topeng

16 3 0
                                    

motor besar berwarna hitam berhenti didepan rumah minimalis. suasana perumahan cukup tenang tapi tidak dengan pemilik rumah ini. rumah senja, gadis yang dua hari ini selalu saja menampilkan keberaniannya untuk mendekati fajar. tiba tiba dari arah pintu terhempas perempuan dengan kasar.

 dan munculah seorang lelaki dengan tatapan penuh amarah, senja dan seorang laki laki remaja. lelaki yang diduga adalah ayahnya berteriak kencang dan tak henti menampar perempuan yang terduduk lemas. senja yang histeris melihat yang diduga abangnya, mulai membaku hantam ayahnya. 

keadaan perumahan cukup sepi hingga tak ada yang menghiraukan pertengkaran dirumah. mata fajar dengan lihai terus memperhatikan detik demi detik pertengkaran dikeluarga ini. dia sangat terkejut melihat pertengkaran ini, seumur hidup dia tidak pernah melihat kejadian ini menimpa keluarganya

"SUDAH AKU BILANG JANGAN IKUT CAMPUR" ayahnya memperingati  abangnya dan diikuti dengan sebuah tamparan. ayahpun beralih lagi ke ibunya dan mengambil vas bunga yang ada dimeja teras dan melempar ke arah ibunya. senja lalu berteriak dan berlari ke arah ibunya yang sudah penuh darah. abangnya pun yang sudah lemas tak kuat untuk melawan ayahnya kembali, hanya terdiam menatap ibunya yang perlahan menutup mata

"mama sayang senja dan rian" ucap ibunya lemas dan mulai menutup mata. senja makin histeris 

"maaa bangun,bangun ma....." senja yang tak henti menggoyangkan tubuh ibunya

"senja juga sayang mama" ucapnya lemas dam menunduk. abang nya mulai menarik senja ke dalam pelukannya. dia pun mencoba melepaskan dan bangkit dan menatap ayahnya 

"Inikan yang ayah mau dari dulu? mau liat mama jadi mayat? wah ayah bukan hanya seorang yang gila namun juga psikopat" 

"BANGSAT, DIMANA AYAH YANG DULU? YANG SELALU PENGEN KUMPUL SAMA KAMI?YANG SELALU RINDU KAMI?" teriak senja dan berlari keluar rumah. saat dia baru keluar dari pagar, sebuah lengan menariknya dan menuntun dirinya untuk naik ke motornya. betapa terkejutnya senja melihat  fajar ada disini

-----------------------

sekarang mereka disebuah jembatan yang cukup sepi. matahari pun mulai terbenam, senja pun dengan mendung mulai menghiasi bumi. fajar menatap senja dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"cerita" singkat fajar menatap ke arah sungai. senja pun menunduk dan mulai bercerita. dia sempat memikir, apakah fajar cukup aman menjaga rahasianya?mengapa dia peduli dengan urusan keluarganya? dan apa jaminannya dia tidak akan membongkar. namun dia pasrah, dia tak tahu harus bercerita kepada siapa.

"dulu keluarga kami sangat harmonis, sebelum ayah kehilangan pekerjaaan. mama selalu menuntut lebih, kadang ayah enggak sanggup. akhirnya ayah bekerja di bank, dan ekonomi kami mulai membaik. dan dua tahun lalu ayah sudah menikah dengan permpuan lain.

yang juga selalu meminta hasil dari kerja ayah. mama mulai merasa aneh dengan gaji ayah yang sering habis, dan sikap ayah yang selalu emosi jika sudah dirumah. dan  rupanya ayah guna guna olen istrinaya yang kedua dan melakukan hal hal diluar batas. sering memukul ibu, memarahi dan membawa istri keduanya kerumah" air mata senja sudah tidak bisa ditahan. fajar menatapnya iba, ia sangat ingin memeluk senja dan menenangkan saja, tapi tangannya terlalu sulit bergerak

"aku gatau lagi harus gimana, tinggal dimana. aku cuma berdua sama abang. dan gak mungkin selamanya aku selalu bergantung padanya. aku benci ayah dan perempuan sialannya itu. aku gatau kedepan gimana, aku selalu mencoba untuk tidak peduli dan terus sibuk dengan urusanku

tapi susah. keluarga itu tempat berpulang, namun apa jadinya jika keluarga kita hancur, kemana aku harus pulang. aku benci ini. aku benci terlihat lemah seperti ini. namun hanya kepadamu aku harus menumpahkan. tenang, pertemuan selanjutnya kakak pasti gabakal liat aku yang seperti ini, aku akan uasahain agar tetap menjadi aku yang biasanya."

 panjang senja. fajar pun tak tahan lagi untuk tidak memeluk senja. dia lansung memberi ketenangan lewat hangat pelukannya. ini pertama kalinya dia menyentuh perempuan, bahkan yang baru ditemuinya. dia merasa sudah lama mengenal senja, dan sudah tahu luka yang paling dalam yang dimiliki senja.

"lo gaboleh benci ayah lo, dia juga udah ngelakuin yang terbaik buat lo, dia cuma belum dalam keadaan sadar aja" fajar menenangkannya dan masih setia memeluknya.

"lo gausa nangis lagi. sekarang kita kerumah ngeliat ibu lo untuk terakhir kalinya" ajak fajar  mulai bangkit.

senja menahan lengannya. fajar pun kembali duduk dan menatap senja lembut.

"aku gamau liat,aku gasanggup.aku ikhlas ibu pergi, mungkin ini yang terbaik. biar dia lepas dari kejamnya dunia ini. hanya doa yang menghubungkan aku dengan dia. " jelas senja menatap kearah matahari yang mulai pulang menutup hari. air matanya perlahan berhenti menetes

"biarin aku menikmati senja terakhirku yang mendung, karena senja selanjutnya harus yang cerah. ini terakhir kali aku boleh nangis" 

senja menegarkan diri. fajar hanya terdiam bisu. dalam hatinya dia sangat takjub dengan beribu topeng yang selalu ditampilkan senja, dia juga takjub melihat bagaimana cara senja mengontrol dirinya untuk tegar.

"terakhir kali lo boleh nangis. gue yakin lo bahagia kalau gue kasih ini" ucap fajar sambil mengelus puncak kepala senja. dan fajar juga bingung mengapa dia melakukan itu. dia sangat jarang menampilkan sisi yang lin dari dirinya

"kasih apa?" tanya senja menatap fajar bingung

"nomor whatsup gue. lo pengen itu kan?" tanya fajar sambil tersenyum lebar menatap senja hingga memperlihatkan lesung pipinya. senja pun tertawa ringan melihat itu. setidaknya masalah mulai tergantikan dengan adanya fajar disini

Ini salah satu part sedih di cerita ini, maap kalau gak bagus soalnya lagi kurang dapat feel buat sedih ehhe.

Next chapter bakal normal lagi soalnya senja udah kayak biasa.

Jangan lupa voment muachh





sepotong senja untuk sang fajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang