Risma | 2

1.6K 112 7
                                    

Jangan lupa vote ya. Biar aku tau kalau emang banyak yang suka sama cerita ini. Kadang aku takut buat ngelanjutin karna mikir kalau nggak ada yang suka sama cerita ini. Biar aku tambah semangat nulis gitu.

Jangan lupa votenya oke?

______________

Risma

Raja berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Sudah hampir satu bulan ia tak datang ke rumah sakit, karena sibuk dengan pekerjaannya yang menjadi seorang penjual Kebab. Leo tidak mengalami kebangkrutan atau apapun itu, tapi Raja hanya ingin mencoba mencari uang sendiri, dengan cara menjadi penjual kebab. Dia hanya ingin hidup lebih realistis.

Ia berhenti di depan ruangan VIP mawar, diam sejenak, lalu membuka pintu putih itu dengan perlahan, "Assalamualaikum," Ia berjalan mendekat ke seorang gadis yang sedang memejamkan mata dengan alat-alat medis yang menempel di tubuhnya.

Gadis itu adalah Gadis yang bisa membuat Raja tertawa dengan begitu keras. Dia adalah cinta pertama Raja. Sosok Gadis yang kedatangannya selalu dinanti oleh laki-laki tampan itu. Namun, sudah hampir satu tahun Raja tidak bisa mendapatkan apa yang dia inginkan. Sosok yang dicintainya sekarang sedang diam membisu, tak bergerak, tak ada suara yang keluar dari mulutnya, hanya ada suara nafas yang semakin hari semakin menghilang.

"Ris, apa kabar?" Raja meraih tangan gadis itu, menggenggamnya dengan begitu erat. "Saya kangen sama kamu. Tolong buka mata kamu, lihat saya yang selalu menanti kamu."

Tak ada jawaban. Itu lah yang selalu dilakukan Raja setiap datang ke sini. Berbicara sendiri tanpa ada jawaban dari setiap pertanyaannya. Tapi, Raja bukan laki-laki yang mudah menyerah, dia selalu berusaha berbicara pada Risma, dia percaya bahwa Risma bisa mendengar ucapannya, walau mata nya sedang tertutup.

Risma mengalami kecelakaan ketika perjalanan pergi ke tempat latihan balet. Malam itu, dia pergi bersama Raja, dan mobil mereka ditabrak oleh truk gandeng. Raja hanya mendapat luka yang tak cukup parah, sehingga dia hanya dirawat di rumah sakit beberapa hari, sedangkan Risma, kepalanya terbentur dashboard dengan keras, dan terkena serpihan pecahan kaca.

"Ris, sekarang saya jualan kebab. Saya Cuma pengen nggak ngerepotin Ayah sama Ibu. Kamu nggak mau bangun terus coba kebab buatan saya?"

Raja terus berbicara, ia menceritakan semua yang terjadi di sekolah, dia rumah, dimana pun tempat yang pernah dia kunjungi. Sampai akhirnya waktu menunjukkan pukul delapan malam, sudah waktunya untuk pulang.

"Saya pulang dulu. Assalamullaikum," Raja mencium kening Risma, lalu pergi dari tempat yang selalu membuat Raja merasa dunianya menghilang, kebahagiaannya tak ada.

***

"Sat, Si Raja belum pulang?" tanya Pangeran pada Ksatria yang sedang bermain ponsel.

Mereka sedang berada di rumah Ratu, karena Ratu bilang ia sedang tak ingin keluar rumah. Itu sebabnya mereka memutuskan untuk berkumpul di rumah gadis itu. Apapun yang diinginkan oleh gadis itu, mereka akan mengabulkannya.

"Belum kayaknya," jawab Ksatria. "Emang kenapa?"

"Enggak."

Ksatria melangkah mendekat ke Pangeran, lalu duduk di samping laki-laki berkulit putih itu. "Lupain Risma, Ran. Biarin dia sama Raja," ucap Ksatria.

Pangeran dan Raja memang menyukai perempuan yang sama, memang yang menyukai, mengenal Risa duluan adalah Raja. Setelah Raja memperkenalkan Risma pada tiga temannya itu, Pangeran mulai menyukai Risma. Bahkan hingga sekarang Raja belum mengetahui bahwa seseorang yang dicintainya itu juga dicintai sahabatnya sendiri.

RatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang