BAB 1 Robet Mabuk Berat

4.7K 163 19
                                    

          Robet sangat berduka melihat ayahnya terbujur kaku. Tujuh hari menjelang pernikahannya, ayahnya Robet menghembuskan napas terakhirnya karena mengidap penyakit diabetes dan jantung.

          Robet merasa menjadi anak yang tidak berguna. Robet merasa gelar dokternya sia-sia karena tidak bisa menyembuhkan ayahnya.

          Robet sangat rindu pada Misca calon istrinya. Robet tidak bisa menemui Misca karena sedang dipingit menjelang pernikahannya.

          Robet mulai mendatangi BAR. Robet mengajak sahabatnya Alan untuk minum di BAR. Robet tidak menyadari Alan begitu membencinya dan sakit hati karena Misca lebih memilih Robet.

          Robet menenggak minuman begitu banyak. Alan diam-diam menuangkan obat perangsang. Alan berharap Robet akan bangkit birahinya dan tidur dengan wanita penghibur. Alan sudah merencanakan akan memanggil Misca jika Robet sudah tidur dengan seorang wanita.

          Usaha Alan gagal, Robet minta diantar pulang. Alan membujuk Robet agar menginap di hotel tapi ditolak Robet.

          "Lan, antarkan aku pulang!" Pinta Robet sambil berjalan sempoyongan.

          "Kamu mabuk berat, nanti ibumu tahu dan marah, kita menginap di hotel saja, ya?" Bujuk Alan.

          "Tidak! Antarkan aku pulang! Cepat kamu saja yang menyetir mobil," bantah Robet.

          Alan menghela napas panjang, usahanya sia-sia untuk menjebak Robet. Alan mengendarai mobil Robet.

          "Sudah sampai, Rob!" Ucap Alan.

          "Okay! Apa kamu mau menginap?" Tanya Robet.

          "Tidak! Aku pulang saja," jawab Alan.

          "Bawalah mobilku, besok kamu antar lagi mobilnya ke sini, ya? Maaf aku tidak bisa mengantarmu," ucap Robet.

          "Ya, baiklah! Aku pulang dulu!" ucap Alan.

          Robet berjalan sempoyongan. Tubuhnya mulai merasakan panas. Robet melepas bajunya. Robet mengetuk pintu berulang-ulang.

          Inah gadis manis yang bekerja di rumah Robet berlari dan membuka pintu. Inah terkejut melihat Robet sudah telanjang dada.

          Robet berjalan terseok-seok. Inah menutup pintu dan berlari membantu Robet yang hampir jatuh. Tangan Robet sudah merangkul pundak Inah.

          Mata Robet mulai buram, Robet melihat wajah Inah jadi sangat banyak. Campuran alkohol dan obat perangsang membuat akal pikirannya berkurang.

          "Misca? Sayang... Kamu datang?" Bisik Robet sambil mencium rambut Inah.

          Inah ketakutan dan buru-buru memapah Robet ke kamarnya. Robet menutup pintu dengan kakinya. Inah sangat terkejut melihat Robet menutup pintu.

          Robet memutar lagu kesayangan Misca. Inah ketakutan dan lari dari hadapan Robet. Melihat Inah lari, tangan Robet menarik tangan Inah.

          Robet mematikan lampu kamar. Robet terus memeluk Inah dan mengajaknya berdansa.

          Robet terus bernyanyi mengikuti alunan suara musik. Teriakan Inah tidak didengar Robet.

          "Tuan... lepaskan! Aku bukan Misca, Tuan!" Teriak Inah sambil berontak.

          Robet tidak mempedulikan teriakan Inah. Robet terus memeluk Inah sambil bernyanyi. Robet mulai merasakan aneh, desiran birahinya bangkit bersentuhan dengan Inah.

          Robet menjatuhkan tubuh Inah di atas ranjang mewah. Robet sangat bernafsu memburu Inah dengan ciuman. Inah terus berontak tapi Robet terus mencumbunya.

          "Sayang, diamlah... sebentar lagi kita akan menikah, love you... Misca," bisik Robet.

          Inah menangis dalam pelukan Robet. Inah tidak kuasa karena tenaga Robet begitu kuat mencengkeram kedua tangannya.

          Robet sangat buas menciumi Inah. Robet tidak sadar bahwa malam itu yang dicumbunya adalah Inah. Malam itu malam yang tragis buat Inah. Robet tidak sadar sudah memperkosa Inah.

          Tangisan Inah tidak didengar Robet. Suara musik membuat Robet terus memeluk Inah. Robet sudah dikuasai setan minuman yang beralkohol. Apalagi dalam minuman itu sudah dicampuri obat perangsang dari sahabatnya sendiri.

          Rasa kecewa kadang membuat seseorang bisa menjadi jahat. Alan selalu cemburu melihat Robet sangat dekat dengan Misca. Robet dan Misca tidak pernah tahu kalau Alan mencintai Misca.

          Karena ulah Alan, pembantu Robet jadi korban. Robet yang mabuk berat mengira Inah adalah Misca. Robet tidak bisa membedakan Inah dan Misca dalam keadaan mabuk. Apalagi di dalam kamar yang gelap, Robet hilang kendali dan tidak mengenali Inah.

          Malam itu Robet merasa bahagia karena sudah tidur dengan Misca. Robet tidak sadar yang ada disampingnya adalah Inah. Robet tersenyum puas sambil menciumi pipi Inah.

                               ***

Sang Indigo (Misteri Mata Laura) PART 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang