(13): Eh, kepencet

45 3 1
                                    


Dela Nesya menerima pertemananmu, kirim stiker sekarang!

Ponselku bergetar, kubaca notifikasi, pucuk dicinta ulam pun tiba. Kuusap mataku sekali lagi, ternyata benar, nama itu yang sudah ku nanti-nanti sudah menerima pertemananku. Ini berlebihan, terlebih seorang Akbar bisa benar-benar berbinar matanya ketika membaca satu nama. Kau tahu? Ini adalah one step closer buat bisa lebih dekat dengannya—aku tak ingin terlalu cepat berangan-angan aku bisa dengan mudah mendapatkannya, walaupun kata mereka aku ini Akbar, yang dengan satu kedipan mata bisa melemahkan jiwa-jiwa wanita. Belum sempurna jika Dela belum terkait hatinya denganku dan aku juga yakin, sainganku bukan Jaya saja, tapi ada beberapa lelaki yang lain yang memang tidak terlalu jelas pergerakannya. Satu karena Dela kemana-mana hanya dengan Jaya, dua karena Dela terlihat cuek dan tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya—selain dari yang ia kenal.

Begitulah Dela, menantang, dan kuberitahu, lelaki memang lebih penasaran dengan perempuan yang untuk mendapatkannya saja harus dengan taktik dan strategi 4-4-2. Membuatnya berpikir keras. Tapi bukan itu saja, aku melihat sisi yang berbeda darinya, walaupun memang aku belum mengenal lebih dekat bagaimana dia sebenarnya, dan sekarang, karena pertemananku sudah diterima, boleh segera kumulai misinya?

"Aku harus mulai dari mana.."

"Harus kirim stiker sesuai perintah line?"

"Stiker love langsung boleh gak sih, Tuhan.. aku udah gak kuat."

Kupandangi stiker love, rasanya langsung ingin berkata, "Dela Nesya, selamat, Akbar ketua futsal yang ganteng nan terkenal ini telah menobatkan kamu untuk menjadi ratu di hatinya."

Masalahnya.. Dia bukan wanita baper yang suka kesemsem kalau digenitin lelaki... Eh, kata siapa ya? Lagian mana tahu, dia baper atau tidak? Dia senyum-senyum sendiri atau tidak?

Aku harus apa ya Tuhan?...

Stiker terkirim!

"EH ADUH SALAH KENAPA STIKER LOVE BENERAN???"

"EH URUNGKAN PESAN GIMANA CARANYA????"

"LUTUT AKU LEMES GA BISA MAIN FUTSAL LAGI KAYAKNYA, TUHANN"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"LUTUT AKU LEMES GA BISA MAIN FUTSAL LAGI KAYAKNYA, TUHANN"

"AKU MAU TOBAT MAAFIN DOSA-DOSA HAMBA TAPI TOLONG URUNGIN PESANNYA:"("

Huh, akhirnya. Pesanku berhasil kutarik.

"Ya, Bar?"

EHHH, kok.. Dela kirim pesan?

"Kenapa Bar?" sambungnya lagi.

"Kenapa apanya, Del?"

"Hahaha, itu kamu kenapa nge-chat terus diurungin." Telingaku sedang dengan saksama berimajinasi mendengar tawanya. "Keliatan ya Del?"

"Hah, enggak."

"Oh iya, itu tadi kepencet aja, pas liat notif kamu accept kontak.."

di-read aja sama Delanya. Dikira Akbar jualan koran.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Delapan LangkahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang