🏔[6] Pulang

6.7K 297 36
                                    

STEVIA turun dari bus saat sampai di terminal lebih dulu, Rimba yang siap siaga membantunya menurunkan tas, membuat senyuman lebar tidak pernah luput dari bibir Stevia--karena pacarnya yang super manis.

"Aku ... pulang dulu, ya?" cewek itu menggigit bibir dan menundukkan kepalanya, merasa belum rela berpisah dengan Rimba.

Rimba mengangkat dagu Stevia, "sampai jumpa."

Stevia terkekeh. "Hehe iya. Eh Rimba turun di mana?"

Rimba mengacak rambut pacarnya gemas, senyuman ikut terbit di bibirnya. "Di depan, bentar lagi."

"Oh ya udah,"

"Woi mas buruan! Mau nyari penumpang nih!" teriak kernet bus, membuat Rimba sedikit mendengus.

Stevia tertawa kecil melihatnya, memeluk Rimba sebelum benar-benar berpisah. "Ya udah, sana pulang dulu. Sampai jumpa, hutan Rimba-ku."

Rimba mengeratkan pelukannya sesaat, "sampai jumpa kembali. Bunga abadi-ku."

"Iya, udah cepet. Udah pada di protes tuh,"

"Kamu ke rumah jalan kaki?" tanya Rimba lagi, dengan pandangan tak luput dari wajah Stevia. Berusaha merekam wajahnya, untuk diingat jika mereka nanti bertemu lagi.

"Di jemput, nanti Tantan jemput, kok."

"Oh," sahut Rimba pendek.

"Jangan cemburu gitu," Stevia tertawa sambil mencubit pipi Rimba, membuat cowok itu merenggut walau diam-diam senang.

"Mas, tak tinggal nih ya!" teriak kernet itu lagi, diikuti beberapa penumpang dengan tak sabaran.

Rimba mengecup pipi Stevia sekilas, terlalu cepat sampai Stevia merasa dunianya berhenti. "Aku pulang dulu, nanti aku telepon. I love you."

Disertai sorakan para penumpang, Rimba kembali ke dalam bus, memandang Stevia dari kaca dan tertawa kecil kala melihat Stevia-nya yang masih terlihat kaget.

Bersamaan dengan mobil bus yang berjalan, sebuah motor astrea grand menarik perhatian Rimba.

Terlebih lagi saat motor itu berhenti di depan Stevia, dan cowok yang membawa motor antik itu memeluk pacarnya, membuat Rimba melotot kaget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terlebih lagi saat motor itu berhenti di depan Stevia, dan cowok yang membawa motor antik itu memeluk pacarnya, membuat Rimba melotot kaget.

"Anju!"

"Sahabatnya kali, cemburu amat." sahut Deri di belakang yang sejak tadi memperhatikannya, sambil melempari Rimba dengan kacang.

Mata Rimba sampai melirik ke belakang, sehingga akhirnya Stevia dan cowok itu menghilang ditelan tikungan.

"Matanya mas, biasa aja." tambah Ilham terkikik geli.

"Bangke banget, itu cowok pegang-pegang pacar orang,"

"Ya setidaknya lo udah lebih dari tuh cowok, lo udah nyium Stevi juga, 'kan?" kekeh Deri.

Rimba mendelik, "berisik bat bangsul!"

•••

Stevia yang hendak menarik carrier ke punggung menghentikan gerakannya saat mendengar suara motor tua yang kini berhenti di hadapannya.

Hening, keduanya saling berpandangan. Sampai akhirnya cowok itu lebih dulu memeluknya. "Gilaaa, gue takut banget lo kenapa-kenapa. Gue baca berita yang lagi viral itu soalnya, lo baik-baik aja?"

Stevia terkekeh dalam pelukan orang itu--yang tak lain adalah Tantan, sahabat seperorokannya. "Like you see,"

Bisa Stevia rasakan jantung Tantan yang berdetak cukup cepat, dan tarikan napas cowok itu berkali-kali. "Padahal lo ke sini naik motor, secapek itu emang?"

Tantan melepas pelukannya, menatap Stevia tidak paham. "Maksud lo?"

"Jantung lo kenceng banget detakannya, terus napas lo juga kayak mau mati gitu," candaannya membuat Tantan mendengus sebal. Namun Stevia melihat mimik salah tingkah di wajah sahabatnya itu.

"Bangke sia,"

"Heh kasar!" Stevia mendelik.

"Ya udah atuh, Bunda Rita udah nunggu. Lo mau di sini aja?"

"Ya udah ayo pulang, bawain carrier gue ya, aplikasi cari jodoh."

"Untung sayang," guma Tantan pelan, dan tanpa protes mengambil carrier Stevia ke punggungnya.

"Motor lo kenapa gak diganti aja gitu, sih? Udah seumuran bapak gue ini motor!" tunjuk Stevia pada motor legendaris itu.

"Kagak, kagak. Justru nih motor antik, kalo dijual mahal harganya."

"Ya udah jual, beli yang baru."

Tantan mendelik, "gak. Gak akan. Emang kenapa sih? Lo malu jalan sama gue pake motor bekjul begini?"

Stevia menyandarkan kepalanya pada bahu Tantan, memukul bahu cowok itu pelan. "Jalan bos."

"Selalu gitu," dengus Tantan.

"Duh, gue capek. Gue gak mau debat, Tan."

Tantan menghela napas, mengalah dan mulai menjalankan motornya.

Dalam perjalanan, tak henti-hentinya cowok itu melirik Stevia yang memejamkan matanya dari spion, diam-diam tersenyum getir.

Andai lo tahu Stev, apa arti degupan jantung yang gue rasakan tadi ...

••••••••••••••••••••
Enjoyyyyy

Seoul-medang, 12Juli 2019.

Luv,

Luv,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Climber CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang