...
"Bisa nggak kita berteman? Aku rasa kita nggak punya masalah besar yang membuat kita mesti musuhan, Dra. Toh mbak Kiara nggak kenapa-kenapa 'kan? Malah kata abangku mbak Kiara akan melangsungkan pernikahan dengan bang Dastan beberapa bulan lagi."
"Berteman? Kenapa kamu mau berteman dengan seseorang seperti aku? Aku cuma orang asing buat kamu. Memangnya kamu nggak takut punya teman kayak aku?" ucap Andra setelah terdiam beberapa saat. Apa yang dikatakan Silvia ada benarnya juga. Seharusnya Andra tidak perlu lagi mengenang suatu hal yang berdampak buruk pada perasaannya sendiri. Semakin dia merasa kesal pada Silvia, itu artinya memberi kesempatan pada otak dan perasaannya untuk memikirkan gadis itu.
"Kenapa aku mesti takut? Kamu nggak kelihatan seperti orang jahat," jawab Silvia tulus.
Andra tersenyum sinis lalu menjawab, "aku pernah menyentuh narkoba dan alkohol," jawab Andra lirih lalu dia membuang muka.
"Hal itu nggak membuat kamu tampak hina atau semacamnya," jawab Silvia, menunjukkan bahwa dia sungguh-sungguh ingin berteman dengan Andra.
"Yakin hal itu nggak akan jadi masalah buat kamu kalau nantinya kita berteman?"
Silvia menggeleng lalu menyodorkan tangan kanannya diiringi senyum tulus yang terlukis di pipinya. Tepat di saat Andra hendak menyampaikan jawaban setuju untuk berteman dengan Silvia, ponsel yang berada di saku celana jeans-nya bergetar. Sebuah panggilan telepon dari Nessa. Membuat Andra harus sedikit menyingkir dari hadapan Silvia untuk menerima panggilan telepon tersebut.
Di telepon, Nessa hanya ingin memastikan Andra tidak sedang melakukan hal menyimpang seperti waktu sekolah dan kuliah dulu. Nessa dihantui perasaan resah ketika Andra berpamitan akan pergi ke Jakarta untuk mengisi acara dalam festival musik. Musik dalam benak Nessa berarti tak jauh-jauh dari narkoba dan minuman keras. Nessa sangat khawatir Andra khilaf lalu mencoba kembali hal-hal yang sudah ditinggalkannya beberapa tahun yang lalu.
Selesai menerima panggilan telepon, Andra kembali ke tempatnya tadi berbicara dengan Silvia. Dia merasa bersalah karena sudah membiarkan seorang perempuan menunggunya. Namun, gadis itu sudah tidak ada di tempat. Andra bertanya pada beberapa panitia yang berada di sekitar tempat tadi mereka mengobrol, ternyata Silvia sudah meninggalkan lokasi acara bersama kru televisinya.
***
Book version
makvee
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Romance
Narrativa generaleBalada klasik anak-anak manusia yang berbeda persepsi dalam mencari Jodoh untuk masa depan. Dalam kisah ini ada empat nama, tiga cerita, dan dua hati yang berjuang untuk satu jodoh. --- Februari 2017 ^vee^