6 months after Luhan passed away
Mereka hanya saling menatap dan tidak ada yang berbicara. Sehun dan wanita di depan nya hanya di batasi oleh kaca bening.
"Apa kabar?"tanya nya mencoba memecah keheningan.
Dia mendecih tak suka menatap Sehun,"Tidak usah berbasa-basi. Cepat katakan apa yang kau ingin kan dari ku."
Sehun tersenyum simpul,"Baiklah kalau begitu sepertinya kau memang tidak ingin berbasa-basi Sejeong-ah."
"Apa alasan mu membunuh Luhan?"tanya Sehun. Kali ini Sehun menatap serius ke arah wanita yang pernah menjadi istri nya itu, Kim Sejeong.
Sehun lihat dia mengeluarkan tawa sarkasnya,"Kau masih bertanya pada ku tuan Oh? Seharusnya kau sudah tahu sendiri. Wanita mana yang rela melihat suaminya terlalu peduli berlebihan pada mantan pacarnya, Wanita mana yang rela melihat suaminya memberikan perhatian lebih, tersenyum bahkan menangis untuk mantan ke kasihnya."
"Bukankah kau sudah tahu aku masih mencintai Luhan sebelum menikah dengan mu. Bahkan kau bilang tidak apa jika aku menikahi mu sementara perasaan ku masih berpusat pada Luhan. Bukankah kau bilang kau akan memahaminya dan akan berusaha untuk merebut cinta ku perlahan. Tapi kenapa kau malah mengacaukan segalanya saat aku sudah mulai sedikit membuka hati untuk mu."
Sejeong tersenyum mengejek pada Sehun,"Mungkin aku bisa menerima perasaan mu yang belum hilang pada Luhan di awal pernikahan tapi sampai pernikahan kita akan memasuki satu tahun kau tetap sama. Kau tidak berubah. Kau memang memperhatikan ku dan memberikan aku segalanya tapi tidak dengan cinta mu. Kau malah lebih sering memperhatikan mantan mu. Kau kira aku tidak tahu jika kau selalu mengawasi dan menjaga Luhan dari jauh. Dengan semua sikap acuh mu itu, Kau pikir aku siapa? Aku bukan malaikat Oh Sehun,"teriak Sejeong yang membuat polisi harus membawa nya lagi ke sel tahanan. Sebelum Sejeong di bawa pergi Sehun melihat ia meneteskan air mata. Sejeong menangis.
"Maafkan aku,"lirih Sehun. Biar bagaimana pun semua masalah yang ada sekarang berasal dari dirinya. Jika ia tak terburu mengambil keputusan tak mungkin akan terjadi hal seperti ini. Tidak mungkin ada dua wanita yang tersakiti.
Dan sekarang Sehunharus menyakiti dua wanita yang sama-sama terlukai oleh nya. Bahkan Sehun harus rela di tinggalkan wanitanya untuk selama-lama nya. Mungkinkah takdir yang jahat? Atau Tuhan hanya ingin membalas nya?
~ooOoo~
Sekarang Sehun sedang berada di sebuah rumah di daerah Incheon yang dekat dengan pantai. Rumah ini ia beli sekitar 1 bulan yang lalu.Setelah mengunjungi Sejeong, Sehun pergi mengunjungi Luhan karena Sehun merindukannya. Lalu kemudian Sehun pergi untuk mengecek rumah baru yang akan ia tempati minggu depan. Entah kenapa saat melihat rumah ini Sehun langsung jatuh hati dan membeli nya.
Flashback
"Sehunnie"
"Kenapa Lu?"
"Jika kita menikah di masa depan dan mempunyai anak , aku ingin kita mempunyai rumah impian,"ujar Luhan.
"Tentu Lu. Kita akan tinggal di rumah impian kita nanti bersama anak-anak kita."
"Aku ingin rumah kita nanti jauh dari keramaian. Berada di tempat yang damai. Aku ingin anak-anak kita nanti tumbuh besar jauh dari dunia gemerlap yang selama ini kita jalani."
"Baiklah aku akan mengabulkan permintaan mu kalau sudah menikah, Lu."
"Benarkah?"Luhan terlihat antusias.
Sehun tersenyum kemudian mengangguk.
"Oh ya, satu lagi. Kalau bisa kita mencari rumah impian yang dekat dengan pantai. Kau tahu kan aku sangat menyukai pantai. Nanti di akhir pekan kita bisa bersepeda keluarga di sana."
"Tentu my Queen. Apapun akan ku lakukan untuk mu." Sehun mencium pucuk kepala Luhan.
"Terima kasih Sehunnie. Aku mencintai mu. Tidak. Sangaaaat sangaaat mencintai Oh Sehun." Luhan mengeratkan pelukannya pada Sehun dan membenamkan wajahnya di dada bidang yang tak terbalut apapun.
Sehun tersenyum,"Aku juga sangat mencintai mu Xi Luhan. Sekarang kita tidur. Ini sudah hampir larut. Selamat malam, sayang." Sehun menarik selimut untuk menutupi tubuh polos mereka berdua.
"Selamat malam Sehunnie"
Sehun tersenyum ketika mengingat kenangan yang menjadi salah satu alasan dia membeli rumah ini. Ya, karena wanita nya, Xi Luhan.
Setelah selesai memeriksa seluruh ruangan. Sehun kemudian berjalan ke arah taman belakang rumah. Di sana ada sebuah gazebo yang menghadap ke arah pantai. Luhan pasti akan suka jika melihatnya.
Sehun melangkah ke arah gazebo dan duduk di sana. Menikmati suasana pantai di sore hari terasa damai. Angin pantai bertiup sepoi-sepoi menerpa wajah nya. Ia menutup mata menikmati setiap hembusan angin.
Tanpa Sehun sadari Luhan tengah duduk di sampingnya. Menatap dalam pada pria yang di cintai nya itu. Luhan tersenyum,"Terima kasih."
Sehun membuka mata. Ia tahu Luhan berada di sekitarnya walau ia tidak dapat melihat wanita nya itu tetapi ia bisa merasakan ke hadiran Luhan.
"Aku mencintai mu, Lu. Sangat mencintai Xi Luhan,"ujar Sehun.
'Aku juga mencintai mu, Sehun. Sangat mencintai Oh Sehun ku.'
Luhan menyandarkan kepalanya di bahu Sehun. Bahu yang dulu sangat ia sukai. Keduanya menikmati matahari di kala senja dengan keterdiaman. Bersama matahari tenggelam tubuh Luhan juga ikut menghilang perlahan.
'Sampai jumpa kembali, lelaki hebat ku. Aku mencintai mu' bisiknya di telinga Sehun. Kemudian menghilang seperti cahaya.
"Sampai jumpa kembali,Lu,"bisik Sehun lirih.
"Kita tidak bisa bersama di dunia Tuhan tetapi aku berharap kita bisa bersama di Surga Tuhan. Tunggu aku Lu, aku akan menemani mu suatu hari nanti"
FIN
Author's Note :
Masih ada chapt diary of Luhan nya..
FIN
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not Your Destiny || Luhan's Diary (Gs) || Sad Ending [Complete]
Short StoryHubungan berlandaskan cinta namun saling menyakiti. Hanya Tuhan yang merahasiakan siapa jodoh mu. || Genderswitch Area! Don't read if u dont like sad ending story Inspiration of Selena Gomez and Justin Bieber Love story