Sembilan

194 14 2
                                    

Sinar matahari pagi sudah menyilaukan mata salsha dan membuat gadis itu terbangun dari tidurnya yang kurang nyenyak tapi tak membangunkan prilly yang masih setia dengan tidurnya.

Salsha masih mengingat ayahnya ataupun saudarinya dengan bagaimana keadaan mereka dan banyak lagi pertanyaan yang ada di kepala salsha saat ini. Dan saat ini salsha hanya bisa menangis disebelah tempat tidurnya dan prilly akan pulang dimalam hari karena ada sedikit masalah dirumahnya.

Saat selesai packing, prilly  sedih melihat salsha yang sedang meringkuk sembari menatap kearah langit malam. Lalu prilly menepuk pundak salsha yang membuat gadis itu menoleh kearahnya "Sal lo harus kuat. Jangan lemah kayak gini"

Salsha tak berniat membalas ucapan prilly dan hanya memilih untuk menghembuskan nafas berat dan kembali menatap kearah langit malam

"Yaudah sal gue mau pulang dulu ya. Lo jangan gitu dong, gue jadi ikut sedih kalo ngelihat lo gini" sedih prilly dengan posisi yang memeluk salsha dari samping dan hanya dibalas anggukan oleh salsha

Prilly segera melepas pelukannya dan beralih menatap salsha dengan senyuman "Sebelum gue pulang gue pingin liat senyum diwajah lo lagi dan gue nggak mau liat wajah sedih lo" salsha yang mendengar itu segera mengangguk dan mulai menampakkan senyum lebarnya lagi.

Semenjak kepulangan prilly salsha masih melakukan hal yang sama selama tiga hari. Salsha hanya dapat menangis saja didalam kamarnya tanpa kemana-mana sebelum bundanya pulang

"Salsha, gimana keadaan ayah, kakak, sama adikmu" suara itu adalah suara seorang wanita yang selama beberapa hari belakangan ini dia rindukan

"Bunda... Ayah masih belum ketemu juga. Uni sekarang lagi koma dan membutuhkan banyak kantong darah terus biya juga masih koma. Bunda salsha gak tau harus gimana lagi" tangis salsha kembali pecah tapi kali ini sambil memeluk bundanya yang telah datang

"Oke sekarang kita ke bandung dulu liat uni sama biya dan memindahkan mereka kesini ya. Kamu gak usah sedih lagi kan bunda ada disini kamu juga gak perlu bingung lagi yaudah kamu siap-siap dulu ya" tegar bunda supaya salsha juga gak sedih terus

Setelah beberapa menit salsha keluar kamar dan menghampiri bunda yang sedang menangis dimeja makan lalu salsha memeluk bundanya dengan sayang "bunda jangan nangis lagi dong. Kalo bunda sedih salsha ikut sedih juga"

Bunda yang menyadari ada salsha memeluknya segera mengangkat wajahnya dan membalikkan badannya agar dapat melihat salsha dia juga tidak lupa menghapus airmatanya terlebih dahulu "Salsha. Bunda gak nangis kok, kamu udah siap yaudah ayo Kita ke bandung pak amir(supir salsha) udah nunggu di mobil"

Salsha hanya dapat mengangguk saja agar airmatanya tak tumpah dihadapan bundanya dan segera masuk kedalam mobil

•••••

"Ily kok salsha gak masuk sih kemana udah tiga hari loh" tanya steffi karena salsha yang tak kunjung masuk kesekolah

"Kalian belum tau keadaan salsha ya" heran prilly dan dia segera menceritakan kejadian tiga hari belakangan kepada steffi dan cassie

"Yaampun kasian banget salsha. Lo kok nggak bilang sih sama kita, kita kan juga bakalan semangatin salsha, kasian dia" prihatin cassie karena dia baru tau keadaan sahabatnya ini

"Ya maaf gue kan juga gak masuk trus kemarin lusa gue mau masuk tapi ada acara keluarga dirumah gue trus kemarin salsha juga sempet sakit jadi gue gak tega mau ninggalin dia sendirian" jelas prilly panjang lebar

"Oh ya kalo gitu nanti kita harus kerumah salsha kalo bisa tidur disana juga agar dia agak terhibur" tawar steffi

"Eh eh tapi hari ini salsha sama nyokabnya lagi ke bandung nengokin kakak sama adiknya. Dan mungkin mereka baru pulang besok kalo nggak lusa, soalnya tadi dia bilang gitu" jelas prilly lagi dan diangguki oleh kedua kawannya itu

•••••

Lain dikelasnya, aldi sangat bahagia sekali karena selama tiga hari ini dia tak menemukan seorang salsha ada disekolah itu

"ali jadi lo kapan mau nembak dia?" tanya bastian kepo. Dan kekepoannya itu dapat mengundang iqbal dan aldi memperhatikan ali

"Ya secepatnya lah. Sebenarnya gue mau nembak dia tiga hari lalu tapi waktu gue kekelasnya dianya gak masuk dan begitu terus sampe kemarin" santai ali tanpa menoleh kearah lawan bicaranya dan masih fokus ke ponselnya

"Terus kok sama kayak si temannya sih. Dia juga gak masuk dan gue senang akan hal itu" senang aldi saat membicarakan soal itu karena jika tak ada salsha aldi dapat melakukan apa yang dapat membuat dirinya bebas yaitu tak ada lagi yang melarang dia memalak adik kelasnya lagi

"Gitu amat lo di" heran iqbal karena melihat aldi yang begitu bahagianya

"Iya btw mereka kemana ya?" tanya ali tiba-tiba

"Gatau, mereka paling takut karena kemarin gue udah marah sama tu cewek, dan boommm sampai sekarang dia juga nggak masuk-masuk" senang aldi dengan sedikit membanggakan dirinya karena dapat membuat salsha tak masuk karenanya

•••••

"Jadi gimana dok keadaan kedua putri saya? Mereka baik-baik ajakan" tanya bunda salsha yang sedang cemas dengan keadaan kedua putrinya

"Jadi kedua anak ibu masih berada dikondisi komanya tapi si putri sulung ibu mengalami pendarahan yang parah dan membutuhkan banyak kantong darah tapi sejauh ini semua masih bisa diatasi oleh pihak rumah sakit" jawab orang yang mengenakan pakaian serba putih itu

"Oh makasih ya dok. Jadi kapan mereka bisa segera saya pindahkan ke jakarta?" tanya bunda lagi

"Hmm mungkin jika besok ada peningkatan ibu dapat memindahkannya ke jakarta. Oke saya permisi dulu ya bu"

"Makasih dok"

Sesampainya didalam ruangan salsha kembali mengeluarkan airmatanya yang sejak tadi sempat dia tahan. Lalu dia berjalan menuju kasur kakaknya terlebih dahulu "Kak cepet sembuh dong, jangan tidur terus aku kangen banget sama kakak dan aku juga ingin kayak dulu lagi. Kakak yang selalu beliin aku ice cream setiap ke jakarta. Kakak yang selalu bikin aku seneng. Aku ingin kakak kayak dulu lagi"

Setelah itu salsha segera berjalan kearah kasur adiknya berbaring "kamu juga cepet bangun dong aku juga kangen sama kamu. Kalo kamu bangun aku bakal beli apapun yang kamu mau deh aku janji" tangis salsha kembali pecah dan bunda segera memeluk salsha dengan sayang

Keesokan harinya bunda dan salsha segera packing karena mereka akan balik ke jakarta dengan membawa kakak dan adiknya.

Setelah sampai di jakarta mereka segera menuju rumah sakit yang akan merawat kakak dan adiknya salsha.

"Sal, besok kamu harus sekolah lagi" pinta bunda yang sedang beberes sambil memandang salsha yang sedang makan

Setelah mendengar panggilan bunda salsha segera melihat bunda dengan sedih "tapi kakak sama adik gimana. Aku pingin ngejaga mereka bun"

Bunda menghela nafas beratnya sambil tersenyum tipis "biar bunda aja yang jaga kamukan juga bisa ngejaga sepulang sekolah dan kamu udah ketinggalan pelanjaran selama hampir seminggu lo nak"

"Tapi bun s-"

"Bunda tau kamu khawatir, tapi kamu harus mikir sekolahmu juga" tangan bunda pun terulur untuk mengelus rambut salsha sambil tersenyum tipis dan hanya dibalas anggukan oleh salsha.

•••••

Hanya sekedar share aja

Maaf kalo banyak typo

Semoga suka dengan cerita khayalanku ini

Maaf kalo ceritanya gak nyambung

😁😁😁

REVENGE SO LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang