HUJAN rintik-rintik cukup membasahi kota Bandung hari ini, sialnya Stevia yang memang teledor tidak membawa payung. Bel pulang sekolah sudah berbunyi lima menit lalu, dan dia masih mematung memandang rintik hujan dari genteng depan kelas. Hujan baru cina--membuat sakit, biasanya orang-orang menyebutnya begitu.
"Lo pulang sama siapa?"Stevia menoleh, mendapati Dini--teman sekelas sekaligus satu-satunya teman cewek yang dekat dengan Stevia.
"Gak tahu,"
"Gak bareng Tantan? Tumben amat,"
"Males,"
Dini berdecak, "ck lo bedua kek orang pacaran aja. Ribut mulu. Lagian ya, Tantan cemburu kali lo tiba-tiba punya pacar gitu,"
Stevia tertawa. "Cemburu apanya, dia sobat seperorokan gue. Ya kali,"
"Tapi tadi..."
"Dia cuma cemburu karena dia takut gue lupa diri gitu loh, bukan karena dia--eh!"
Stevia jelas kaget saat seseorang tiba-tiba menarik tangannya, saat melirik ternyata Tantan.
"Gue mau pulang sendiri!" protes Stevia kesal.
"Mau sakit?" delik Tantan. "Udah tahu lo paling gak bisa main hujan. Iya, gue tahu lo suka hujan, tapi gak bisa kena hujan apalagi baru cina. Lo sakit nanti."
Stevia memutar kedua bola matanya. "Bukannya lo marah sama gue?"
"Siapa?"
"Lo, lah,"
Tantan tertawa. "Iya, gue emang cemburu kalo lo punya pacar, nanti gak bisa jalan berdua, gak bisa curhat, gak bisa main-main pokoknya kita."
"Ya kita tinggal main bertiga, beres, kan?"
"Ya kali, yang ada nanti pacar lo yang anak Nusa itu cemburu."
"Ya--"
"Loh, kamu belum pulang?"
Stevia yang masih berdebat dengan Tantan menoleh, nyaris memarahi orang yang baginya mengganggu itu namun niatnya terhenti saat melihat siapa orang itu. Rimba, dengan senyum manisnya.
"Loh, kamu kok di sini?" Stevia tersenyum lebar. "Ngapain?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Climber Couple
Teen Fiction[ SUDAH TERBIT ] "Akan aku beri tahu kepada para pendaki, bahwa ada yang lebih indah dari gunung, yaitu kamu." ~Rimba Alfonso. Stevia Edelweiss, gadis biasa saja yang saat bosan hobinya cukup aneh, pergi ke hutan dan bermalam di sana. Hingga suatu h...