Seperti hari-hari biasanya, Akas memberikan arahan terlebih dahulu sebelum melakukan misi. Akas selalu menggunakan intelligece-nya untuk menghindari yang namanya kegagalan. Karena jika menggunakan logika maka bisa saja misinya fail. Dalam percintaan saja pria yang selalu menggunakan logika pasti akan kalah oleh wanita, apalagi dalam pertempuran?
"Gua dapat info kalau di SMA Aksajaya ada yang make barang." Akas memberitahu anggotanya mengenai permasalahan yang harus mereka selesaikan kali ini.
"Kita harus gerak cepat sebelum barang haram itu ngancurin anak-anak lainnya.""Siap!" Teriak semua Anggota Gardapati.
"Dan satu lagi," jari telunjuk Akas sudah terangkat. "Ingat, kita ini bakalan operasi di sekolahan, jaga sikap jaga prilaku. Gua tau ini sulit, gua sendiri gak tau bisa atau enggak meredam amarah nanti. Tapi kita ini seseorang yang berusaha menegakkan keadilan, walaupun memang cara kita selalu salah tapi jangan berhenti berjuang." Akas menyemangati para anggotanya yang rata-rata masih berusia dua puluh tahunan itu.
"Siap!" Lagi-lagi semuanya mematuhi perintah Akas.
"Oke, gua harap kalian paham sama apa yang barusan gua omongin. Dan sekarang waktunya kita jalanin misi hari ini, go!"
Dan detik itu juga seluruh pria dengan setelah jas itu pun berlari menaiki mobil yang sudah terparkir di halaman kediaman Gardapati. Seperti biasa, Akas satu mobil bersama dengan Bajra.
"Gimana Adira?" Tanya Akas tiba-tiba, persis setelah ia menancapkan gas.
Bajra pun menoleh ke arahnya. "Masih sama, keras kepala dan urakan." Akad pun hanya menanggapinya dengan anggukan, tak lupa sebelah alisnya terangkat. Itulah ciri khas seorang Akas Gardapati.
Tak butuh waktu lama, akhirnya tiga mobil yang berisikan anggota Akas sampai di depan gerbang.
"Selamat siang Tuan," ucap satpam sekolah ramah. Akas lagi-lagi hanya menanggapinya dengan anggukan.
"Suruh dia keluar," pinta Akas pada satpam tersebut. Satpam itu pun lantas segera berlari memasuki area sekolahan.
Akas menoleh ke sebelah kanan, Bajra sudah bersiap dengan pistolnya. Namun segera Akas dorong pistol itu, meminta Bajra untuk tak memainkan pistol itu sekarang. Bajra pun mengiyakan dan langsung kembali menyelipkan senjata itu ke dalam tempat pistol yang terpasang di ikat pinggangnya.
"Apa sih Pak, lepasin gua gak?!" Terdengar samar-samar suara seorang pemuda tengah mendengus.
"Ini Tuan!" Satpam itu pun menyerahkan sekarang pemuda, dengan seragam yang sudah acak-acakan kepada Akas.
Pemuda itu nampak bingung, namun ia tak memberontak saat satpam itu mendorongnya kehadapan Akas.
Akas pun menangkapnya, mencekal kuat kerah baju bagian belakangnya dan mengunci pemuda itu agar tak bisa lari darinya.
"Sini lu!" Bajra menariknya dan membawanya sedikit menjauh dari sekolah.
"Saya pinjam dia sebentar." Akas meminta ijin pada satpam tersebut. Satpam itu pun lantas mengiyakan.
Dan kini Akas berada di hadapan pemuda tadi yang sudah terlebih dulu Bajra interogasi. "Dia gak mau ngaku Kak!" Ucap Bajra penuh emosi.
Akas pun menatap pemuda itu dingin. Sikapnya dalam menghadapi pengacau yang masih belia dan yang sudah berumur memang beda. Akas yang kasar pun tahu bahwa anak yang masih labil sepertinya akan semakin melonjak jika dikasari.
"Biar gua," Akas menyingkirkan Bajra pelan. Nampak pemuda itu ketakutan, ia jelas tahu siapa Akas Gardapati dan bagaiman amarahnya seorang Akas Gardapati.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gardapati
Боевик[ ⚠ Jangan lupa vote ya.. ] Bagi seorang Jihan Apsari Laksani, jodoh adalah cerminan diri, sesuai dengan yang dikatakan dalam Islam. Tapi pandanganya tentang jodoh adalah cerminan diri berubah saat ia menikah dengan Akas Gardapati. Seorang ketua gan...