Time

115 17 2
                                    

Butuh waktu
.
.
.

Deg

Tau rasanya terluka karna jatuh dari sepeda? Mungkin itu yang kurasakan. Perih. Rasa sesak yang tadinya sudah membaik kini kembali kurasakan.

Kalau kalian ingin tau, selama pertemanan aku, Kim Nana dan Mario memang aku yang selalu duduk di depan menemani Mario yang menyetir, sedangkan Kim Nana duduk di belakang. Itu sudah menjadi kebiasaan.

Jadi saat ini, mendengar Mario menyuruhku pindah ke belakang demi wanita lain rasanya aneh, dan juga..... perih.

"Kenapa? Hmm maksudku.... haruskah?" Ucapku lirih.

Aily bodoh! Tentu saja Hyera yang akan duduk di samping Mario, dia itu kan kekasihnya, sedangkan kau? Hanya sahabatnya, ingat!

Aku bisa melihat raut wajah Mario yang bingung. Jadi, sebelum dijatuhkan lagi... lebih baik aku yang bicara. "Baiklah, aku akan pindah." Tidak ingin sih sebenarnya.

Coba kalian bayangkan saja menjadi aku saat ini. Lebih baik jalan kaki kalau disuruh begitu, iya tidak?

Tidak.

Untukku tentu tidak, karna aku memang tidak punya pilihan saat ini. Toh, tadi juga aku yang minta ikut Mario. Menyesal akhirnya.

"Hmm Aily, kau....tidak apa-apa kan?"

Tidak apa-apa bagaimana Mario, kau itu laki-laki jahat tau!

"Tidak apa-apa, santai saja." Bohong.

"Kalau begitu, aku juga akan turun sebentar ya untuk memanggil Hyera."

"Iya baiklah."

Huh, kenapa tidak ditelepon saja sih, jadi tidak perlu repot kan.

**

"Hai, Aily. Senang bertemu denganmu lagi." Sapa Hyera yang baru duduk dan menoleh ke kursi belakang.

Tidak lama Mario membuka pintu kemudi, masuk dan mulai menjalankan mobil.

"Hai Hyera." Kataku dengan sedikit menarik dua sudut bibirku ke atas. Masih canggung sebenarnya, baru kenal.

"Mario, aku jadi tidak enak pada Aily. Seharusnya kau tidak perlu menjemputku." Hyera dengan wajah bersalah menatap Mario sebentar lalu beralih padaku. "Maaf ya Aily, aku jadi tidak enak padamu." Katanya lagi.

"Hmm tidak-tidak... justru aku yang minta maaf karna sudah mengganggu waktu kalian." Kalau sebelumnya aku sedikit kesal karna Mario yang menyuruhku duduk di belakang, kini melihat Hyera aku justru merasa tidak enak, dia wanita yang baik.

Hyera tersenyum.

Sudah sekitar 25 menit kami di perjalanan. Jujur aku merasa benar-benar seperti obat nyamuk di antara mereka. Hyera lebih banyak bercerita tentang kegiatannya di kampus. Tidak jarang pasangan kekasih itu mengumbar kemesraan mereka dengan saling menautkan jari-jari mereka atau mengusap pipi satu sama lain.

Ya walaupun Hyera juga mengajakku mengobrol, tapi aku justru lebih senang jika mereka menganggapku tidak terlihat. Jadi aku tidak perlu merasa tidak enak pada mereka.

Melihat sikap manis Mario pada Hyera rasanya aku tidak rela.

1 detik

2 detik

3 detik

"Oh iya Aily, bagaimana jika kau ikut denganku dan Mario pergi menonton?" Hyera antusias.

Look Into My EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang