Apakah mencintai selalu sesakit ini?
Bolehkah aku bersama bahagiaku?
Atau memang tidak ada kesempatan bagiku?
Aisley, seorang gadis yang merasakan kesakitan sendiri. Pertengkaran orang tua yang membuatnya lelah. Hingga berpikir untuk pergi jauh.
Nam...
Apa yang terlihat Belum tentu menggambarkan yang sebenarnya . . . .
Happy reading!
Orang-orang berpikir hidupku sudah sangat enak. Ayahku adalah pengusaha properti yang cukup sukses di London. Walaupun tidak seperti David dan Simon Reuben yang memiliki kekayaan mencapai 100 triliun, tapi ayahku cukup dikenal oleh investor-investor besar di Inggris.
Terlahir dari keluarga kaya tentu aku tidak perlu khawatir untuk membeli apapun. Toh setiap bulannya saldo di rekeningku akan selalu bertambah. Bahagia bukan? Begitukah menurutmu?
Tapi sayangnya aku harus mengatakan "Tidak!"
Kenyataan tidak seperti itu. Kenyataannya aku tidak sebahagia itu.
Namaku Aisley Aquene Williams. Panggil aku Aily. Anak dari pasangan Andrian Williams dan Park Yoona. Ya memang, ibuku adalah wanita Korea Selatan. Sedangkan ayahku warga negara Inggris.
Andrian Williams
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Park Yoona
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ayah dan ibuku pertama kali bertemu di Jepang. Entah bagaimana ceritanya mereka bisa bersama, karna dulu saat mereka bercerita tentang kisah mereka aku hanya bergeming.
Saat ini usiaku 20 tahun. Aku adalah mahasiswi di Universitas Silla jurusan Administrasi Bisnis. Dulu aku dan keluargaku tinggal di London. Namun, saat aku berumur 15 tahun, orang tuaku memutuskan untuk menetap di tempat kelahiran ibuku.
Kami tinggal di Busan, alasan sebenarnya adalah karna ayahku ingin melebarkan sayap bisnisnya dengan membangun hotel disini. Terbukti 2 tahun setelah resmi dibuka, hotel itu menjadi kesuksesan baru untuk ayahku.
Jangan lupakan bisnisnya di London. Ayahku sampai harus bulak-balik untuk mengurusi bisnisnya.
Dan karena itulah ia selalu sibuk hingga tak ada waktu untuk keluarganya. Lain hal dengan ibuku, wanita sederhana yang sangat menyayangiku.
Disaat aku merindukan kehadiran ayah, ibu selalu ada untuk menemaniku. Ia wanita yang selalu bisa menghapuskan kesedihanku.