Ch.16

109 8 0
                                    

"Kau bisa pulang sendiri ? Ini sudah malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau bisa pulang sendiri ? Ini sudah malam."

Jungkook mengangguk, meyakinkan Jennie yang terus bertanya hal sama sejak tadi. Ayolah, dia hanya sedikit mabuk bukan tidak waras. Mata dan itaknya masih bisa digunakan untuk menyetir mobil. Gadis ini terlalu berlebihan. "Aku pulang, kau bersenang-senang saja dengan siapa— Kai ? Yah aku rasa dia cocok untukmu. Bye."

"Anak itu, seharusnya tadi aku tidak berjanji padanya. Dasar anak manja." walaupun berkata seperti itu Jennie sudah berjanji dengan tulus didalam hatinya sendiri. Jungkook adalah adiknya, satu-satunya orang yang peduli padanya walaupun selalu seenak jidat menyuruh ini itu. Anak manja itu, Jennie akan memberikan apapun yang dia inginkan selama dia bahagia. Tidak masalah jika dia harus menyakiti sahabatnya sendiri. Karena Jungkook jauh lebih penting dari apapun.

TAP

"Sudah selesai baby ?" Kai, pria yang dibicarakan oleh Jungkook menepuk pundak Jennie lembut. Mengusak surai panjang sang kekasih dengan senyuman hangat. "— ya, maaf membuatmu menunggu."

"Tidak apa-apa, dia adikmu sekaligus calon adik iparku kan ? Tidak masalah jika aku harus menunggu kalian selesai bicara. Dia lebih membutuhkanmu daripada aku."

"Terima kasih, Oppa."

Jungkook berjalan dengan langkah sempoyongan, memijat pelipisnya saat rasa pusing kembali mendera kepalanya. Sepertinya memang terlalu banyak minum. "Akh— kepalaku benar-benar pusing."

Jungkook berjongkok seraya meremat rambutnya dengan kening berkerut. menghela nafas panjang guna mengusir rasa pusing yang terus berputar dikepalanya. "Seharusnya aku minta diantar pulang. noona~" rengek Jungkook lemas. Kembali berdiri dan berjalan cepat kearah mobil. Dia butuh tempat tidur secepatnya. "Aish kenapa mobilnya tidak mau terbuka!"

"Yak! Aku pemilikmu mobil sialan! Kenapa kau tidak mau membuka pintumu hah ?! Astaga kakiku —" Jungkook menendang pintu mobil dengan kesal. Meringis dalam hati saat kakinya lah yang berdenyut nyeri. Argh, dia hanya punya kesabaran minimum, dan mobil ini malah menguji kesabaran jungkook. "Mobil brengsek! Apa kau mau aku bakar eoh ? Argh— buka pintunya sialan!"

GREP

"Kau mau merusak mobilku Jeon ?" Suara ini, mata hitamnya membulat sempurna. Menoleh secara spontan dengan wajah terkejut. "Kau—"

"Hai boy, kau mabuk eoh ?"

"Kim Taehyung sialan! lepaskan tanganku brengsek!" Taehyung menyeringai, mengeratkan pegangannya pada lengan Jungkook. "Tidak boy, kalau aku melepaskannya kau bisa merusak mobilku." Jungkook melongo, memijat pangkal hidungnya guna menjernihkan pikirannya yang mulai kacau. Mobil Taehyung ?

Lalu mobilnya ?

Matanya bergulir kesamping memperhatikan mobil hitam ini dengan seksama.

Tunggu hitam ?

Bukankah seharusnya merah ?

Oke, mati saja kau Jeon Jungkook.

"Aku tidak tahu." bisik Jungkook malu, memalingkan wajahnya kesamping. Taehyung terkekeh, mengusap pipi tirus Jungkook perlahan. "pipimu tirus ? Kenapa hm ?"

Incident [ Taekook ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang