Ch. 14

98 6 0
                                    

"Mingyu-ssi bisa kau pergi, pengganggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mingyu-ssi bisa kau pergi, pengganggu." Berbeda dengan reaksi Jimin, Taehyung tampak tenang tanpa raut berarti sedikitpun. Memasukan kedua tangannya kedalam saku celana. Taehyung berdiri menghalangi Jimin dari pandangan Mingyu. "Pengganggu ? Woah— kau—"

"T-tae ayo pergi."

"Kenapa pergi ? Takut aku memberitahu Yoongi-hyung tentang kelakuan mu ? atau kau takut Jungkook tahu tentang kelakuan Taehyung ?" Mingyu mendekat, menatap wajah pucat Jimin sinis. Dia tidak suka mereka berdua. Khususnya Kim Taehyung. Mingyu tahu, dibalik sikap dingin dan acuhnya, Kim Taehyung adalah bajingan ulung yang selalu berbuat hal menjijikkan. Cih, entah kenapa dada Mingyu terasa sesak setiap memikirkan perasaan Jungkook jika melihat ini. "Setidaknya aku bersyukur, bukan Jungkook yang melihat hal ini. Jika ya, aku akan menghajar kalian khususnya kau Kim Taehyung!"

"Sudah selesai bicaranya eh ? Sekarang enyah dari hadapanku!"

Taehyung tidak mendengarkan ataupun peduli dengan perkataan Mingyu. Walau ada sebersit rasa takut jika Jungkook yang melihat. Taehyung langsung menyingkirkannya. Menggenggam tangan Jimin lalu menariknya untuk pergi.

"Pertama kau bermain dibelakang Kekasih mu Kim Jisoo, benar ? Kedua kau menarik Jungkook untuk jatuh padamu. Lalu sekarang, apa kau sering melakukan ini dengan temanmu sendiri ? Woah kau benar-benar mengagumkan Kim Taehyung-ssi." Mingyu bertepuk tangan dengan gelengan kagum. Menarik dagu Jimin dengan kasar membuat Taehyung menggeram rendah. menepis tangan Mingyu kasar lalu menyembunyikan Jimin dibalik punggung. "Jangan berani menyentuhnya!"

"Kenapa ? Kau begitu menyayangi nya ? tidak ingin aku menyentuh jalang kecilmu ?"

Taehyung menggerakkan giginya marah, menarik Jimin untuk pergi dengan langkah gusar. "Maafkan aku." Jimin tersenyum tipis. mengusap bahu Taehyung yang kaku. "Ini salahku, seharusnya kita tidak melakukan itu. Ini berbeda, kau sudah mempunyai kekasih dan aku— aku seharusnya bisa menjaga perasaan ku hanya untuk Yoongi-hyung."

Taehyung mengerutkan keningnya dalam, menatap manik hitam Jimin dengan sorot rumit. "Kau—"

"Kita ke kelas. Bel-nya sudah bunyi."

Jimin berjalan lebih dulu, menghela nafas panjang guna menahan emosi yang menggerogoti hatinya. Ini salah. Apa yang dia lakukan salah, kenapa setiap kali bersama Taehyung pikirannya selalu salah ? Yoongi hyung,

Tolong bantu aku,

Balas perasaanku.

"Jimin."

Jimin mengangkat kepalanya yang tertunduk, membulatkan matanya kaget saat melihat sosok bertubuh mungil yang kini berdiri didepan Jimin.

"Hyung.."

"apa kau bisa menolongku ?"




.
.







Jungkook menutup telinga cuek, mengacaukan ocehan Mingyu yang terus-menerus membahas tentang Kim Taehyung dan Park Jimin.

"BISA KAU DENGAR AKU SEBENTAR JEON ?!"

Beruntung semua murid sudah pulang dan meninggalkan kelas. Jungkook tidak harus menanggung rasa malu sekarang. "Aku ada urusan."

"Dia bercumbu dengan Park Jimin, Jeon! Bajingan itu, dia bukan pria yang baik!"

"Kau tidak tahu Gyu.."

"APA YANG AKU TIDAK TAHU ?! KATAKAN SIALAN! AKU SEPERTI KARENA KAU TEMANKU! DIA! KIM TAEHYUNG, BAJINGAN SIALAN ITU BER—" Teriak Mingyu gusar, mencengkram bahu Jungkook erat.

PLAK

Jungkook menepis tangan Mingyu, menarik kerah kemeja temannya dengan kasar lalu berdesis dengan nada dingin. "Karena itu aku bilang kau tidak tahu! Kim Taehyung, aku jauh lebih mengenalnya daripada kau—" Jungkook menepuk-nepuk pipi Mingyu dengan wajah datar. Menyeringai sinis lalu melanjutkan ucapannya yang terhenti.

"Aku sudah tahu tentang kebajingan Kim taehyung yang kau bicarakan. Dan asal kau tahu ini bukan hanya sekali dua kali. Sejak dulu, dia selalu berbuat itu. aku sudah biasa walau aku terluka. Tapi aku tetap suka, aku suka saat dia bermain di belakangku tapi tetap memikirkanku didalam hatinya. Dia bercumbu dengan orang lain tapi hanya membayangkan aku yang ada dibawah kuasanya. Dia selalu melakukan itu hanya untuk pelampiasan akan amarah dan kebenciannya padaku."

"Jung—"

"Cukup diam dan lihat akhir kisah ini Kim Mingyu-ssi."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Yoongi mengusak surainya jengah. Mulai merasa kesal dengan sikap Jimin yang hanga diam dengan wajah datar. Kenapa dia berubah ? Apa Yoongi sudah sudah menyakiti perasaannya tanpa sengaja ?

"Bisa kita mulai sekarang ?"

"Kenapa harus aku hyung ?" Jimin tidak menjawab pertanyaan Yoongi. Balik bertanya dengan suara pelan nyaris berbisik. "Karena hanya kau yang pandai menari. Aku tidak bisa menari dan Shin-ssaem terus memaksaku agar meningkatkan nilai seni di bidang tari."

"Tapi—"

"Lakukan sekarang sebelum mood-ku mulai hancur karena sikap anehmu Park!" tidakkah Yoongi tahu bahwa sekarang mood-nya lah yang sedang buruk ?! Jimin sama sekali tidak bisa konsentrasi, dia butuh ketenangan untuk sesaat. "Aku tidak bisa! Kau latihan sendiri saja hyung." Jimin meraih ranselnya yang tergeletak dilantai. Mengabaikan wajah tak percaya Yoongi yang kini menatapnya penuh amarah. "Yak! Park Jimin!"

BRAKK

Pintu ditutup dengan kasar, tentu saja. Jimin membantingnya dengan segenap tenaga. Yoongi bahkan sampai berjengit kaget, mempertanyakan sikap Jimin yang tidak biasanya.

"Kau kenapa sih ?"






.
.







"Jennie, mau ke bar denganku ?"

"Malas" suara Jennie benar-benar terdengar malas di sebrang sana. Jungkook berdecak jengkel, memijat pangkal hidungnya yang sedikit nyeri.

"Aku butuh kesenangan Jen, temani aku oke."

"— baiklah"




Incident [ Taekook ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang