Ch.7

95 8 1
                                    


"Apa-apaan ini Jungkook ? Siapa yang membuat tanda ini di lehermu ?!" Cerca Yoongi penuh pertanyaan. Menelisik setiap ruam di leher maupun bahu Jungkook. Sial, banyak sekali.

"Bukan siapa-siapa."

"Kim Taehyung, apa dia ?"

Mingyu membulatkan matanya tak percaya, dia diam karena tak ingin menyela. Tapi mendengar nama Taehyung mau tak mau membuat Mingyu ingin bertanya juga.

"Kenapa kau membiarkannya ?! Bukankah selama ini kau tidak pernah suka di tandai dan menandai eh ? Apa dia memaksamu ?! Jawab Jeon!"

"BISAKAH KALIAN DIAM ?!"

Mingyu dan Yoongi diam tapi mata mereka masih memberi penghakiman pada Jungkook. "Aku menyukainya, sudah cukup bukan."

"KAU GILA ?!" - Mgy

"DEMI TUHAN JEON, PERTAMA KAU BILANG PENASARAN LALU BENCI DAN SEKARANG SUKA ?! APA KAU DI PELET TAEHYUNG ?!" Yoongi berteriak tak percaya, ingin menggetok kepala Jungkook saat itu juga.








__________________







"Masalahnya sudah selesai ?" Jimin memperhatikan wajah Taehyung, meneliti setiap penampilannya. "Anting siapa ?"

"Milikku."

"Kapan kau membelinya ?"

"Dikembalikan oleh seseorang." Jungkook tidak menerima anting ini. Mengembalikan nya dengan paksa bahkan memakaikannya dengan makian dan ancaman saat Taehyung menolak.


'Pakai atau aku bunuh kau brengsek!'


Mengingat itu membuat Taehyung terkekeh samar tanpa sadar. Mengusak rambutnya ringan.

Jimin tersenyum tipis memperhatikan suasana hati Taehyung yang sedikit baik. "Syukurlah." Bisik Jimin lirih nyaris tak terdengar.

"Pulang ?"

Jimin mengangguk, tersenyum tipis dan memakai tasnya dengan santai. Berjalan lebih dulu dari Taehyung lalu berbalik dengan seringai meremehkan. "Mau taruhan ? Siapa yang sampai koridor depan lebih dulu dia pemenang nya."

"Oke." Sahut Taehyung tanpa berpikir dua kali. Melipat lengan kemejanya hingga siku.

"1, 2,—"

"YAK! KAU CURANG BRENGSEK!" Jimin terkekeh, berbalik menoleh pada Taehyung yang tertinggal di belakang. "Aku tidak bilang hitungannya sampai 3 idiot!"

"AWAS KAU PARK!"

Keduanya berlari dengan rusuh, sesekali menabrak murid lain tanpa sengaja. Saling berteriak penuh umpatan satu sama lain saat melihat kecurangan masing-masing.

"KAU MENDORONGKU KIM!"

"HEH, KAU LARI LEBIH DULU PENDEK!"

Nafas Taehyung maupun Jimin sudah tersendat. Mata mereka berkilat saat melihat ujung koridor yang tampak sedikit sepi. "AKU DULUAN KIM HAHA.." Jimin tertawa puas saat melihat lari Taehyung yang kewalahan. Hampir jatuh beberapa kali dengan wajah jengkel.

"YES! AKU MENANG KIM, KAU HARUS TURUTI KEINGINANKU!"

"BANGSAT!" Taehyung membungkuk dengan peluh yang membasahi seragam dan dahinya, menghela nafasnya agar kembali normal. Lalu berdiri tegak seolah melupakan kekalahan nya tadi.

"Jadi kendaraanku sampai halte."

Sudah pasti, di pendek ini akan meminta hal yang merepotkan.

"Naik ke punggungku!"

Jimin bersorak puas, menaiki punggung Taehyung dengan girang. "Ayo jalan! Jangan buat tuanmu ini kesal!" Titahnya sok dengan wajah pongah.

"Kau— bersyukurlah aku masih bisa sabar Park!"

"Hehe, aku tahu kau sabar. Ayo cepat kau ini lamban sekali."

"Park Jimin!"

Huh ?

Jimin menoleh kearah suara, sedikit bergerak gusar saat melihat siapa yang memanggil.

"Jeon Jungkook—"

"Bisa kau turun, kau terlihat seperti bocah!"

Jimin mengerutkan alisnya kesal, bocah katanya. Heh, kenapa dia merasa Jungkook seperti memusuhinya setiap mereka bertemu. "Apa maksudmu Jeon ? Aku menang taruhan dengan Taehyung. Ini hukuman."

"Cih."

"Tae bisa turunkan aku." Bisik Jimin lirih, dengan mata berkilat. Dia sudah baik dengan membiarkan mereka bicara berdua saat di atap. Jimin bahkan sudah melupakan perkataan menyakitkan Jungkook saat itu. Tapi melihat sikap kurang ajar adik kelasnya ini membuat kesabaran Jimin habis tak tersisa. "Sebenarnya apa maumu eoh ?"

"Bersikaplah seperti seorang teman!" Oke, Jimin semakin tak paham. Dia selalu bersikap sebagai seorang teman. Sebenarnya apa mau bocah ini heh ?!

"Jeon—"

"Taehyung-ie-hyung!" Mereka menoleh bersamaan dengan ekspresi berbeda.


"Jihoon" sapa Taehyung pelan, tersenyum tipis saat melihat wajah manis Jihoon yang tersenyum ramah. "Pulang sendiri ?" Jihoon mengangguk tidak menyadari aura permusuhan yang menyulut ke arahnya. "A-anu apa aku boleh pulang dengan Hyung ?"

"Dasar bocah penakut! Kau bisa pulang sendiri bodoh!" Bukan Taehyung yang menimpali, tapi Jungkook yang sudah berdiri angkuh di belakang Jihoon. Menyilangkan tangannya di dada dengan sorot mata meremehkan. "S-sunbae.."

"T-tapi aku selalu pulang dengan Taehyung-ie–hyung."

Taehyung-ie–hyung ?

Entah kenapa dada Jungkook kembali panas mendengarnya. Dulu, dia yang selalu memanggil Taehyung dengan sebutan itu. Dan sekarang mendengar orang lain memanggil nya dengan nama yang sama menimbulkan efek membara yang sulit Jungkook tahan.


"Hyung! Kau—"

"Tae, ayo pulang bertiga dengan Jihoon. Kau bisa terlambat bekerja." Jimin menyela ucapan Jungkook. Merangkul bahu Jihoon yang setara dengannya. Tidak seperti tubuh jangkung Taehyung yang membuat Jimin harus berjinjit jika ingin merangkul seperti ini.

"Hmm."

Jimin tersenyum lebar saat Taehyung berbalik pergi tanpa memandang Jungkook. Menoleh dengan raut menyebalkan saat melihat kilatan amarah di mata hitam itu.

"Kau lihat ? Jangan bersikap menyebalkan jika ingin menjadi teman Taehyung!"

Jungkook menggeram rendah, berjalan dengan sigap lalu menarik lengan Taehyung kasar. Berdiri berhadapan dengan wajah datar yang selalu Jungkook benci setiap melihatnya. Apa dia hanya tersenyum pada kedua makhluk Park ini ?!

"Hyung-ie..."

Ah— rasanya sudah lama Jungkook tidak mengatakan itu.

"Aku ingin mengambil milikku lagi. Bukan hanya anting tapi kau juga." Katanya tenang tapi Taehyung bisa melihat tekad di mata bulat itu. "Lakukan jika kau bisa. Dan anting ini, kau sudah memilikinya sejak dulu." Taehyung melepaskan anting di telinga nya. Lalu memasangkannya pada telinga Jungkook dengan telaten.

"Hyung-ie." Jungkook bergumam samar, mengecup bibir Taehyung tanpa aba-aba.

Chup~

"Kau milikku, jangan biarkan siapapun menyentuhmu. Aku tidak suka milikku disentuh orang lain sekalipun itu temanmu!"






"YAK! APA-APAAN INI ?! KENAPA KAU MENCIUM TAEHYUNG ?!"

"APA YANG KAU LAKUKAN BODOH ?!"



Itu Jimin yang teriak plus Yoongi yang berdiri tak jauh dari sana.











Incident [ Taekook ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang