Ch.6

103 8 1
                                    

Jimin pergi dengan langkah berat, merasa tertekan oleh perkataan Jungkook yang seolah menamparnya telak.

"Aku memang tidak tahu apapun, yeah. Bodoh, sahabat macam apa aku ini! Argh—"

"Bisa berjalan dengan benar eoh ? Kau mirip pasien rumah sakit jiwa!" Kepala Jimin terangkat, membulatkan matanya saat berhadapan dengan sosok yang sudah ia kagumi sejak lama.

"Yoongi-hyung."

"Park Jimin eoh ?"








____________








"Kau tidak suka ?" Suara Jungkook memecahkan keheningan yang ada selepas kepergian Jimin. Masih dengan posisi yang sama. Taehyung berlutut dengan kaki kiri sedangkan Jungkook duduk tersungkur seperti saat pertama.

"Apa maksudmu ?"

"Kau tidak suka aku menyentuh wanita itu ?" Kening Taehyung berkerut lalu terkekeh pelan, mengusap rahang Jungkook perlahan. Bergerak kesamping hingga telinga pria itu. "Milikku."

"Anting ini—"

"Kau dan anting ini, semuanya milikku."

Tubuh Jungkook bergetar, menghentikan tangan Taehyung yang masih setia mengusap telinganya. "Kau juga milikku Kim!"

Taehyung kembali terkekeh, menatap telak mata hitam Jungkook. "Dulu, kau ataupun aku. Semuanya hanya masa lalu."

Jungkook benci mendengar kalimat itu.

Selalu,

Taehyung akan menamparnya dengan kata dulu.

"Kim!—" Telunjuk Taehyung menyentuh bibir Jungkook, menghentikan kalimat Jungkook. "Kau tidak menyukai Jimin dan Jihoon ? Tidak suka bocah itu memanggilku Hyung ataupun Tae ? Tidak suka saat aku mengabaikanmu ? Benar ?"

Jungkook tidak menjawab, Taehyung sudah tahu Jawabannya.

"Wae ?"

"Kau milikku Kim! Bukankah sudah aku bilang ?!"

"Tidak, aku bukan milikmu lagi. Berpikirlah menggunakan otakmu Jeon. Sejak kematiannya, aku sudah bukan milikmu."

"KIM TAEHYUNG— hmft" Tengkuk Jungkook ditarik dengan cepat. Mencegah pria ini untuk mengelak barang sedetik. Menciumnya dengan kasar penuh emosi terpendam. Jungkook tidak menolak, melingkar lengannya di leher Taehyung. Balas mencium tak kalah kasar.

Taehyung menggeram, menggigit bibir bawah Jungkook liar. Melesakkan lidahnya kedalam mulut hangat Jungkook. Membelit lidah yang ada didalam. Manis,

"Shtt—" Jungkook berdesis ketika Taehyung menggigit lidahnya hingga berdarah. Mengecap rasa karat yang begitu kentara di dalam mulutnya. Walaupun begitu Jungkook suka.

Tangan besar Taehyung meremat Pinggang Jungkook. Mengubah posisi mereka dan menaikan Jungkook keatas pahanya. Mengelus pangkal paha Jungkook lihai. "Nghh—" Ciuman mereka terlepas tapi Taehyung tidak berhenti, lidahnya menjilat rahang Jungkook. Menjalar pada jakun Jungkook menggigit lalu menghisap hingga menyisakan ruam merah keunguan. Tak puas hanya dengan satu, lidahnya berpindah pada ruang kosong. Kembali mencetak tanda miliknya kesegala leher maupun bahu Jungkook.

"Akhh Taehh"  Jemari Jungkook menarik surai Taehyung gemas. Menggigit bibirnya menahan suara menggelikan yang ingin keluar sejak tadi.

Taehyung menghentikan kegiatan spontan-nya. "Kau menandainya disaat kau bilang semuanya hanya masa lalunya eh ?" Nafas Jungkook sedikit tersendat, bergeser menghadap paras terlampau tampan itu. Lalu melingkarkan  kakinya di pinggang Taehyung."Apa kau sedang mempermainkan ku ?!"

"Aku tarik ucapanku—" Bisik Taehyungl lirih, menarik Jungkook semakin dekat. "Aku bukan milikmu tapi kau milikku."

"Egois!" maki Jungkook murka, ingin menyingkir tapi ditahan dengan kuat. "Aku membencimu sialan! Hiks—" Pecah sudah tangisnya, Jungkook tidak suka perasaan sesak ini. Jungkook merasa dibunuh perlahan oleh rasa ini. Seandainya dia bisa membenci sepenuh hati, seandainya saja.

"Inilah aku Jeon, kau sudah tahu sejak awal."

"Kenapa Tae hiks ? Kenapa ?!"

"Aku tidak bisa mengatakannya boy." Taehyung tidak bisa mengatakannya, antara benci dan Cinta. Hatinya sudah mengeras untuk membedakan dua kata itu. Tapi keinginan egoisnya untuk menjerat Jungkook tidak bisa ia tahan. Perasaan sialan ini, Taehyung tidak ingin mengerti untuk sekarang.

"Tae, aku mencintaimu— tapi kau juga membuatku membencimu. Kau juga merasakannya kan ?"

"Kau sudah tahu Jawabannya boy."








______________









"Kau tetap tidak mau memberitahuku soal temanmu itu dan Jungkook ?" Suara Yoongi sedikit dingin, melirik wajah kaku Jimin yang berdiri teguh menghalangi pintu atap. "Aku tidak tahu apapun mengenai hubungan mereka, tapi aku bisa melihat hubungan itu lebih dalam dari sekedar teman lama ataupun musuh. Aku juga tidak bisa membiarkanmu masuk, mereka sedang bicara. Aku tidak suka terus melihat Taehyung memasang topeng saat melihat Jungkook."

Memang benar Jimin tak tahu apapun, tapi dia bisa mengerti hanya dalam sekali pandang. Hubungan keduanya bukanlah hal sepele. Mereka sedang bicara sekarang. Jimin paham, dia ingin mereka menyelesaikan masalah mereka walau hanya sebentar. Tak masalah jika dia tak mengerti apapun soal Taehyung tapi dia ingin melakukan sesuatu untuk sahabatnya.

"Minggir Park, aku harus melihat Jungkook." Jimin bersikukuh berdiri di depan pintu. Menghadang Yoongi yang ingin menerobos. "Tidak!"

Yoongi diam, menatap tak percaya sikap tegas Jimin. Selama ini dia selalu bersikap lembut pada Yoongi. Memberikan senyuman tulus dengan wajah ceria. Sekarang melihat sikap tegas dan wajah dingin itu. Memberikan perasaan asing pada hati Yoongi.

"Park!"

"Tidak! Pergilah, aku melakukan ini bukan untuk hal lain. Aku ingin mereka bicara dengan tenang dan menyelesaikan masalah satu sama lain."

"Baiklah, terserah. Aku tidak peduli." Wajah Yoongi berubah masam, pergi dari sana dengan langkah gusar. Dia tidak suka perasaan asing ini. Kesal tanpa alasan hanya karena sikap dingin Jimin.

Yoongi terlalu tabu dengan sesuatu yang berhubungan perasaan.








______________








"Tae"

"Hmm."

"Anting ini, aku kembalikan." Taehyung mengusap anting di telinga Jungkook, menggigit nya dengan geraman rendah. "Pakai. Sebagai tanda milikku." Jungkook diam, dia paham. Tapi hatinya tetap sakit.

Jeon Jungkook,

Dia merasa bagaikan boneka jika sudah seperti ini.

Dimiliki dengan sikap egois

Menyakitinya saat amarah kembali hadir.

Kim Taehyung,

Tidak bisakah kembali seperti dulu ?

Mencintainya dan merengkuh dengan kasih sayang.

Jungkook ingin kembali seperti dulu, Jika dia bisa.

"Tae, kembali padaku."











Incident [ Taekook ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang