Tok!,Tok!
“Fexi, Kamu udah siap belum? Hari ini kita akan shooting bareng, lho!”
Tak ada sahutan atau jawaban yang terdengar. 15 menit lamanya ia menunggu, Fexi masih belum membukakan pintu untuknya.
Fexi kenapa, sih? Apa dia ngambek lagi sama aku? Bukannya, kemarin dia kegirangan gak jelas karena tak sabar menunggu hari ini tiba?
“Fexi, Aku buka pintunya, ya,”
Felix mencoba membuka gagang pintu, sebenarnya Felix sudah menyangka pasti pintunya itu terkunci, tapi ternyata tebakannya salah, pintunya tak terkunci, dan alangkah terkejutnya ia, ketika melihat kamar saudara kembarnya kosong, dia tak menemukan Fexi disitu.
“Fex .... Fexi, kamu jangan main petak umpet, deh. Kita sudah mau berangkat sekarang. Nanti telat, lho. apa lagi ini kan hari pertama kita syuting,” Felix berusaha untuk bersikap setenang mungkin.
Masih tak ada suara yang menjawab, Felix menjadi khawatir, sebenarnya kemana Fexi berada? Dia lalu bergegas ke seluruh ruangan rumah, sampai satu kompleks pun di kelilinginya.
“Bunda!! Cepat kesini! .... hosh ... hosh...,” panggilnya dengan napas tak beraturan di depan pintu.
Felix sudah lelah mengelilingi kompleks, dan memutuskan untuk kembali di rumah, kali saja, Fexi sudah kembali ada di rumah.
“Iya Felix, ada apa? Kenapa mukamu pucat begitu?” tanya bunda.
“Bunda, Fexi... Fexi gak ada disini! Aku juga udah cari di toilet, ruang shalat, ruang komputer, kamarku, dan kamar bunda, tapi semua hasilnya nihil. Bunda .... gimana, nih? Insting ku berkata kalau bakal ada kejadian buruk,” kata Felix dengan berurai air mata, dia sangat cemas dan takut kalau-kalau ada kejadian buruk yang menimpa saudara kembarnya.
“Paling dia ada di taman belakang rumah, Fel. Kalau dia sedih, kan, biasanya disitu,” jawab bunda.
Felix menggeleng. “Aku udah cari disemua bagian rumah, Bun, bahkan satu kompleks sudah aku kelilingi. Tapi, tetap saja Fexi tidak ada dimana-mana,"
“Sudah, sayang. Kamu jangan khawatir! Bunda yakin nanti dia juga balik lagi,” hibur bunda.
Felix memperhatikan raut muka bundanya lamat-lamat. “Bunda gak khawatir, ya, kalau Fexi hilang?"
“Ya khawatir dong, honey,” jawab bunda.
“Kalau gitu ayo kita cari Fexi sekarang bunda!” ajak Felix.
“Tap ...tapi ...,”
“Bunda! Bunda sayang, kan, sama Fexi? Ayo sekarang kita cari dia Bun!”
Bunda akhirnya pasrah dan memilih menuruti keinginan anak kesayangannya yang pikirannya sedang bingung mencari-cari kemana Fexi berada.
| Suatu Hari Nanti |
Kejadian hari kemarin...“Hiks .... hiks .... Kenapa, sih, aku terus yang di cap buruk? kenapa bunda tak bisa menyayangi ku sama seperti bunda menyayangi Felix?”
aku menangis di pojok kamar, menumpahkan segala keluh kesahku disana, bercerita tentang kesedihan yang kualami dengan diriku sendiri.
Matahari sore bersinar terik diluar sana, tapi sayangnya hatiku tak secerah sinar matahari yang menyinari kamarku lewat jendela....eh tunggu! Aku, kan, bisa saja kabur lewat jendela, kenapa kemungkinan itu baru saja terpikirkan olehku sekarang?
Aku sudah bosan tinggal dengan orang-orang yang selalu menganggap ku buruk, dan satu-satunya cara supaya aku tidak bertemu dengan bunda atau pun Felix adalah kabur lewat jendela ini!
KAMU SEDANG MEMBACA
Suatu hari nanti (KKPK)
Short StoryFelix & Fexi adalah saudara kembar. Namun, Fexi merasa bahwa dirinya selalu dibanding-bandingkan dengan Felix. Hingga akhirnya dia tak tahan lagi menghadapinya, lalu memutuskan untuk kabur dari rumah. Apakah semua akan berjalan dengan baik? ternyata...