Senjata Makan Tuan

117 17 7
                                        

"Hai...."

Kalian dengar suara bass itu menyapa begitu canggung, dari sorot matanya ia begitu rindu. Tapi mengingat bagaimana ia memutuskan untuk meninggalkan wanita di depannya sangat tidak mungkin jika ia langsung berhambur memeluk atau sejenisnya untuk melepaskan rindu yang tak kunjung dituruti itu.

Wanita itu jiyeon, ia memilih tidak membalas, bola matanya mulai berkaca-kaca tapi ia memutuskan berkedip untuk menenggelamkan cairan yang ingin berlarian keluar dan rindu itu kembali ia tabung, egonya masih lebih tinggi. Ia memang sangat ingin mengetahui keberadaan pria di depannya, untuk meluapkan semua kebenciannya, tapi waktu lagi dan lagi tidak bersahabat dengannya. Lalu jika keadaan seperti ini strategi apa yang harus ia lakukan. Ia tidak mempersiapkan strategi dalam keadaan seperti ini. Apa ia harus membalas?, atau menamparnya saja lalu pergi? Mampukah tangannya bergerak menyentuh wajah yang pernah ia jabah kurang lebih  setahun yang lalu. Pikirnya.

"Hei BEBEK kau masih disini??" Suara itu memberi oksigen untuk nya, oke mungkin ia akan berterima kasih sebanyak mungkin pada pria yang menegurnya dengan sopan itu. Sangat sopan.

"Aku melupakan barang-barangku di motor mu CICAK " Mungkin dengan bersiteru dengan pria yang berstatus tetangganya itu akan berhasil membuatnya sedikit rilex. Dan menetralkan aliran darahnya dan laju detak jantung nya.

"Kau mengabaikan ku" Pria itu chanyeol kembali bersuara saat melihat interaksi teman satu kantor nya itu dan istrinya(?) masih pantaskah ia memanggilnya istri.

"Kalian saling kenal?" Taehyung bertanya, karena sebelum ia sampai di pintu utama tadi, ia seperti melihat mereka berinteraksi.

Secara bersamaan jiyeon dan chanyeol menjawab tidak dan Ya. Kalian bisa menebak siapa yang mengatakan tidak kan? Yah itu jiyeon.

"Aku tadi bertanya ruanganmu, tapi karena kita sudah ketemu. Jadi cepat buka sadel motor mu"

Chanyeol tidak akan protes, ia mengerti apa yang dirasakan wanita itu, di hianati oleh suami sendiri. Bibirnya tersenyum kecut, pantaskah ia di sebut pria.

Ia menatap punggung jiyeon dan teman satu kantor nya itu. Sepertinya mereka sangat dekat. Pikirnya, sedikit takut. Bagaimana jika mereka menjalin hubungan. Bukan kah iya masih sah sebagai suami. Berharap agar jiyeon menerimanya kembali,. sebut saja iya pria tidak tau malu ah tidak tapi pria muka tebal. Dengan bibir kotornya yang begitu lancang menyapa, lalu berharap dibalas.  Cih untuk membalas kalimat "hai" Mu itu tidak segampang itu Bambang .

Sebelum ia juga memutuskan berhenti menatap jiyeon dan taehyung terbesit di benaknya, jiyeon terlihat 2x lipat lebih cantik. Apa jiyeon tidak mengandung dan melahirkan bayinya?. Ingin sekali ia menanyakan perihal bayi yang pernah ia tanam pada rahim wanita itu.

#######

Taehyung meneliti raut wajah jiyeon yang melamun, yap mereka kini di sebuah warung dekat kantor taehyung, mereka makan siang. Taehyung berbaik hati mentraktir wanita beranak satu itu.

"Kau mengenal chanyeol bukan?" Ia menebak.

"Chanyeol??"

"Pria yang kau temui tadi"

"Aku tidak menemuinya" Jiyeon ketus

"Tapi kau mengenalnya??"

"Bukankah namanya lee hyuk chan?"

"Nah kan kau mengenal nya."

"Tapi bukan dengan naman chanyeol" Oke jiyeon penasaran kenapa taehyung manggil nya chanyeol bukankah namanya itu ada ketika chanyeol terdampar di desanya. Kenapa sampai tersebar kekota ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang