"Kebut-kebutan di jalan, minum minuman keras, bawa senjata-sanjata berbahaya, bahkan sampai pada narkoba. Itu semua melekat pada diri generasi muda di era sekarang! Khususnya Indonesia. Apa jadinya negara ini di masa depan?! Hacur? Ditindas negara lain? Atau koruptor di mana-mana?"
Sesuai dengan rencana, SMA Aksajaya mengadakan penyuluhan untuk semua mahasiswa dengan mendatangkan Gana Dimitri Muhammad. Dia adalah salah satu motivator muda berusia 27 tahun yang begitu digandrungi banyak wanita. Tampang yang lumayan membuatnya selalu mendapatkan tawaran untuk mengisi seminar-seminar di berbagai kota. Bahkan katanya ia selalu mendapatkan undangan ke salah satu universitas di luar negeri.
"Ingat dengan peristiwa Pertempuran Ambarawa tanggal 20 Oktober 1945 di Semarang?" Tanyanya pada para siswa yang duduk lesehan di lapangan sekolah. Namun hanya beberapa siswa yang menjawab. "Pasti yang jawab pertanyaan saya kelas unggulan ya?" Candanya dan dibalas tawaan oleh semuanya. Mungkin inilah yang membuatnya selalu mendapat undangan untuk mengisi seminar. Selain tampan dan milenial ia juga bisa mengajak pendengarnya untuk tertawa walaupun hanya sebentar.
"Saya becanda, lagian gak semua murid unggulan patuh kan?" Semua siswa yang bukan kelas unggulan mengiyakan. "Walaupun pintar, tapi sopan santun lebih utama, bukan begitu bapak ibu guru?" Sindirnya sambil menatap deretan guru-guru yang duduk di sebelah kanannya. Tahu sendiri kan bagaimana manusia jaman sekarang. Mereka tak pernah menyimpan prinsip undzur maa qola, wa laa tandzur man qola. Menurut mereka, yang punya jabatan selalu benar. Itulah akibatnya bila terlalu terbelenggu dengan dunia.
"Oke oke, kembali ke point awal yaa. Pertempuran Ambarawa ini melibatkan para pemuda yang di mana Sekutu dan NICA membebaskan anggota sekutu yang ditahan di penjara bangsa kita," tiba-tiba Gana menghentikan pembicaraan. "Aduh, haus euy, tunggu ya." Gana nampak terkekeh lalu mengambil air minum yang sudah di sediakan panitia sekolah. "Ini saya kadang heran, kenapa setiap saya ngisi seminar pasti dapetnya air putih. Memang dipikir saya gak suka minuman berwarna gitu?" Mendengar itu, semua siswa juga guru tertawa terbahak-bahak.
"Gak gak, hereuy atuh pak, bu." Ia membungkukan tubuhnya menghadap kepada para guru. "Kita harus bersyu?"
"Kurrrr," jawab serempak para siswa.
"Cakep!" Ia menaikan jempolnya dan detik kemudian menenguk air minumnya. "Alhamdulillah, ada manis-manis nya." Entah untuk keberapa kalinya, semuanya tertawa lagi.
"Dan para pemuda juga Tentara Keamanan Rakyat pun memberontak, terjadilah perang ambara?"
"Waaaa," jawab seluruh siswa.
"Nah ya, kalau di perang itu tawuran karena membela negara. Coba kalau di sini? Karena membela apa coba?"
"Rebutan pacar Kang!" Teriak salah satu siswa laki-laki.
"Waduhhh, jangan atuh, jangan pacaran dulu ya." Gana tertawa kecil. "Saya yakin pasti di sini sering ada yang tawuran juga kan?" Para siswa langsung saling tunjuk. "Biasanya yang nunjuk-nunjuk temennya nih yang suka ngelakuinnya. "
"Huuuu," sorak para siswa.
"Udah, udah. Pembicaraan kita terus terpotong kan jadinya," ucapnya lalu mengambil nafas dalam-dalam. "Di ujung jalan sekolah, di dekat pabrik tekstil saya sering liat anak sekolah sini tawuran." Para guru pun nampak menatap siswanya nanar. "Saya gak tau penyebabnya apa, mungkinkah membela kebaikan? Saya gak tau juga sih."
Merasa engap terus berbicara, Gana pun diam sejenak. "Asal kalian tau ya, saya ini punya teman, dia ketua gangster yang katanya tersadis di kota Bandung." Para siswa, khususnya siswa laki-laki nampak begitu antusias. "Kalian tau kan Akas Gardapati? Dia itu teman saya." Mendengar itu, seluruh siswa pun heboh seketika.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gardapati
Action[ ⚠ Jangan lupa vote ya.. ] Bagi seorang Jihan Apsari Laksani, jodoh adalah cerminan diri, sesuai dengan yang dikatakan dalam Islam. Tapi pandanganya tentang jodoh adalah cerminan diri berubah saat ia menikah dengan Akas Gardapati. Seorang ketua gan...