4

15.9K 1.1K 4
                                    

4
———

Lembayung senja memukau mata. Davien berdiri di dekat dinding kaca ruang kerjanya sambil menyesap anggur. Tatapannya tertuju pada langit yang tampak kemerahan.

“Jadi apa yang akan kau lakukan untuk mendapatkan rumah itu?”

Davien menoleh pada sosok yang menyuarakan pertanyaan itu. Rock duduk di sofa sambil menggoyang-goyang kecil gelas berisi anggur.

Davien mengangkat bahu sebagai jawaban. “Entahlah. Aku sangat menginginkan rumah itu, dan aku harus melakukan sesuatu untuk mendapatkannya, hanya saja aku belum tahu apa yang harus kulakukan.” Davien menyesap kembali anggurnya.

“Kau harus menikah, atau setidaknya bertunangan.”

Davien memandang Rock seolah sahabatnya itu baru saja menyarankannya terjun bebas dari lantai tertinggi sebuah gedung.

“Oh, ayolah, Kawan, menikah tidak seburuk itu.” Rock terkekeh pelan. “Lihat aku dan Celine ....”

Davien menyeringai masam. “Tidak semua orang seberuntung kalian.”

“Mungkin kau termasuk yang beruntung ....”

Davien mendengkus.

“Tidak semua wanita seperti Carrie.”

Mendengar nama itu, tubuh Davien menegang.

“Aku tak mau menyinggung tentang dia, Davien, tapi aku rasa sudah waktunya kau bangkit dari kubangan lumpur masa lalu. Celine sangat mencemaskanmu. Kami sangat berharap kau segera menikah dan hidup—”

“Bahagia seperti kalian,” tukas Davien menyelesaikan kalimat Rock, yang sudah terlalu sering ia dengar dalam dua tahun terakhir ini dari adiknya, juga sang sahabat yang menjadi adik iparnya. Davien meneguk anggurnya dengan frustrasi hingga tandas. “Aku memang tidak menikah, Rock, tapi aku bahagia dikelilingi wanita-wanita cantik dengan bisnis yang kian sukses.”

Rock menghela napas panjang, lalu hanya diam untuk beberapa saat. “Baiklah jika itu pilihanmu. Tapi asal kau tahu, dikelilingi wanita-wanita cantik dan menjadi pebisnis sukses, tak selamanya memberikan rasa bahagia. Hidupmu baru terasa lengkap saat kau memiliki istri yang kau cinta dan anak-anak.”

“Aku tak bisa jatuh cinta lagi.”

Rock tersenyum samar. “Mungkin belum.”

Davien menggeleng tegas. “Tidak. Aku tidak akan jatuh cinta lagi, pada wanita mana pun!”

Rock menyesap anggur sebelum meletak gelasnya ke atas meja, kemudian berdiri dan menghampiri Davien. Ia memandang langit senja yang menyajikan awan kemerahan menakjubkan. “Aku tidak mau beradu argumen tentang itu. Omong-omong aku punya ide yang mungkin bisa membantumu mendapatkan rumah itu.”

“Apa?” tanya Davien antusias.

Rock menyeringai masam. “Bukan ide terpuji, tentu saja, tapi akan jadi solusi sempurna untuk masalahmu.”

Davien menatap Rock dengan tak sabar. “Apa?”

“Hmm...., tapi sebelumnya aku ingin tahu mengapa kau sangat menginginkan rumah itu.” Rock menatap Davien penuh rasa ingin tahu.

Davien terdiam untuk sesaat, lalu menyeringai samar. “Aku akan memberitahumu lain kali. Sekarang katakan apa idemu.”

Rock mendesis kesal. “Baiklah.”

“Jadi?”

“Kau butuh tunangan pura-pura.”

Sesaat Davien terdiam, memroses ide tersebut, lalu senyum lebar melengkung di bibirnya. “Kau genius, Bung! Tidak sia-sia aku mengizinkanmu menikah dengan adikku!”

Rock mencibir. “Kau membuatku teringat betapa menyebalkan kau dulu.”

Davien tertawa kecil, dalam sekejap kenangan kelam tentang Carrie terlupakan. “Aku hanya berusaha menjaga adikku, Kawan.”

Rock mendengkus samar. Ia melirik arloji. “Aku harus segera pulang. Celine dan Rhys menungguku.”

Keceriaan yang mewarnai wajah Davien sesaat tadi seketika memudar.

Celine dan Rhys menungguku. Kalimat tersebut menohok jantung Davien. Tidak ada yang menunggunya. Tidak ada yang peduli bila ia tidak pulang. Hati Davien seketika menghampa.

“Luangkan waktu bertemu Celine dan Rhys, Davien. Kau terlalu sibuk bekerja dan mengencani wanita-wanita cantik, jangan sampai keponakanmu tidak kenal dengan pamannya.”

Davien tertawa muram. Rock benar. Akhir-akhir ini ia terlalu sibuk, hingga hanya sesekali menemui Celine dan Rhys.

“Baiklah. Aku akan meluangkan waktu minggu ini. Salam untuk Celine dan keponakanku yang tampan.”

Rock menyeringai lebar.

***

 bersambung...

Evathink

Fake Relationship [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang