🏔[2] Api Unggun di kala Salju

11.2K 485 77
                                    

SETELAH menempuh waktu selama tiga jam untuk sampai shelter, Stevia langsung mendirikan tenda bersebelahan dengan tenda laki-laki ber-headband dan teman-temannya--yang ditemuinya di basecamp--tepat di sebelah sang saka merah putih.

Malam itu suasana di shelter bisa menghilangkan rasa letih yang mereka rasakan, pesona pemandangan kota yang luar biasa indahnya di bawah sana. Banyaknya tenda yang berdiri dan suara para pendaki yang bersahut-sahutan seolah memantul.

Stevia mengumpulkan beberapa kayu bakar untuk menghangatkan tubuhnya dibantu beberapa teman laki-laki itu. Memang benar, anak-anak pendaki solidaritasnya luas biasa.

"Lo kok bisa-bisanya muncak sendirian, dari mana?" celetuk salah satu teman laki-laki ber-headband yang belum Stevia ketahui namanya, tapi temannya itu Stevia ketahui bernama Deri.

"Bandung."

"Eh kita juga," sahut Ilham, temannya yang lain. "Lo masih sekolah?"

Stevia mengangguk. "Yap, tahun terakhir. SMA Pertiwi."

"Anjir satu angkatan kita," kekeh Deri. "Omong-omong SMA Pertiwi yang seragamnya ala-ala Jepang itu, ya?"

"Iya. Hehe... Kok tahu?"

"Tahu, ada temen di sana."

"Oh..."

"Ribut apaan?" laki-laki yang paling menarik perhatian Stevia baru saja kembali dari toilet dengan membawa beberapa kayu dan air asli gunung karena air minum yang mereka bawa sudah habis.

"Ini, ternyata kita satu angkatan sama Stevi." Deri membantu menjawab. "Ngomong-ngomong, nama dia bagus, Stevia Edelweiss, pasti dulu orang tuanya suka muncak dan suka bunga kembar itu." kekeh Deri.

"Oh, nama lo Stevia Edelweiss?"

Stevia meneguk ludahnya. "I-iya."

Laki-laki itu tersenyum, seolah paham jika Stevia juga ingin tahu namanya. "Kenalin, gue Rimba."

Stevia terkekeh. "Hai, Rimba."

Yang membuat Stevia berdebar adalah saat tiba-tiba Rimba duduk di sebelahnya, menggeser posisi Deri membuat laki-laki itu sedikit menggerutu.

"Lo pertama kali ke Guntur?"

"Iya, ditambah pertama kalinya muncak sendirian haha."

Rimba mengernyit. "Biasanya sama temen organisasi?"

"Kok lo tahu?"

Rimba tertawa kecil. "Cuma nebak, btw gue baru lihat cewek muncak sendiri selain berdua sama pacarnya. Lo keren."

"Dunia terasa milik berdua yang lain ngontrak," Ilham medengus, diikuti Deri yang bersiul-siul membuat Rimba dan Stevia terkekeh.

"Biasanya gue juga muncak sama Tantan, tapi kali ini lagi pengen sendiri."

"Pacar lo? Ketemu di Tantan gitu maksudnya?" tembak Rimba.

"Bukan lah, itu nama dia emang Tantan. Sahabat gue dari orok."

"Oh jadi masih jomblo? Gue bisa daftar?" sela Deri sambil mengerling jahil, Stevia tertawa dan dia teringat sesuatu. Dia lupa memberi kabar pada Tantan!

"Astaga!" cepat-cepat cewek itu mengambil ponselnya, mencari kontak Tantan dan langsung meneleponnya, beruntung kartunya ada sinyal di atas sana.

Climber CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang