lo siapa

18 4 0
                                    

alya pun mengajak fajar untuk kekantin terlebih dahulu, sebelum mereka memulai belajar untuk persiapan olimpiade. akhirnya mereka sampai dikantin,yang suasananya sangat ramai. alya pun mencari meja sedangkan fajar hanya membuntutinya dari belakang. mereka pun duduk dan memesan makanan.

semua mata tersorot kepada mereka berdua. bagaimana tidak? alya dekat dengan kata sempurna sedang duduk berdua dengan lelaki tampan dan dingin. mereka pun hanya diam saat pesanan datang. iya sebelum suara mengalun indah ditelinga fajar

"hai kak" sapa senja kepada mereka berdua.

"boleh duduk nggak?" tanya senja menatap fajar dan alya bergantian

"ngga" jawab fajar cepat dan ketus

"aku anggap boleh deh" senja yang tertawa paksa mulai duduk

"iya dek gapapa" alya mulai mencairkan suasana

"kak fajar kok makan bareng kak alya?" tanya senja sambil sedikit berhati hati

"haha ngga dek,cuma---" 

"kami pacaran" potong fajar

"emangnya salah kami makan berdua?" tanya fajar menatap manik mata senja.

senja pun hanya terdiam terkejut. alya yang sedang ngunyah pun terdiam melongo dengan penuturan fajar dan detik selanjutnya tawanya kembali

"ngga ngga salah kok, yang salah gue kenapa ada disini" senja masih setia dengan senyumnya.

"bagus lo nyadar" putus fajar dan beralih lagi ke makanannya.

" dan satu lagi,tingkah lo itu murahan " sambung fajar kembali menatap senja. senja pun hanya terdiam dan menunduk dalam.

"WOI SENJA YUK BALIK" teriak arkan dari kejauhan

"a-aku balik ya" senja pamit dengan gelagapan. fajar pun tetap tak menghiraukan dan masih sibuk dengan makanannya. fajar pun tersenyum dibalik bibirnya dengan tingkah senja saat dia berbicara sekasar itu. dia tak ada niat untuk mengatakan senja murahan,seharusnya dia pantas disebut berani,ya berani mendekatinya. sangat lucu, ekspresi perempuan itu,batin fajar.

"lo kok bilang kita pacaran? emang kita pacaran?" tanya alya sambil menunduk malu. mustahil juga fajar tidak mengetahui bahwa gadis didepannya ini juga menaruh hati padanya 

"menurut lo? sejak kapan gue naksir lo?" tanya fajar balik dan langsung menaruh uang makanannya dimeja dan meninggalkan alya sendiri

------------------

setelah belajar bersama sepulang sekolah, fajar dan alya menuju perkiran. 

"hati hati fajar ya" ingat alya saat fajar mulai menaiki motor dan tidak dibalas apapun oleh fajar.

fajar pun hari ini terpaksa menaiki motor besarnya karena mobilnya masih dibengkel setelah insiden tabrakan kemarin. saat dia menyalakan mesin honda, dia melihat perempuan yang ditemuinya kemarin dan hari ini, senja. senja dan ketiga temannya sedang duduk di depan gerbang sambil tertawa terbahak bahak. dan saat itu idenya muncul untuk melihat ekspresi senja yang akan membuat perutnya geli. 

"naik" perintah fajar kepada alya

"naik?gue?" tanya alya heran

"hm cepet" perintah fajar singkat. alya pun mengangguk dan langsung naik ke atas motor.

dan dengan percaya dirinya fajar melewati geng senja berdua dengan alya. senja yang awalnya terbahak langsung terdiam dan tersulut emosi melihat fajar yang membonceng alya

"MATI LO SANA SOK GANTENG" teriak senja. dia pun menghentakkan kakinya kasar dan menyumpahi fajar.

fajar dibalik helmnya tersenyum geli melihat tingkah senja yang geram.saat keluar dari kawasan sekolah dia pun menepikan motornya di halte

"turun" perintah fajar 

"hah?turun?kok turun disini sih?kan belum nyampe?" tanya alya heran,tak habis pikir dengan pikiran fajar. dia pun turun dengan keadaan kesal

"emangnya ada gue bilang anterin sampe rumah?" tanya fajar balik dan mau meninggalkan tempat itu. alya langsung menahan lenga fajar

"kok lo gitu sih?" tanya alya

"kan emang biasa lo nunggu dihalte kan, gue mempersingkat waktu lo kan?" ucap fajar dengan entengnya. alya pun hanya melongo melihat kejamnya fajar. fajar pun menurunkan helm dan langsung meninggalkan tempat itu

-------------------

entah bagaimana fajar tertarik untuk melihat keadaan rumah senja. ya kemarin dia sempat mengikuti senja setelah insiden tabrakan dan melihat kondisi rumah senja yang jauh dari kata baik, jadi ia pun langsung pulang. dia bukan tipe orang yang mengurusi hidup orang, dia hanya ingin lihat keluarga orang yang berbanding terbalik dengan keluarganya yang terbilang cukup 

Aku senyum senyum sendiri ding nulis nya HAHAHA
Bakal update 2 chapter nih, harus siap siap oke?
Next chapter bakal beda
Jangan lupa voment muach





sepotong senja untuk sang fajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang