xxiv

24 1 0
                                    

pada jingga lembayung yang tenggelam

kutitip harapku yang sedikit buram

bersisian bersama bayanganmu

bersandar di hatiku yang mulai mekar

pada bola matamu beristirahat ragam lelahku yang kau angkat

tenggelam dalam jiwamu yang hangat,

yang kucintai dengan sangat

pada ruas jemarimu terselip harapku

yang pernah salip

tersembul bersama harummu yang kuciumi candu

di balik kemarin, ada engkau dan aku yang hampir karam

bersama harap-harap yang tak kunjung sambut

dan ragu yang kerap hinggap

malam merangkak naik

dan kugambar wajahmu berbaris bersama

sinar-sinar lampu jalan

tidak tercantum waktu

Red ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang