VAMPIRE 20

1K 81 2
                                    

- MISSION OF THE VAMPIRE -

CHAPTER 20

Jisang pov

  Setelah para pangeran itu menunjukkan letak kamar kami di mansion ini, aku memilih masuk kamar dan duduk di balkon kamarku. Kutatap rembulan malam dan tanpa henti aku mengucapkan kalimat kagum. Betapa indahnya kota ini dimalam hari dengan dihiasi banyak lampu . Meskipun letak mansion ini jauh dari keramaian kota , tetapi aku masih bisa melihat keindahan perkotaan dari sini.

Aku iri dengan manusia pada umumnya, mereka dengan bebas bisa berkeliling tanpa harus menyamar dan tanpa takut tersengat sinar matahari. Tapi aku bisa apa? Mau tidak mau aku memang harus menjalani kehidupan dengan posisiku sebagai Vampir.

Cklek

Pintu besar kamarku terbuka , sepertinya ada yang membukanya dari luar, aku langsung menoleh dan ternyata benar seseorang telah membukanya. Nampak orang itu melangkahkan kakinya masuk kekamarku. "Kau belum tidur? ".tanya orang itu terkesan dingin.

"Belum".jawabku singkat dan langsung beralih menatap sang rembulan kembali.
Semakin terdengar langkah kakinya yang semakin mendekat kearahku.

Grepp

Aku sedikit terkejut saat orang itu memeluk tubuhku dari belakang. "Kenapa belum tidur, hem? ".tanyanya lagi namun tidak sedingin tadi.

"Belum bisa tidur, pangeran ".jawabku sedikit gugup. Ngga gugup gimana kalau orang yang sedang memelukku yang tak lain adalah pangeran Taeyong , mateku.

"Kenapa pangeran datang kekamarku? ".tanyaku memberanikan diri.

Dengan posisi seperti sebelumnya, pangeran Taeyong menjawab pertanyaannya dengan begitu santai dan terkesan dingin.

"Memangnya tidak boleh kalau seorang pangeran mendatangi matenya?".tanyanya balik. Aku mengangguk paham.

"Apakah pangeran Taeyong beserta keempat pangeran lainnya akan tetap tinggal disini? ".tanyaku dengan raut wajah datarku.

"Ani, mungkin besok pagi aku beserta keempat pangeran lainnya akan pulang ke kerajaan kami masing-masing, banyak tugas yang harus kami lakukan disana".jelasnya padaku. Untuk kesekian kalinya aku mengangguk paham.

"Jisang".panggilnya pelan. Aku sedikit menoleh untuk melihat wajahnya.

"Apa kau mencintaiku? ".aku reflek melepaskan lingkaran tangan pangeran Taeyong dari perutku.

"Kenapa pangeran bertanya seperti itu? ".tanyaku cepat.

"Aku cuma memastikan bahwa hanya aku namja satu-satunya yang ada dihatimu".jawabnya tenang. "Tapi, nampaknya tidak, ada namja lain dihatimu ".

"Pangeran salah paham, hanya pangeran lah yang ada dihatiku, aku tidak bohong ".jawabku jujur. "Apa yang pangeran maksud adalah Chan? ".tanyaku memastikan. Ia hanya mengangguk setuju.

"Soal Chan, a.. Aku ha.. Hanya.. ".

"Blood? ".potongnya cepat. Rupanya ia sudah tau apa yang ada dipikiranku. Aku mengangguk pelan.

"Apakah setelah kau mendapat darah itu ,kau akan meninggalkannya? ".aku melirik sekilas kearahnya lalu kembali menatap rembulan.

"Pasti, karena pangeran adalah mate yang ditunjuk oleh takdir untukku ".jawabku apa adanya. Pangeran itu nampak mendekat dan memelukku untuk kedua kalinya.

"Berjanjilah kau tidak akan pergi ".bisiknya tepat ditelingaku. Siapapun yang mendengar suaranya pasti akan merinding..

"Pasti, pangeran ".ucapku mantap setelah aku mencium pipi pangeran itu sekilas. Aish! Sejak kapan aku nekat ginii😨

"Aku ingin mengklaimmu sekarang ".bisiknya dengan seringai yang menurutku cukup menakutkan.

"Belum saatnya! ".aku mendorong tubuh pangeran Taeyong paksa . Ia hanya tersenyum melihatku mulai agresif (menunjukkan sisi vampirnya).

"Pangeran lupa? Kalau kami masih menjalankan misi untuk menemukan kedua batu itu ".tanyaku tegas.

"Aku hanya bercanda, Jisang, rupanya kau terlalu bersemangat dalam menemukan kedua batu itu, hem? ".tanyanya santai. Aku semakin kesal ketika pangeran itu masih menunjukkan wajah santainya.

"Aku harus bersemangat, karena batu itu adalah sumber kekuatan dari kerajaan kami ".jawabku mulai tersulut emosi.

"Baiklah, aku minta maaf ".ungkapnya pelan. Ia kembali mendekat kearahku dan menarikku untuk dibawa kepelukannya.

"Aku tidak bermaksud apapun, Jisang, dan aku akan membantu kalian dalam menemukan kedua batu itu ".ucapnya terdengar tulus.

"Malam ini aku akan tidur denganmu".aku sedikit terkejut saat ia melontarakan kalimat itu.

"Mana bisa? Kalau yang lain mengetahuinya bagaimana? Apalagi Jungkook Oppa, pasti ia akan sangat marah ".ucapku memberitahu.

"Kau tenang saja, aku sudah meminta ijin kepada oppamu, aku yakin kalau salah satu pangeran juga sedang tidur dengan mate mereka".ujarnya lagi.

"Tapi, tetap saja, pangeran.. ".ucapku greget. Ia tersenyum dan mengusap kepalaku pelan.

"Janji, aku tidak akan mengklaimmu sekarang".ujarnya disertai dengan ekspresi wajah memelasnya. "Jebal".

"Huft.. ".kuhembuskan nafasku pelan. "Baiklah, tapi ingat jangan macam-macam! ".perintahku tegas.

"Siap, Queen".sahutnya semangat. Ia langsung berjalan kearah tempat tidur dan mulai berbaring disana.

"Awas saja kalau kau berani macam-macam denganku! ".ucapku memperingatkan lagi. "Aku tidak segan-segan mengigitmu! ".ancamku.

Aku mulai melangkahkan kakiku mendekat kearah tempat tidur dan mulai berbaring disamping tubuh namja itu. Namja itu hanya tersenyum dan berbaring menghadapku.

"Promise ".

TBC

MISSION OF THE VAMPIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang