takkan pernah ada perpisahan jika belum ada pertemuan.
ratusan kali t'lah ku dengar itu dan memanglah demikian.
berbagai harapan meledak di pikiranku bagaikan kembang api pada malam tahun baru.
'apakah dia masih mengenaliku?'
'apa yang harus ku lalukan sekarang?'
'bagaimana jika pertemuan ini tak berarti apapun baginya?'
dan pada akhirnya, ekspektasi tentang pertemuan yang membahagiakan menjatuhkan dan membunuhku secara perlahan.
semua tak lagi sama.
percakapan singkat yang pernah kita lakukan sirna dan tak akan pernah terulang.
rupa kita masih sama, akan tetapi perasaan kita tidak.
semua berubah menjadi dingin dan lama kelamaan semakin dingin.
semuanya menusukku.
aku seperti terkubur di dalam salju-salju di kutub utara.
tak ada lagi yang aku inginkan.
aku menyerah.
tetapi, sebuah mukjizat muncul dan aku kembali merasakan kehangatan.
kau kembali, bahkan lebih dari yang pernah ku kenal.
kebahagiaan kembali mengelilingi kita.
canda tawa kau lanturkan dan itu membuatku begitu senang,
sampai pada akhirnya aku tersadar,
aku hanyalah kaum awam,
yang tak akan pernah mungkin untuk memilikimu.
dan pada akhirnya pun,
aku hanya bisa melihat mu sambil tersenyum dan berkata,
'aku bahagia jika kau bahagia, selamat tinggal.'
KAMU SEDANG MEMBACA
unrequited sayings
Poesiahere i am standing in the darkness that know me the most. much more than you would know me. those are words that i want you to know but i wont tell you. (this story isn't base on true experiences. hope you'all like it and please kindly vote on my st...