Sasuke tidak tahu kejadian apa yang sedang menimpanya sekarang. Sekarang masih jam 3 pagi, dan ia terpaksa bangun dari tidur nyenyaknya dengan keadaan celana yang telah basah. Mungkinkah aku mengompol di umur segini, tanyanya dalam hati. Ia menggeleng lalu beranjak ke dalam kamar mandi setelah mengambil satu setel celana ganti.
.
.
.
.
"Kak Itachi, kau ada didalam?" Sasuke mengetuk pelan pintu berwarna hitam dihadapannya- pintu kamar Itachi, sang kakak.
"Masuk saja, Suke. Itu tidak dikunci." Sahut Itachi dari dalam. Sasuke membuka pintu kemudian berjalan masuk. Ia bisa melihat kakaknya yang sedang sibuk dengan laptop dan headset dikepalanya. Setelah mendudukan diri di kasur, Sasuke bertanya.
"Kak, kau pernah bermimpi?"
Itachi bergeming. Tangannya masih sibuk mengetik cepat laptopnya tersebut sedangkan Sasuke masih menunggu jawaban. 5 menit menunggu, Itachi tetap terdiam.
"Kak?"
Belum direspon
"Kak!"
Masih tidak direspon
"KAK!"
"Hmm?" Gumam Itachi pelan. Tangannya membuka headsetnya lalu memandang Sasuke dengan tatapan bingung. "Kenapa?" Tanyanya polos, nyaris membuat Sasuke meledak dan melempar kakaknya dari lantai 2 ini.
'Tahan, dia kakakmu' bisik malaikat di otaknya membuat Sasuke mendesah perlahan dan memilih mengulang kembali pertanyaan awalnya. "Kau pernah bermimpi?"
"Pfft, pertanyaan macam apa itu? Tentu saja aku pernah. Memang nya aku sepertimu yang tak beda dengan robot tanpa ekspresi?" Ejek Itachi. Sasuke memandangnya dengan datar, dan itu membuat Itachi meringis salah tingkah. "Iya iya, aku pernah. Memang kenapa?"
Sasuke berbaring memandang langit langit kamarnya kemudian menjawab "Aku tadi malam bermimpi."
"Lalu?" Entahlah, Itachi tak tahu apa yang salah pada otak adiknya sampai rela mengeluarkan suara hanya untuk pertanyaan dan jawaban tak bermutu seperti itu.
"Aku memimpikan dobe itu!" Erang Sasuke frustasi. Itachi memandang Sasuke dengan satu alis terangkat. Lalu apa masalahnya memimpikan sahabat sendiri?
"Memangnya mimpi seperti apa?"
"Hn..." Sasuke menutup sebelah wajahnya yang mulai memerah lalu kembali berbisik "Entahlah..."
"Hey, Wajahmu memerah! Eh? Pffft, kau mimpi basah? Dengan Naruto?" Sasuke melirik kearah Itachi dengan tatapan bingung. "Memangnya mimpi basah itu apa?"
"Kupikir kau benar benar jenius, tetapi ternyata kau cukup polos." Itachi terkekeh ringan lalu melanjutkan berkata "Adikku sudah dewasa..."
"Aku benar benar tak mengerti maksudmu." Ujar Sasuke datar.
"Mimpi basah itu... kalau kau mimpi melakukan 'itu' dengan orang lain." Jelas Itachi membuat Sasuke semakin terlihat bingung. "Itu? Itu apa?"
Itachi tak menjawab, tapi bibirnya masih setia memasang sebuah seringai misterius- sampai akhirnya membuat Sasuke paham dan melemparinya dengan bantal.
BUKKK
"Mesum!" Jeritnya kesal dengan rona merah disekitar pipinya. Itachi tertawa sangat kencang sampai terguling guling melihat ekspresi lucu adik nya yang paling ia sayang ini. "Tapi memang itu kan yang kau mimpikan..." Godanya dengan nada sing a song. Baru saja Sasuke akan mengelak, tapi tiba tiba saja pintu kamar Itachi terbuka dengan sangat keras.
"Saskey! Main ke rumah Sai yukkk. Disana ada Sakura juga lhooo." Yap, oknum yang masuk tanpa izin ke kamar Itachi itu sang sahabat pirang, Naruto. Jangan tanya kenapa ia bisa tahu. Ia kan punya insting yang tepat, hehe. Dari tempatnya Sasuke melirik Itachi dan sebaliknya, Itachi juga melirik ke arah Sasuke sambil kembali menunjukan senyum misterius itu dan kemudian mendorong bahu Sasuke untuk keluar dari kamarnya yang otomatis diikuti oleh Naruto.
"Naru, jaga Sasuke untuk kak Itachi yaa!" Ucapnya sebelum menutup pintu kamarnya sendiri dengan kencang, meninggalkan Naruto yang menatap Sasuke dan pintu itu bergantian dengan tatapan bingung. "Kak Itachi kenapa?"
"Tidak ada apa apa." Sasuke bergeming menatap Naruto yang terlihat sedikit aneh dari biasanya. Baju berwarna baby blue lengan panjang yang jauh lebih besar dari ukuran tubuh mininya dan- tunggu?! Naruto tidak pakai celana? "Kau tak pakai celana?"
"Enak saja! Aku menggunakannya!" Jerit Naruto tak terima sambil mengangkat sedikit bajunya, memperlihatkan celana seperempat paha berwarna hitam yang akan kembali menghilang setelah ia menurunkan bajunya. "Sudahlah, ayo pergi. Mereka sudah menunggu, tahu."
"Kenapa aku merasa dobe itu jadi manis sekali akhir akhir ini?" Gumamnya dengan ekspresi bingung lalu tiba tiba menggeleng gelengkan kepalanya- mencoba mengusir kata kata kakaknya sebelum mendorongnya keluar tadi yang kembali terngiang di dalam kepalanya.
"Ini kesempatanmu untuk mendapatkannya, Sas. Jangan disia siakan."
To Be Continued
Hayooo ambigu huehehe #Tabok
Terinspirasi dari sebuah cerita, tapi saya sendiri bingung bagaimana buatnya karna saya gak pernah ngalamin mimpi basah itu sendiri #KetawaGajeMohon maap kalau kata katanya ada yang menyinggung, atau sedikit tidak jelas. Atau bahkan kalau ada typonya. Saya mohon maap sebesar besarnya karna ini gak sempet saya cek sebelum publish- dan karna saya ngetiknya dari HP #BungkukBadan
Sekian, semoga kalian suka ya.
Salam hangat,
Lavender Joo
![](https://img.wattpad.com/cover/190543008-288-k254657.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Teme & Dobe Forever ▶SFN
RandomNaruto dan Sasuke itu sahabat- katanya. Tapi bagaimana jika akhirnya terkuak dimana terdapat rasa di salah satu pihak atau... dua belah pihak? Apa mereka akan terus menyebut kalau mereka sahabat? • Highest Rank • #3 in sasufemnaru #2 in Kurama #15 i...