Sasa dan Fadnan sudah berdiri di sebuah pintu kayu berwarna coklat. Air mata Sasa sedari tadi ingin meluncur deras, tapi ia berusaha menahannya.
Sasa memberitahukan soal Caca pada mama dan papa nya, Sasa menjelaskan bahwa Fadnan memang tidak bersalah. Fadnan juga datang sendiri ke rumah Sasa tadi pagi, untuk meminta maaf.
Mama dan Papa memaafkan Fadnan. Tadi pagi, Afifah juga memeluk Fadnan. Lain dengan Afif, dia hanya menjabat tangan Fadnan saja.
Mama dan Papa ingin menemui Caca juga, akan tetapi di larang oleh Sasa. Biar dia yang menemui Caca.
Bel rumah di pencet oleh Fadnan. Sasa semakin gugup. Tepat beberapa detik kemudian pintu terbuka.
"Iya, sia-" ucapan itu terhenti, yang membuka pintu saat itu adalah Caca. Caca terhenti saat melihat replika lain dari dirinya. Wajah yang nyaris sama, akan tetapi yang di depan nya sekarang memakai kaca mata.
Caca beralih menatap Fadnan, meminta jawaban lewat tatapan mata.
"Maaf. Aku gak bisa lagi nyembunyiin ini semua" Lirih Fadnan. Caca sudah meneteskan Air mata, begitu juga dengan Sasa. Keduanya juga mulai terisak.
"Mau sembunyi di mana lagi Ca?" Tanya Sasa lirih, Caca semakin terisak.
"Caca pikir, kita selama bertahun tahun ini gak menderita?"
"Caca gak mikirin keluarga? Mama atau Papa? Caca gak peduli sama kita?"
Caca kemudian menunduk. Ia kemudian tak kuasa, ia langsung memeluk Sasa, kembarannya itu. Sasa dan Caca saling memeluk. Cukup lama, sampai seorang anak berusia delapan tahunan keluar.
"Mami?" Sasa mendongak. Caca kemudian mengusap kepalanya, ia sedang memegang buku dan pensil.
"Ini?"
"Ini Reyhan. Anak Caca" Sasa kemudian menunduk menyajarkan tingginya dengan Reyhan. Ia memeluk Reyhan erat.
"Maafin Caca, Sa!" Sasa bangkit. Ia menghapus air matanya.
"Kita pulang!"
"Caca gak bisa, Sa! Caca malu sama diri Caca sendiri, Caca malu ketemu Papa sama Mama, Caca merasa udah ngecewain mereka!"
"Justru kalau Caca gak balik, Mama sama Papa bakalan lebih kecewa!" Caca mendongak. Ia kembali tertunduk.
"Sasa mohon Caca balik ke rumah, tolong!"
Caca pun mengangguk. Ia segera masuk ke dalam untuk berkemas.
***
Kediaman keluarga sudibjo sekarang sedang menangis haru. Caca telah berada di dekapan Mama.
Saat Caca datang Mama sempat menampar Caca dua kali. Walaupun setelah itu mama langsung memeluknya. Papa juga sama, ia langsung memeluk Caca.
Sasa membiarkan Mama dan Papanya yang melepas rindu dengan Caca. Sasa mencari keberadaan Afif, di mana dia? Kenapa Reyhan hanya duduk bersama Afifah?
"Afifah! Kak Afif mana?" Tanya Sasa. Afifah menunjuk ke arah kamar mereka di lantai atas. Fadnan yang saat itu sedang bermain bersama Afifah dan Reyhan juga mengikuti arah tangan Afifah.
Sekarang, Sasa tak melarang Fadnan untuk berdekatan dengan Afif dan Afifah. Toh, Fadnan memang tidak bersalah.
Sasa segera menuju ke lantai atas. Ia mencari Afif si kamarnya akan tetapi tidak ada Afif di sana. Sasa kemudian pergi ke kamar miliknya, ternyata Afif di situ sedang duduk di balkon kamarnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/190533197-288-k872795.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SMA Udah Nikah? ✔
Novela Juvenil#1 Nikah (20-10-20) #1 Pisah (14-10-20) #1 Penghianat (10-10-2020) "Orang tua pasti selalu punya rencana terbaik buat anaknya. Dia tidak pernah mau anaknya terjerumus ke dalam sesuatu yang buruk" Jelas Papa. "Iya Pa, Sasa terima apapun keputusan Pap...