1. Dosen dan Mahasiswinya

631 29 3
                                    

"Perkembangan zaman mengubah pola pikir dan teknologi. Perubahan itu tak melulu ke arah yang positif. Dewasa ini, nilai-nilai moral dan budi pekerti cukup sulit untuk ditemukan. Bukan sebab manusianya, melainkan sebab pendidikan yang semakin ...."

Seorang gadis sangat serius memperhatikan pria yang sedang menjelaskan di depan sana. Bukan, dia bukan mendengarkan penjelasannya, melainkan memperhatikan bentuk tubuh dan lekuk wajah pria itu. Sangat mempesona, tubuhnya kokoh, bahunya lebar, bibirnya seksi, alisnya tebal terbentuk sempurna, matanya coklat sepaket dengan bulu yang mata lentik. Jakun pria itu bergerak seiring dengan suaranya yang keluar. Hal itu membuat gadis yang sedang melihatnya meneguk saliva.

Azzima Alesandro, seorang dosen muda yang baru mengajar tiga minggu di kampus ini. Dia baru melakukan pertemuan sebanyak tiga kali, tetapi pesonanya sudah tersebar ke seantero kampus. Pria itu dikenal sebab memiliki wajah yang tampan. Orang-orang menyebut dirinya lebih cocok menjadi model daripada seorang dosen. Namun, kedisiplinan dan kepandaian pria itu sebagai dosen tidak bisa disepelekan.

Gianna menggigit bibirnya, pikirannya sudah traveling sejak sepuluh menit yang lalu. Otak beku gadis itu sedang membayangkan hal yang tak seharusnya dia bayangkan. Bercinta dengan dosen yang baru saja memarahinya sebab datang terlambat mungkin sangat mengasyikkan, pikir gadis itu.

"Aaaahh ... yes, Sir. Aku akan membayar keterlambatanku ...."

"Kau suka?"

"Yah ... jangan berhenti ... hmm nikmat ...."

"Gianna."

"Aahhh ...."

"Kau mendengarku?"

"Yes, Honey!"

"Hei."

"Hmmm ...."

Sampai akhirnya sebuah pena mendarat di kepala gadis itu. Pena itu berasal dari gadis yang duduk di kursi sebelahnya.

"Akh!" Gianna tersadar dari lamunannya.

"Kau tidak mendengarkan penjelasanku?" tanya Azzima pada Gianna untuk kesekian kalinya.

"Ah?" Dia kebingungan. "Dengar," jawabnya.

"Kalau begitu jelaskan."

Gianna mematung, apa yang sejak tadi dia pikirkan. Apa yang telah dilakukan oleh otak bekunya.

"Aarhh!" Gadis itu memukul-mukul kepalanya sendiri.

Azzima menghela napas seraya menggeleng. "Kau mendapat tugas esai tentang materi hari ini."

"T-tapi ...."

"Kau harus mengumpulkannya pada pertemuan selanjutnya."

"Sial!" batin Gianna. Kenapa bisa-bisanya dia berpikir sedang bercinta dengan dosen killer itu.

***

Halaman parkir di depan gedung kampus tampak ramai dipenuhi oleh mahasiswa. Tak hanya mahasiswa, beberapa dari kalangan wartawan dan reporter pun turut andil memenuhi tempat itu. Mereka sedang menunggu sebuah mobil yang akan menepi dan parkir di sana. Mobil yang ditumpangi oleh aktris cantik seantero negeri.

Gianna Alleva FR, bidadari negara, idola masyarakat, yang selalu ditunggu-tunggu kemunculannya. Kabar dan berita tentangnya selalu berhasil menduduki peringkat pertama dalam stasiun digital. Bukan karena dia mahasiswa berprestasi, melainkan sebab cuitan dan postingan konyol yang selalu gadis itu unggah. Belum lagi sebab perannya dalam drama yang selalu mendatangkan tawa bagi banyak orang.

Cinta Satu AtapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang