Ah~ pagi ini benar benar hari yang cerah. Penuh dengan warna dan semangat para warga untuk menjalani aktivitasnya masing masing. Burung burung berkicau dengan indahnya membentuk alunan melodi yang sangat indah-
"Mati aku! Minggir minggir!"
-nya setidaknya sebelum sebuah suara dengan volume maksimum menghancurkan ketenangan tersebut.
"Permisi!"
Seorang wanita berseragam sailor berlari dengan sangat kencang. Rambut pirang panjangnya membuatnya terlihat seperti kilat yang sedang lewat.
"Permi- Ah! Maaf paman!" Wanita itu- yang kita ketahui adalah pemeran utama kita Namikaze Naruto terlihat berhenti sebentar untuk membantu paman yang ia tabrak tadi berdiri. Ia membungkukan badan berkali kali meminta maaf pada paman yang hanya tersenyum maklum itu.
Naruto terus menggerutu didalam hati. Hari ini hari senin. Hari yang benar benar dibenci olehnya, bahkan mungkin untuk seluruh murid sekolah. Tentu saja alasannya bukan hanya karna kegiatan rutin senin pagi- Upacara dan jangan lupakan pelajaran pelajaran sulit yang entah bagaimana bisa bersatu di hari senin yang melelahkan.
Belum lagi tadi pagi, ia lupa kalau jam wekernya sedang dalam mode rusak karna sehari sebelumnya dilempar dengan sadis oleh dirinya sendiri. Jadilah ia yang seharusnya terbangun jam 5 pagi, malah terbangun saat jam sudah menunjukan setengah 7.
"Pak! Jangan ditutup!" Jerit Naruto ketika dari kejauhan ia melihat penjaga gerbang yang akan menutup gerbang masuk KHS. Namun si penjaga sepertinya tak mendengarnya dan hal itu membuat Naruto kalut.
"Jangann!!!"
HUPPP
Naruto mengusap rok belakangnya yang terkotori oleh debu seraya melambaikan tangan pada penjaga yang menatapnya dengan mulut ternganga melihat aksi berlebihannya hanya untuk memasuki gerbang.
"Terima Kasih pak!"
.
.
.
.
"Naruto? Tumben kamu telat." Naruto menoleh ke belakang dimana Sakura berdiri dan berbisik padanya. Mereka sedang upacara omong omong.
"Aa... kesalahan teknis pagi hari." Jawab Naruto sambil menggaruk tengkuknya canggung. Memang sih semenjak masuk High School dia sudah menjauhi hal hal yang berbau kenakalan, karna Kushina sempat mengancamnya dengan mengatakan akan mengirimnya ke rumah pamannya Uzumaki Nagato di Ame. Jadi tak heran kalau Sakura bertanya hal itu padanya.
"Oh, begitu... Eh ngomong ngomong rokmu sedikit kotor." Sakura kembali berbisik. Netra Emeraldnya melirik ke arah guru Asuma yang sedang memberikan amanat upacara sambil tangannya menepuk nepuk rok Naruto yang kotor.
"Kalian tahu kalau sekolah kita rutin mengadakan lomba kebersihan, dimana lomba tersebut diadakan secara mendadak setiap sebulan sekali dan hasilnya langsung kami umumkan- dan sensei akan umumkan sekarang. Seperti biasa kelas XI-A menjadi unggulan. Berikan tepuk tangan untuk ketua kelas XI-A beserta wakilnya, Uchiha Sasuke dan Sabaku Gaara."
"Woooooo!!!"
"Dan, tetap sama seperti bulan bulan sebelumnya, peringkat kelas terkotor adalah- XI-B. Kalian harus berusaha lebih keras untuk membersihkan kelas kalian, karna kelas kalian benar benar seperti kapal pecah. Nara Shikamaru beserta Namikaze Naruto selaku wakilnya, kurasa kalian seharusnya mengambil andil untuk masalah ini. Sekian, upacara bisa kembali dilanjutkan"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Teme & Dobe Forever ▶SFN
AléatoireNaruto dan Sasuke itu sahabat- katanya. Tapi bagaimana jika akhirnya terkuak dimana terdapat rasa di salah satu pihak atau... dua belah pihak? Apa mereka akan terus menyebut kalau mereka sahabat? • Highest Rank • #3 in sasufemnaru #2 in Kurama #15 i...