Ch.5

110 9 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Serously Jeon ? Kau mau sekolah atau ke Bar eoh ?" Suara nyaring Mingyu yang berteriak membuat kekesalan Jungkook merambat naik ke ubun-ubun. Heol, apa yang salah dengan celana hitam ketat dan kemeja putih kebesaran. Oke, ini memang bukan seragam. Dia bahkan lupa dimana menyimpan seragamnya semalam.

"Kau baru selesai menjalani hukuman satu Minggu dari ayahmu dan kini berulah lagi. Dasar bocah tak tahu malu." Cercaan Mingyu tak Jungkook gubris, dia melempar tasnya ke arah meja. Lalu berjalan luar kelas dengan wajah pongah. "Yak! Tunggu aku Idiot!"

"Kau serius memakai baju itu ?"

"Wae ?" Sewot Jungkook kesal, sahabatnya ini selalu saja mengacaukan pagi indahnya. "Kemeja transparan, berwarna putih, rambut berantakan, dan anting di telingamu itu— bukankah ayahmu sudah membuangnya ?" Nafas Jungkook berhembus jengah, menyentuh anting di telinganya dengan sorot rumit. "Ini bukan punyaku, ini milik seseorang."

"Siapa ?"

"Kau ini cerewet sekali! Lagipula apa kau sudah tobat ? Dimana jajaran jalangmu itu ?!" Mingyu meringis, menggaruk pelipisnya dengan raut aneh. "Hei Jung, kau kenal Jeon Wonwoo ?"

"Siapa ?"

"Huh aku kira dia sepupumu juga, anak kelas XI–C. Aku menabraknya kemarin." Curhat Mingyu tanpa sadar, memperhatikan lorong sekolah yang mulai ramai. "Dia memakiku, bahkan menendang masa depanku. Aish, aku ingin menghajarnya tapi dia menghajarku duluan."

"Idiot."

"Tsk, dia berbeda, dia tahu aku tapi tidak takut. Bahkan mengancam akan melaporkanku ke polisi atas tuduhan tabrak lari. Aku kesal tapi aku suka hehe bagaimana ?" Wajah Jungkook berubah aneh, melirik cengkram konyol Mingyu yang terasa menyeramkan untuknya.

"Dasar masokis."








°°°









"Jungkook-ie, mau bermain ?" Jemari lentik jinhae dengan kurang ajarnya mengusap dada bidang Jungkook. Naik ke pangkuan pemuda itu tanpa rasa takut. Bahkan mengedipkan matanya dengan genit. Sengaja menekan dada besarnya penuh gerak sensual. Jungkook menggeram, meremat Pinggang ramping gadis ah tidak mungkin wanita itu dengan kencang. Mengabaikan tatapan protes Jinhae.

"Ini di atap sayang, kau mau menggodaku ?"

"Tak masalah, sesekali bermain di atap tidak buruk juga bukan ?" Jungkook menyeringai, mengusap paha kencang Jinhae dengan sengaja. "Ngh— lakukan saja Sayang."

Jungkook tidak berpikir dua kali, mencium bibir merah Jinhae kasar. Menahan tengkuknya dengan tangan kanan. Mengulum dan menghisap nya penuh gairah. Jinhae membalas, mengalungkan lengannya di leher kokoh Jungkook. Menggesek kejantanan pria Jeon itu dengan sengaja.

"Ngh— Jung." Tangan Jungkook yang lain tidak tinggal diam, merambat naik ke dada besar Jinhae, meremasnya dengan kasar tanpa memperdulikan pekikan wanita itu. "akhh— pelan Jeon!" Kancing seragam Jinhae di buka satu persatu dengan lihai, ciuman Jungkook merambat ke leher, tidak memberi tanda. Hanya mencium dan menjilat. 

"Nghh Jung ahh—"


CKLEK—


Tubuh Jinhae gemetar saat mendengar suara pintu yang terbuka, "nghh a-ada ah yanghh d-da shtt tang... "

Jungkook tidak peduli, dia hanya peduki pada hormon sialannya yang sudah di ubun-ubun. Menghisap puting Jinhae yang sudah mengeras lalu menggigit nya ganas. "S-sakit Junghh"

"Taehyung-ie ayo pergi—"

Mata Jungkook yang terpejam terbuka spontan. Mendorong Jinhae tanpa sadar lalu menoleh kearah suara. Taehyung—

Berdiri di ujung sana, menatap bahkan melihat segalanya dengan wajah datar. Disampingnya Park Jimin, sudah berwajah pucat saat melihat kegiatan Jungkook. Menarik lengan Taehyung agar pergi dari sana. "Tae—"


GREPP—


"Kau melihatnya Jim ?" Tangan Taehyung menarik kepala Jimin agar tidak terus melihat Jungkook. Mengusap mata sipit Jimin dengan lembut.

"Y-ya."

Chup~

"Aku tidak ingin matamu kotor karena ini." Mata Jimin terbelalak tak percaya, Kim Taehyung mengecup matanya dengan lembut. Sial, jantungnya kembali bermasalah.

Jinhae memalingkan wajahnya, menatap tangan Jungkook yang mengepal erat. "Jungkook-ie."

"Kim Taehyung—"

"Ayo pergi Jim."

BRAKK—,

"BRENGSEK APA MAUMU SIALAN ?!" Jungkook bergerak dengan cepat, menarik kerah kemeja Taehyung dan membantingnya ke dinding. Menatap sport tajam Taehyung penuh amarah.

"Menyingkir."

"Jika aku tidak mau bagaimana ?" Tantang Jungkook angkuh, menekan Taehyung yang semakin terhimpit di dinding. Mengabaikan ekspresi shock Jimin maupun Jinhae.

"Jeon—" Desis Taehyung yang mulai tersulut emosi. Mencengkram lengan Jungkook kasar. "Menyingkir sebelum aku menghajarmu."

"Hajar saja, kau puas melihatku sakit bukan ? Bukankah kau ingin membunuhku ? Ayo, lakukan sekarang. LAKUKAN SEKARANG KIM SIALAN!"


BUGH—


Sudut bibir Jungkook robek, menatap sepatu hitam Taehyung marah. "Kau marah ? Bukankah itu yang kau inginkan ?"


GREPP—


"Akh—" Jungkook meringis, menahan nyeri saat rahangnya di tarik dan cengkram kuat oleh Taehyung. "Sakit eh ?" Jungkook diam, memandang wajah sempurna Taehyung yang dingin penuh emosi rumit.

"Ini yang aku rasakan dulu Jeon, marah, benci. Kau puas ?"

"Y-yah—" sudah cukup, Jungkook tidak tahan lagi. Masa bodo Masalah harga diri. Air matanya sudah terlanjur melesak keluar tanpa bisa dia tahan. "A-aku puas, selama kau puas."

Tatapan Taehyung sedikit berubah, mengusap sudut bibir Jungkook tanpa sadar. "Ini masih belum cukup—,"

Jimin yang diam memperhatikan berdiri gusar, mendekati Taehyung yang dengan ragu. "Tae, ayo pergi."

"Kau yang pergi Park!" Bukan Taehyung yang menjawab tapi Jungkook. Memandang sinis pada Jimin tanpa menutupinya sama sekali. Jinhae juga ingin bicara tapi merasa bodoh jika dia ikut kena imbas amarah Jungkook. Memilih pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Menyisakan ketiga makhluk Adam yang kini terdiam dalam pikiran mereka masing-masing. "Tae—"

"Pergi Jim. Ada yang harus aku urus."

Jimin menggeleng, bersikeras membawa Taehyung pergi. "Tapi kau—"

"Kau tidak tahu apapun pergilah, aku akan menyusul."

"Taehyung."

"Kau tuli ? Pergi sialan, apa aku harus menyeretmu agar menyingkir sekarang juga ?! Kau tidak tahu apapun tentang Taehyung. Berhenti bersikap seolah kau tahu semuanya Park! Memuakkan.."


Taehyung diam, tidak membela ataupun menyela.


Park Jimin memang tidak tahu apapun, hanya mengenal Taehyung sekilas tanpa mengerti.











Incident [ Taekook ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang