Aku melangkah cepat menusuri koridor gedung ini untuk kedua kalinya hari ini. Sambil menggenggam erat benda yang ada di tangan ku. Hati ku tak karuan, pikiran ku kalut. Aku marah dengan kenyataan setelah membaca surat dari mu yang ada di kotak itu.
'Luhan's diary 10.'
'Kau tahu Sehun? Hari ini istri mu datang lagi untuk kesekian kalinya. Aku tidak tahu kalau Sejeong ternyata wanita yang sangat baik. Walau awalnya aku tidak suka padanya karena selalu ada dalam hubungan kita terdahulu. Aku bisa bernapas lega melepaskan mu bersama seorang wanita seperti Sejeong. Dia lebih baik daripada aku dari segala hal. Mungkin dia lebih bisa membuat mu bahagia. Bahkan beberapa minggu ini dia selalu mengunjungi ku setiap hari di panti rehabilitasi, membawa makanan kesukaan ku, menemani ku mengobrol dan menceritakan tentang mu juga. Dia juga memberikan ku obat yang bisa mengurangi rasa sakit dan tertekan ku. Dia mengatakan kalau aku meminumnya, aku akan sembuh dan bisa keluar dari tempat menyebalkan ini. Dan benar saja Obat itu benar-benar manjur menghilangkan rasa gelisah dan sedih berlebihan ku. Bahkan Sejeong membawa obat itu lagi ketika aku meminta nya. Aku sangat berterima kasih pada wanita mu itu.
Berterima kasih karena mau menjaga mu dan memberikan ku obat yang bisa mengurangi beban ku. Aku sudah lelah dan mengantuk hari ini. Mungkin aku bisa melanjutkan tulisan ku lagi besok.
Tertanda
Luhan.
Aku melangkah tergesa hingga sampai di depan pintu sebuah ruangan. Tanpa permisi aku langsung masuk ke dalam membuat sang pemilik ruangan terkejut atas kedatangan ku.
"Sehun? Ada apa? Kenapa kau kembali lagi kemari?"tanya dokter Zhang pada ku penuh kebingungan.
Aku melangkah mendekat pada dokter Zhang dan kini jarak kami hanya sekitar satu meter. Aku menunjukkan benda yang ku bawa pada dokter Zhang."Dokter Zhang, bisa kau beri tahu obat apa ini?"tanya ku.
Dokter Zhang mengambil botol obat yang ku tunjukkan. Dia mebulatkan matanya tak percaya,"Ini benzodiazepine Sehun. Darimana kau mendapatkan obat ini?"tanya nya serius.
"Nanti aku ceritakan noona. Sekarang bisa kau beritahu aku dimana ruangan cctv disini?"tanya ku lagi.
"Di lantai 3 ruang pertama dekat tangga. Sebenarnya ada apa Sehun?"tanya nya heran.
"Aku tidak bisa menceritakannya sekarang noona. Aku harus pergi ke ruang cctv dahulu." Setelah itu aku pergi terburu-buru untuk cepat sampai ke ruang cctv.
Aku melangkah lebar menuju lantai 3. Setelah beberapa menit aku sampai dan langsung menemukan ruang cctv yang dikatakan oleh Yixing noona. Dengan tanpa permisi lagi, aku langsung masuk ke dalam. Aku sudah diliputi rasa marah dan kesedihan yang bercampur jadi satu.
Semua orang yang ada di ruangan itu merasa terkejut dengan kedatangan ku.
"Ada apa tuan? Bukankah di luar sudah di tulis yang tidak berkepentingan dilarang masuk,"ujar salah satu pria yang ada di ruangan.
"Aku berkepentingan. Sangat penting. Aku ingin mengetahui cctv dari salah satu ruangan,"ujar ku.
"Tuan silahkan anda keluar terlebih dahulu. Setelah melapor anda baru bisa kemari lagi untuk mengetahui informasi yang anda minta,"kata pria yang satunya lagi.
"AKU MEMILIKI KEPENTINGAN SEKARANG."Bentak ku setengah berteriak. Membuat dua pria yang ada di dalam terdiam.
"Biarkan pria ini mengurus kepentingannya. Dia adik ku." Aku tahu suara yang berasal dari belakang punggung ku. Itu Yixing noona.
"Baik dokter Zhang. Silahkan tuan, apa yang perlu anda cari? Kami bisa membantu,"tawar pria itu setelah mendapat izin dari Yixing noona.
"Tolong perlihatkan aku rekaman cctv 3 minggu terakhir dari kamar pasien nomor 520,"pinta ku dengan suara yang sudah mulai serak.
"Baik tuan. Akan kami cari, tunggu sebentar." Setelah itu dua pria tersebut sibuk mencari rekaman cctv yang ku minta.
Beberapa menit aku dan Yixing noona terdiam di tempat menunggu hasil yang di dapat.
"Kami sudah mendapatkannya. Silahkan di lihat tuan." Aku mendekat ke arah beberapa layar monitor yang menampilkan beberapa potongan video aktifitas di kamar Luhan beberapa minggu belakangan.
Tak ada yang aneh hingga video di percepat tepat sore hari sekitar pukul lima sore. Sejeong terlihat masuk ke ruangan Luhan. Ia membawa makanan untuk Luhan serta berbincang seperti mereka sudah akrab dan berteman dekat. Hingga ketika Sejeong hendak keluar dari ruangan Luhan, ia memberi sesuatu di tangan Luhan sambil memeluk tubuh Luhan. Potongan video yang lain beberapa minggu belakangan juga menampilkan aktifitas yang sama. Sejeong akan datang jam lima sore dan sebelum pulang ia selalu memberikan sesuatu di tangan Luhan. Sesuatu yang kalian tahu itu apa.
Aku mengepalkan kedua tangan ku erat tanpa terasa air mata ku mengalir. Aku menyesal sungguh menyesal. Meninggalkan wanita ku hanya untuk wanita iblis.
Jangan tanya kenapa setelah ini aku akan membenci dan sangat ingin membunuh wanita ular itu.
Kalian tahu pasti apa alasan ku bukan?
Aku meninggalkan mu, meninggalkan cerita kita hanya untuk ego ku semata. Maafkan aku. Sekali lagi aku minta maaf padamu. Untuk wanita tercinta ku di surga. Xi Luhan.
The End.
Bakalan ada beberapa part tambahan. So keep stay and dont forget to vomments^^
Sincerely
Author ♥
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not Your Destiny || Luhan's Diary (Gs) || Sad Ending [Complete]
ContoHubungan berlandaskan cinta namun saling menyakiti. Hanya Tuhan yang merahasiakan siapa jodoh mu. || Genderswitch Area! Don't read if u dont like sad ending story Inspiration of Selena Gomez and Justin Bieber Love story