketika itu duduk di samping Maryam usai menjalankan sholat Dhuha menatap Maaryam penuh kekaguman.

"Alhamdulillah. Syukron, Ustazah. Tetapi, saya masih perlu terus belajar lagi untuk menyempurnakan bacaan. Bahkan suara dan bacaan Ustazah Khadijah jauh lebih baik dari pada saya." Maryam menjawab dengan santun dan menunduk rendah hati. Dua perempuan tersebut berbagi senyum. Lalu bersiap melepaskan mukena yang mereka gunakan.

Ketika Maryam dan Khadijah baru hendak meninggalkan masjid, suara merdu seorang lelaki
membuat langkah mereka terhenti. Maryam yang lebih dulu menghentikan langkah. Hatinya terpana oleh suara merdu yang ia dengar. Sontak terdiam, membiarkan telinganya meresapi suara itu dan membawanya hingga ke relung hati, membuat rongga dada seolah tengah diberi udara segar. Membuat jantung Maryam berdegup dengan nyaman. Dia terlalu menikmati suara lelaki yang mengalun syahdu hingga terlupa untuk lanjut beraktivitas. Terbesit dalam hatinya perasaan tanya, siapakah gerangan pemilik suara tersebut? Mengapa Maryam baru mendengarnya kali ini?

"Maryam?" Suara Khadijah seolah menjadi mode waktu yang langsung membuat Maryam memintasi alam imajinasi menuju alam nyata. Sejenak Maryam terbengong kemudian mampu merespon pembicaraan Khadijah kembali.

"Kamu kenapa ngelamun seperti itu? Ayo, santriwati sudah menunggu kita di kelas." Khadijah dan Maryam melangkahkan kaki, bergegas menuju ruang guru untuk mengambil buku yang akan mereka sampaikan pada murid-murid.  

Sementara itu, Fazmi tengah terburu-buru menuju masjid untuk menemui pengajar baru, sebab sudah lebih dari tiga puluh menit, tetapi si pengajar baru belum juga menampakkan batang hidungnya diruang guru. Terlebih waktu istirahat tinggal beberapa menit lagi. Kyai sudah mengamanahkan kepada Fazmi untuk mengajak Noer, si pengajar baru berkeliling pesantren sekaligus memperkenalkannya pada para santri.

***

"Maryam, kamu dijemput oleh kakak kamu' kan?" tanya Khadijah menatap bola mata sahabatnya selepas mereka menghabiskan hari di pesantren. 

"Iya, seperti biasa. Nih barusan Kak Edi sudah mengirim pesan bahwa dia sudah sampai di parkiran.Oh iya kalau begitu aku pamit dulu Ustazah Khadijah, Assalammu'alaikum," jawab Maryam sambil memeluk sahabatnya itu lalu melangkahkan kakinya menuju parkiran.

"Wa'alaikumussalam, dari dulu kamu engga pernah berubah Maryam. Semoga saja kamu bisa mendapatkan lelaki yang pantas menjadi imammu nantinya, Aamiin."

Maryam tersenyum mendengar ucapan Khadijah, hampir setiap hari sahabatnya tersebut berujar demikian. Dalam senyum, Maryam juga mendo'akan hal yang sama teruntuk sahabatnya. Sebab do'a yang baik akan selalu kembali pada siempunya do'a. 

Di parkiran, Noer baru hendak memakai helm.Pandangannya yang luas menyapu area parkiran membuat dia dapat melihat area parker secara keseluruhan. Di dekat gerbang keluar parkir, mata Noer menangkap sosok lelaki memakai pakaian koko,tampak perawakan yang tidak asing. Dia mencoba mengingat-ingat, kemudian ketika sesaat ingatannya memunculkan jawaban, lekas dia menanggalkan helm dan berjalan mendekati lelaki tersebut.

"Edi Zulkarnain?" Noer berbicara lebih pada dirinya sendiri, menyapa dari samping, membuat lelaki yang ia sapa langsung menoleh karena kaget.Lelaki itu juga tampak tengah berpikir dan seolah mengenal Noer dengan akrab. 

"Noer Rizal??" 

Mereka berdua memecah tawa kecil ketika berhasil saling mengingat. Kemudian saling merangkul dan menepuk pundak. "Ya Allah akhirnya dipertemukan kembali sama Edi, bagaimana kabar Ummi dan Abi?" Noer memulai kembali percakapan kembali usai adegan melepas rindu.

"Alhamdulillah kabar mereka baik, kok bisa ada di pesantren ini sih. Jangan bilang kamu mengajar di sini sama seperti adik saya?" tanya Kak Edi. 

"Iya saya pengajar baru di sini, eh bentar adik kamu juga mengajar di pondok ini. Siapa namanya?"tanya Noer pada sahabatnya itu. Sebelum kak Edi menjawab Maryam sudah berdiri di belakang Noer. 

"Itu adik saya, Maryam sini kamu, Dek,"perintah Kak Edi. 

Wanita itu berjalan menuju Kak Edi dengan pandangan menunduk, sementara Noer dia menatap ke arah belakang. Sontak dia terkejut, sebab wajah perempuan yang muncul di belakangnya sangat mirip dengan perempuan bersuara merdu yang dia intip diMasjid ketika Dhuha, tapi syukurnya rasa terkejut itu masih bisa dia tutupi agar tidak kentara. 

"Ustazah Maryam adiknya kamu, Edi?" tanyaNoer dengan nada sedikit gerogi. 

"Iya dia adalah adik satu-satunya saya, Maryam kenalkan dia teman satu fakultas Kakak pas di Al-Azhar." 

Maryam hanya menangkupkan keduatangannya di depan dada. Noer pun melakukan halyang sama dan menundukkan pandangannya. 

"Oh iya, kamu sudah menikah belum Noer?Ingat loh umur kamu sudah tidak muda lagi,hehehe," ledek Kak Edi membuat keduanya samasama tertawa. Sementara Maryam hanya menundukkan pandangannya sambil mencoba menormalkan jantung, kalau terus ketemu Noer bisa-bisa kena serangan jantung. 

"Saya masih mencari calon makmum saya,doakan saja semoga dalam waktu dekat akan segera dipertemukan dengan bidadari syurga yang Allah pilihkan untuk saya." Noer sekilas melirik Maryam yang sedang menudukkan pandangannya. 

"Jika kamu sudah siap untuk melamar wanita itu maka jangan ditunda lagi, Noer." Edi memberi dukungan. "Kalau sama adik saya mau engga Noer lagian dia lulusan dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga di Yogyakarta nah Maryam juga mengambil Fakultas Adab dan Ilmu Budaya dan program studinya aduh lupa, kamu program studinya apa dek?" tanya Kak Edi pada Maryam. Sontak gadis itu menatap Kak Edi dengan gugup. 

"Aaa, aku mengambil program studi Sejarah dan Kebudayaan Islam," jawab Maryam terbata-bata.Lalu wanita itu berjalan ke mobil dan membuka pintu sebelah kemudi. 

Noer belum sempat menjawab tawaran Edi.Namun, lelaki itu sudah terlanjur pamit lebih dulu karena adik perempuannya sudah memasuki mobil,"Oh iya sudah mau magrib nih, kami pamit dulu yah,Noer. Jangan lupa mampir ke rumah bareng sama calon kamu nantinya." 

Kak Edi memasuki mobil dan menyalakan mesin. Setelah berpamitan mereka berdua meninggalkan pekarangan pondok pesantren, mobil hitam itu membelah jalanan kota bandung. Maryam memandangi jalan raya, sementara Kak Edi fokus menyetir mobil sambil melantunkan syair lagu Sigma Nasheed. 

Maryam mengikuti alunan lagu favoritnya dari grup Sigma Nasheed, apalagi dengan judul Istikharah Cinta yang mempunyai makna tersendiri bagi dirinya.

________ TBC ____

Assalammualaikum guys istikharah cinta akan mulai po tanggal 21 September 2019 yah 🤗🤗

1043 kata untuk bab 1 Istikharah Cinta

**** Publish ulang Bogor, 3 September 2021****

ISTIKHARAH CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang