Gadis berpakaian Batik berwarna putih, serta rambut yang sudah di sanggul dan di beri sundi itu pun sudah mulai memasuki masjid.
Polesan wajah yang tak tebal membuat kecantikan alami Sasa terlihat.
Acara pernikahan Sasa dan Fadnan di adakan di masjid, dengan mengundang beberapa kerabat dekat.
Sasa sudah duduk di samping Fadnan. Setelah itu Fadnan menjabat tangan dengan seorang tetua yang akan menikahkan nya dengan Sasa.
Fadnan mendengar dengan teliti kata kata tetua itu.
"Saya terima nikahnya Alisya Zafera Sudibjo, putri dari Hendardi Reyhan Sudibjo dengan Mas kawin seperangkat alat sholat dan Uang tunai Seratus juta Rupiah, di bayar tunai"
"Bagaimana para saksi? Sah?!"
"SAH!!"
"alhamdulillah"
Sasa kemudian mencium tangan Fadnan suaminya. Ia sudah resmi menikah dengan Fadnan sekarang.
Fadnan kemudian mencium dahi Sasa.
***
Acara Akad nikah dan resepsi kecil kecilan di rumah Sasa membuat Sasa sangat kecapekan. Ia sekarang sudah tertidur di mobil milik Fadnan, yang akan mengarah ke Apartemen.
Fadnan tersenyum kecil melihat Sasa yang sudah tertidur lelap di mobilnya. Ia sudah memakai piyama miliknya langsung dari rumahnya.
Fadnan sedikit lega melihat gadis di sampingnya ini. Ia tak akan menyangka menikah dengan seorang gadis saat ia masih SMA.
Fadnan sudah sampai di parkiran apartemen miliknya. Ia kemudian menggendong Sasa, Sasa tak terganggu tidurnya.
Fadnan terus menggendongnya, bahkan saat naik lift.
Saat berada di depan Apartemen Nya, Fadnan dengan cepat memencet beberapa nomor Pin.
Setelah pintu terbuka, ia segera masuk menuju kamarnya dan Sasa.
Barang barang kedua nya sudah terletak rapi di Apartemen itu.
Sasa sudah di baringkan di atas kasur yang empuk. Apartemen mewah ini hanya memiliki satu kamar, yang sangat luas.
Sehingga mau tidak mau keduanya harus tetap tidur di kamar yang sama.
Fadnan memilih langsung tidur saja. Ia tak tahan rasa kantuknya sudah sangat menyerang dirinya.
Ia tidur di sisi lain dari ranjang itu. Ia membelakangi Sasa, bahkan ia langsung terlelap begitu saja.
***
Sasa terbangun dari tidurnya. Ia membuka matanya perlahan, tanpa ia sadari dia melihat seorang wajah pria tepat di hadapannya.
Ingin sekali Sasa teriak. Tapi, ia segera ingat bahwa kemarin dia resmi menikah dengan pria di depannya itu.
Jarak mereka cukup dekat. Bahkan tangan Fadnan sudah berada di perut Sasa.
Sasa bangun pelan pelan. Ia kemudian segera bangkit dari kasurnya.
Ia menoleh ke arah jam. Sudah menunjuk pukul 05.30, ia pun segera menuju ke kamar mandinya. Menyegarkan dirinya yang sudah keringatan sejak bangun tadi.
Fadnan sudah terbangun. Ia berusaha mengangkat kelopak matanya untuk menyesuaikan cahaya.
Ia menatap seorang gadis yang sedang lalu lalang di depannya.
"Lo siapa?!!" Sasa kemudian menoleh bingung. Seketika Fadnan jadi ingat, itu Sasa istrinya.
"Lo jangan bilang udah lupa yah! Trus main ninggalin gua aja!" Ledek Sasa. Ia kemudian segera menyisir rambutnya.
"Sorry"
"Ya udah Sana! Lo mandi aja, gua mah nyiapin sarapan dulu" Suruh Sasa kemudian segera keluar kamar.
Tapi saat di ambang pintu, Sasa melirik Fadnan tajam.
"Lo gak ngapa ngapain gua semalam kan?" Tanya Sasa dengan menyipitkan matanya.
"Gak kok! Serius!"
"Bagus deh! Cepetan! Gua mau nyiapin Sarapan, by"
Fadnan kemudian segera ke kamar mandi. Ia kemudian mulai menyegarkan dirinya.
***
Fadnan melihat sudah tersedia beberapa makanan di sana. Ada nasi goreng dan ada beberapa telur ceplok.
Ia langsung menuju ke meja makan. Kemudian langsung duduk di salah satu kursi.
"Makan aja!" Suruh Sasa. Ia kemudian duduk di depan Fadnan, bukan di samping Fadnan.
"Makasih yah" Fadnan tak ingin memprotes. Toh, biarkan saja kalau memang Sasa duduk di depannya.
Ia lebih memilih menikmati Sarapannya.
Setelah menikmati Sarapannya, Sasa segera bersiap untuk ke sekolah.
"Lo mau pergi sekarang?"
"Iya" jawab Sasa.
"Gua anter yah" tawar Fadnan. Sasa kemudian menggeleng.
"Gua naik ojek aja"
"Kenapa gak mau bareng gua?" Tanya Fadnan. Ia kemudian berdiri dan mendekati Sasa, setelah sebelumnya menenteng tasnya.
"Gak kok. Gua bisa sendiri" tolak Sasa. Ia kemudian beranjak pergi, tapi tangannya di tahan oleh Fadnan. Fadnan mundur beberapa langkah, sehingga Sasa terhenti karena ada dinding.
Jarak mereka semakin dekat. Bahkan ia bisa merasakan keberadaan Fadnan, walau ia sudah menutup mata dan menghadap ke samping.
"Gua suami lo! Kalau lo nolak, mau gua cium?" Tanya Fadnan, mengancam.
Sasa sudah membulatkan matanya. Ia menatap Fadnan, yang sudah menatap Sasa dengan tatapan menggoda.
"Gua pikir dia polos!"
"I....Iya gua bareng lo kok" Sasa kemudian mendorong tubuh Fadnan hingga kebelakang. Kemudian ia langsung lari keluar.
Fadnan kemudian sudah tertawa. Kadang tingkah Sasa baginya sangat lucu dan menggemaskan.
_________
KAMU SEDANG MEMBACA
SMA Udah Nikah? ✔
Novela Juvenil#1 Nikah (20-10-20) #1 Pisah (14-10-20) #1 Penghianat (10-10-2020) "Orang tua pasti selalu punya rencana terbaik buat anaknya. Dia tidak pernah mau anaknya terjerumus ke dalam sesuatu yang buruk" Jelas Papa. "Iya Pa, Sasa terima apapun keputusan Pap...