Amusement park - Come back?

75 13 2
                                    

Selamat tahun 2020!!!
Hahaha
Telat banget ya, mianhae...
Aku gatau sih masih ada pembacanya atau ngga, sebenernya juga udah bingung mau dilanjut kaya gimana karna udah lama banget juga hiatusnya.
Tapi berhubung aku lagi gatau mau ngapain, jadi aku posting sedikit yang terlintas di otakku.
Semoga nyambung ya. Hehe
Selamat membaca!!
.
.
.


"Hei, ayolah maafkan aku. Hm?" Dia meraih kedua tanganku. Aku menoleh. Melihat matanya yang teduh rasanya semua kekesalanku hilang.

Dia sedikit menunduk, mendekatkan wajahnya padaku. "Aily.....".

"Apasih, jangan dekat-dekat!!" Dia agak terhuyung saat aku mendorongnya. Salahnya sendiri, suka sekali membuat kerja jantungku tak beraturan.

Terlalu tampah, sih.

"Jangan galak-galak, Aily. Sudah ayo ikut aku!" Tanpa aba-aba dia menuntunku masuk ke mobil. Sepersekian detik dia sudah menjalankan mobilnya.

Entah, kemana dia akan membawaku?

**

"Untuk apa kita kesini?" Tanyaku heran.

"Tentu saja bermain. Ayo!" Dengan tanpa sebab yang jelas, kini aku sudah berada di arena taman hiburan.

Dia menarikku masuk ke dalam area penuh wahana yang sejujurnya membuatku ingin berlari kesana kesini untuk menaikinya. Sudah sangat lama memang aku tidak datang ke tempat seperti ini.

"Aily, ayo kita naik itu!" Ajaknya antusias. "Kau serius? King arthur carousel?" Aku tertawa kecil saat melihat apa yang ingin dinaikinya.

Kuda-kudaan. Komedi putar.

Dia mengangguk "Hmm, sebagai permulaan." Katanya sambil terus menarikku mendekati wahana itu. Aku hanya bisa tertawa dan mengikutinya.

**

"Mario...." Panggilku yang entah lebih terdengar seperti bisikan. Dia menoleh dan terkekeh geli melihatku berjongkok dengan napas tersengal.

"Lelah ya?" Masih bertanya, tentu saja! Batinku.

"Sangat." Kataku mendongak kearahnya.

Apa-apaan dia memaksaku masuk ke rumah hantu! Walau dijanjikan bayaran rumah dan mobil mewah, aku tetap akan berpikir seribu kali untuk masuk ke tempat itu. Tidak suka pokoknya!

"Aku berhenti! Tidak ingin bermain lagi." Kesal. Aku berdiri dan meninggalkannya.

Dia mengejarku dengan sedikit berlari. Berlebihan sebenarnya, karna dengan dia berjalan saja sudah bisa mencapai untuk sejajar denganku. Kakinya kan panjang, langkahnya juga pasti besar.

"Maafkan aku ya.. janji tidak lagi." Lihat saja, dia seperti anak kecil yang merajuk minta dibelikan es krim.

"Jangan tarik-tarik bajuku begitu dong".

"Iya, tapi janji tidak marah lagi. Ya ya? Nanti kubelikan es krim deh. Nahkan.

Aku berhenti melangkah, menghadap dirinya. "Memangnya aku anak kecil yang mudah dirayu hanya dengan semangkuk es krim?"

Dia mengangguk membenarkan. Tidak begitu kok!. "Kau seperti anak kecil, begitu menggemaskan hingga aku ingin memakanmu".

-bersambung?

Masih mau dilanjut ga?
Cepet-cepet diselesaiin aja kali ya?
Atau gausah dilanjut aja?
Gimana?

.
.
.

10/04/2020 💕

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Look Into My EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang