gadis gila

24 3 0
                                    

Pagi ini senja nya dengan melupakan masalahnya sejenak. Sekolah itu baginya tempat mencari ilmu, dan mencari ketenangan.

Ya semenjak dia pulang dari sekolah kemarin ayah dan ibu nya bertengkar hebat, namun dengan tidak peduli dia masuk kekamar dan menangis.

Ya air matanya sangat mahal untuk dilihat keluarganya. Dia tidak mau bunda melihatnya rapuh. Jadi bunda pun sangat bersyukur jika aku tidak peduli dengan masalah itu.

Dan aku harus bergerak tanpa harus berdiam di pusaran masalah. Dia sangat sedih, dia peduli, tapi ia lelah karena batinnya terus tersiksa untuk melihat hal seperti itu.

Disini senja, didalam mobil abangnya. Setiap pagi, menjelang fajar tiba, abangnya selalu mengajaknya jalan jalan, sekedar mencari udara pagi.

Dia sangat menyukai fajar, dimana semua orang memulai harinya dengan senyuman yang merekah.

Tidak seperti senja, orang orang selalu terlihat lelah di penghujung hari itu. Seperti hatinya sendiri yang lelah

Senja tersenyum getir menatap jeluar jendela
Cengeng lu bangsat, kaya sinetron natasya wilona aja
Batin senja

Dia pun sampai di sekolah. Dia langsung mencium kedua pipi abang kesayangannya, dan tersenyum lebar

"Semangat godain cewe cewe di kampusnya" canda senja menyemangati dan mencoba menghibur abangnya.

Kevin tertawa ringan mendengar adiknya mencoba menghiburnya

"I love you, eh maaf, aku takut digebukin cewe lo kak haha, udah ah gue masuk ya, jangan rindu" senja pun melambaikan tangan dan masuk ke gerbang sekolah.

Matanya menangkap sosok laki laki yang baru saja keluar dari mobil dan berjalan sambil menyumpal kedua headset ke telinganya.

Dengan langkah gontai, dia menuju ke kakak kelasnya itu. Entah dorongan dari mana, dia berani melakukan itu.

Karena semua warga sekolah tahu bahwa laki laki itu sangat irit bicara dan ketus. Sebenarnya senja juga sudah tahu bahwa itu fajar, kakak kelasnya yang termasuk most wanted.

Sering saat BAB di toilet, dia selalu menguping kakak kelasnya yang membicarakan fajar karena ketampanan dan ketus yang dimiliki nya.

Namun senja tidak tahu bahwa fajar yang orang bicarakan setampan itu.

Dia pun mensejajarkan langkahnya dengan fajar, orang yang ditabraknya kemarin. Fajar yang menyadarinya langsung menoleh dengan tatapan tidak suka.

Fajar melepaskan headset nya dan menatap senja sinis.
"Mau apa lo?" Tanya fajar to the point

"Gue mau lo dong" batin senja mantap.

"Ini gue mau minta pulpen nih, butuh" pinta senja asal dengan senyum lebar.

"Dia sekolah tidak membawa pulpen? Dasar gadis gila" batin fajar. Sepertinya gadis ini meminta ngasal dan tidak benar benar perlu.

"Ngga" tolak fajar ketus. Dia langsung melanjutkan langkahnya. Senja pun kembali menyamakan langkahnya dengan fajar.

"Ihh pinjem dong, gue butuh nih" paksa senja

"Ngga punya" jawab fajar ngasal, agar perempuan ini cepat pergi dari hadapannya. Perempuan itu pun terlihat manyun.

Dua detik kemudian wajahnya yang manyun pun berubah menjadi cengiran lebar.

  "Kalo nomor whatsap punya?" Tanya senja dengan tidak ada malu nya

"Ini udah ada pulpennya" beri fajar cepat dan tetap memandang kedepan.
Dia pun langsung mempercepat langkahnya, agar terhindar dari perempuan aneh itu.

"ish kok ada pulpennya sih, ganggu aksi gue aja " batin senja kesal. Padahal baru saja ia akan melakukan aksinya.

Fajar pun tak habis pikir dengan keanehan dan keberania yang perempuan ini miliki untuk mendekatinya.

Hey, dia baru saja melihat gadis ini, dan dengan insiden sialan.
Fajar menatap perempuan ini dingin
Dengan tatapan mengusir dirinya.

"Dasar gadis gila" batin fajar.

Jangan lupa voment zheyengg

sepotong senja untuk sang fajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang