Empat : Sekolah Dasar

3.5K 281 15
                                    

Ini sudah 3 tahun berlalu sejak pertemuan pertama mereka. Mereka- Sasuke dan Naruto kini sudah memasuki usia 7 tahun. Kedua nya bersahabat dekat. Dimana pun ada Sasuke pasti disana ada Naruto, dan begitu juga sebaliknya meskipun persahabatan mereka selalu disertai dengan perdebatan tidak penting.


Kini mereka secara resmi masuk sekolah dasar, tepatnya Konoha Elementary School. Teman mereka selama di sekolah dasar tak jauh berbeda dengan teman mereka saat di tingkat Taman kanak kanak. Ada Kiba teman setia Naruto, lalu Hinata, Ino, Sakura, Tenten, Neji, Shikamaru, Chouji, Lee, Shino, dan lain lain, dengan tambahan Sai sebagai murid baru.



Selama di sekolah dasar, Sasuke benar benar populer meskipun wajahnya sedatar teflon milik ibu nya, begitu kata Naruto yang sekarang sudah tidak cadel lagi. Sedangkan untuk Naruto sendiri, sebenarnya ia cukup populer.



Benar, dia memang populer dikalangan guru dan teman temannya. Populer karna kejahilannya yang tak ada habis habisnya. Bahkan Iruka- sahabat paman mesumnya si Kakashi itu hampir saja melempar gadis pembuat onar itu dari lantai 2, jika saja ia sudah kehilangan akal.



Dan ini lah kelanjutan kisah mereka...

.

.

.

.

"NARUTO!!" Teriakan murka itu menggelegar dari sebuah kelas. Didalamnya, Iruka berdiri dengan kepala dan telinga yang berasap melihat penampilan gadis cilik itu sekarang yang bisa dikatakan- miris.



Ia- Naruto menggunakan sebuah kaos tipis berwarna putih dengan pusaran 'Uzumaki' ditengahnya dan celana pendek. Matanya menatap kesal Baju seragam serta roknya yang basah, yang saat ini sedang ditentengnya. Rambut pirang panjangnya pun basah dan pipinya terlihat sebuah goresan yang masih baru dan sedikit berdarah.



Iruka menghampiri Naruto dengan cepat saat melihat anak itu hampir menangis. "Kenapa kau bisa seperti ini?" Tanya Iruka dengan nada mulai melunak. Dia mencari kain apapun yang bisa digunakan untuk mengeringkan rambut pirang Naruto yang mulai terlihat lepek. Iruka tidak menyadari berpasang pasang mata yang menatap mereka penasaran dari balik punggungnya.



"Mereka- hikss, mereka menceburkanku ke kolam halaman belakang! Hueeeee!!" Rengek Naruto sambil memeluk erat Iruka. Sasuke yang duduk di meja paling belakang hanya bisa mendengus dengan sikap manja sahabatnya sedangkan Iruka mulai bertanya tanya pada Naruto. "Siapa yang melakukannya, hm?"



"Hikss, Ku-kurama"



"Apa?! Bagaimana bisa? Aish, anak itu benar benar!" Gerutu Iruka pada murid kelas 3 yang merangkap sebagai kakak kandung Naruto itu.



Beberapa menit kemudian, terdengar langkah kaki menuju kelas 1, kelas dimana Naruto dan kawan kawannya menimba ilmu. Nafas orang itu terlihat tersendat sendat sebelum kemudian menarik Naruto dalam pelukan erat. "Naruto?! Astaga! Kenapa kau bisa sampai jatuh kedalam kolam itu?" Dia memutar mutar badan Naruto kemudian menghela nafas lega "Untung hanya lecet sedikit."



Iruka berdiri kemudian berkacak pinggang. "Bisa jelaskan ini, Namikaze?" Tanyanya dengan tatapan intimidasi yang membuat keduanya menoleh dengan pandangan berbeda.



"Hei, Iruka-sensei! Aku kan juga Namikaze"



"Hehehe"



Ucap mereka bersamaan membuat Iruka semakin menyipitkan matanya memandang kedua Namikaze tersangka didepannya.



"Jelaskan, Kurama. Kau membuat waktu belajar Matematika untuk kelas 1 jadi tidak efektif hanya karna kejahilanmu." Tekan Iruka pada si oranye yang kembali meringis bersalah.



"Sebenarnya, aku hanya menggantungnya di pohon besar itu karna ia terus berusaha untuk memanjat. Aku sudah bilang padanya untuk tidak berulah dan tunggu aku 1 jam. Eh, tapi dia malah bisa meloloskan diri dan tercebur ke dalam kolam." Cicit Kurama dengan cengiran lebar. Naruto yang berada disebelahnya menatap kesal lalu melayangkan sebuah tamparan ke pipi putih Kurama.



PLAKK



"Makanya, lain kali hati hati jika bersikap pada wanita. Apalagi padaku, Namikaze Naruto. Huh!" Ujarnya kemudian berjalan menuju tempat duduknya yang berada di sebelah Sasuke, meninggalkan Kurama dengan tatapan tak percayanya sambil memegangi korban keganasan adiknya yang mungkin akan berbekas cap tangan sang adik.



Iruka melihat drama itu dengan alis terangkat sebelah. Mereka terlihat seperti orang dewasa yang sedang bertengkar, batinnya nista sebelum menggelengkan kepalanya untuk mengusir pikirannya tadi. Seolah tersadar akan satu hal, Iruka mendelik pada Kurama yang masih memegangi pipinya dengan ekspresi Shock.




"Apa yang kau lakukan disini? Sana kembali ke kelasmu" Kata Iruka mengusir Kurama.



Dibelakang, murid murid kelas 1 menyuarakan sorakan pada Naruto yang berani menampar kakak sadisnya. Naruto bahkan terlihat bangga dengan pujian teman temannya seperti-



"Hey, kau keren sekali Naru." -Kiba



"Wah, aku harus meniru caranya!" -Ino



"Pipi Kak Kurama jadi semerah kepiting berkat Naruto" -Sakura




"Hn, Dasar Dobe." Naruto sedang sibuk menebar cengiran bahagia langsung beralih menatap tajam teman sebangku nya itu lalu menjerit.



"AKU TIDAK DOBE! DASAR TEME PANTAT AYAM MENYEBALKAN!!"



"NARUTO! KAU INGIN DIHUKUM HAH?!"



Nah, teriakan terakhir sudah tertebak dari siapa, bukan?





To Be Continued



Hei, hei semuaa. Kali ini nulis nya agak panjang beberapa kata lhooo #JingkrakJingkrak. emang sih cuma beberapa kata, tapi seneng aja gitu #NangisHaru

Nah gimana chap ini? Agak gak jelas? Emang hehe karna sebenarnya part Utama chap ini gak sempet dimasukin karna kepanjangan. Jadinya bakal diupdate di chap selanjutnya #LiatSkripsi

Pasti bakal ada yang protes nih momen Sasunaru nya kedikitan di chap ini, sakit mata bikin otak saya sedikit error gitu (ada yang tau obat selain Ins*o?). Nah, silahkan menghujat di samping saya (_._)                                                  👉

Sekian, semoga suka ya.

Salam hangat,
          Lavender Joo

[✓] Teme & Dobe Forever ▶SFNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang