12

492 61 4
                                    

"Lia, kita udahan aja ya?"

"Loh, kak? Napa gitu?"

Lia menatap Minho heran, pasalnya ucapan Minho barusan sangat amat mengejutkannnya. Minho itu tipikal orang yang kalau mau memutuskan sesuatu harus dipikir matang-matang terlebih dulu. Lia tidak merasa bahwa ia ada membuat kesalahan yang besar terhadap Minho.

"Aku ga bisa ngasih tau alasannya, yang pasti aku ga mau kamu ngerasain lebih sakit hati daripada ini."

"Malah kalau kakak mutusin tiba tiba gini kak yang bikin aku sakit hati."

"Plis Li, jangan bikin kakak jadi ngerasa bersalah," Minho mengacak rambutnya pelan.

"Yaudah lah, terserah kakak aja, aku cabut."

Lia kemudian mengambil tas yang awalnya ia taruh di samping kursinya dan beranjak menuju ke arah pintu restoran. Sedangkan Minho, ia sedang berusaha menghubungi seseorang yang sudah lama tak ia hubungi.

"Halo? Bisa ketemuan ga?"

"..."

"Iya, gue di cafe xxx."

"..."

"Cepetan, ada yang mau gue omongin."

★★★

"Jadi gimana?"

"Ya gitu Ryu, sama sama jomblo kita."

"Lo ga mau gitu nyari tau alasan Minho minta putus?"

"Ga ah, udah berlalu juga."

"Nyesel mampus lo."

"Ya terus gue harus apa?"

Lia menatap Ryujin nyalang, ia sudah lelah engan kata-kata yang sudah Ryujin ulng berkali-kali, yaitu 'nyesal'. Ada benernya sih, tapi lama-lama bosen juga dengernya. Lia kan jadi tambah nyesel.

"Minta penjelasanlah."

Ryujin menoyor kepala Lia pelan.

"Dih, ogah. Ntar gue dikira ngemis lagi."

"Kebiasaan deh lo, gengsi banget. Padahal pas sama Jisung lo yang nembak," Ryujin berkata dengan entengnya.

"Ngaca Ryu, kalo gue ga ngasih tau Hyunjin kalo lo suka sama dia dia ga bakal ngegas lo, dan lo juga ga bakal ngegas si Hyunjin kan? Dan juga? Kenapa lo ga minta penjelasan kebih jelas tentang Hyunjin?" Lia memutar kedua bola matanya malas.

Kemudian Ryujin membalas, "namanya juga privasi, mana berani gue."

"Hilih,  bilang aja takut."

★★★

Lia yang sedang bersantai di dalam kamar kosannya dikejutkan oleh ketukan pintu dari arah depan.

Tok... Tok...

"Ya? Kenapa?"

"Ada paket mba."

"Oh, iya makasih mas."

Kurir tersebut kemudian berbalik setelah Lia menerima paket tersebut. Paket tersebut berupa amplop yang kemungkinan berisikan flashdisk dan beberapa kertas.

Ia kemudian memasuki kosannya dengan perasaan bingung. Ia tidak ada membeli barang secara online dan juga, untuk apa flashdisk tersebut dikirimkan kepadanya?

Ia membuka amplop tersebut setibanya ia di dalam kosan. Benar saja, terdapat satu flashdisk dan beberapa lembar berkas check up ke rumah sakit jiwa.

Ia melihat nama si pasien. Dan tertulis 'Minho Adriansyah Putra.'

Lia sangat amat terkejut melihat nama tersebut, sesegera mungkin ia melihat dan membaca diagnosa yang terdapat pada berkas tersebut. Banyak kata-kata yang baru pertama kali ia dengar, dan berakhir ia membuka google untuk mencari makna dari kata tersebut.

Bisexual. PTSD. Exploding Head Syndrome.

Perhatian Lia terfokuskan ke kata-kata pertama, Lia kembali mencerna apa saja yang telah ia lihat.

"Ga, ga, ga. Ga mungkin kan?"

Lia mencoba untuk menyangkal apa saja yang telah ia lihat kali ini. Kemudian dengan segera ia mengambil laptopnya dan mencolokkan flashdisk tersebut ke dalam laptopnya.

Di dalam flashdisk tersebut terdapat dua rekaman suara, dan satu folder. Lia memutuskan untuk memutar rekaman suara tersebut terlebih dahulu.

"Jadi bang? Lo mau bantu gue kan?"

"Hm."

"Plis bang, jadi pacar pura-puranya Minju."

"Untuk apa suh Jin? Lo kan udah putus sama Ryujin, terima aja lah."

"Ga gitu bang."

"Yaudeh deh, iya."

"Terus? Gue harus ngapain?"

"Jalan kek, apa kek sama Minju, suruhan bokapnya selalu ngikutin dia, jadi setidaknya kalau misalnya lo jalan sama Minju, suruhan bokapnya tau, jadi ada kemungkinan perjodohan gue dibatalin sama si Minju."

"Ga semudah itu kali kalo mereka mau ngebatalin perjodohan, masa cuma karena anaknya jalan sama cowo langsung dibatalin perjodohannya, ya kali."

"Ya bisa jadi bang, bonyoknya si Minju itu mentingin kebahagian anaknya."

"Kalo mentingin kenapa mereka ga nurutin permintaan Minju buat ga dijodohin sama lo?"

"Mereka taunya Minju suka sama gue, padahal itu dulu, sedangkan Minju ini ga bisa nolak, karena ya mau gimana, si Minju ini kan ga punya pacar, jadi ga ada alesan buat nolak."

"Emang Minju ga bisa apa bilang kalo dia ga suka sama lo lagi?"

"Udah dicoba bang, tapi ortunya Minju ga percaya."

"Yaudah deh serah."

"Dan juga, denger-denger si Minju tuh suka sama lo."

Lalu Lia pun beralih kepada rekaman suara yang kedua.

★★★

a.n.
AKHIRNYA APDET JUGA GAESSSS, KANGEN GAAA??

Gembel「Lia × Lee Know」✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang