Chapter 12 - I am alright

15 10 6
                                    

Chapter 12 – I am alright

Matahari sudah merangkak naik ketika mereka sampai di Monas. Berlari menghabiskan banyak tenaga, perut mereka mulai berteriak meminta jatah asupan. Semua memutuskan untuk sarapan bubur ayam karena gerobaknya dekat dengan posisi mereka saat ini. Dua meja panjang disediakan tukang bubur cukup menampung mereka.

Daniel mengambil posisi duduk paling ujung dengan Luna di sisi kanannya, sedangkan Gina di hadapan mereka dengan Vano di samping kirinya. Keanu yang biasa melipir dengan Mbak Dela dan Mbak Friska beranjak ke samping kanan Vano. Jelita buru-buru menyeruak, lengannya sengaja menyikut perut Keanu hingga cowok itu oleng, dan sebelum Keanu sempat berdiri Jelita menarik bahunya untuk menyingkir. Sambil tersenyum polos Jelita menggantikan posisi Keanu duduk di sebalah Vano.

"Lo apa-apaan Jel, nempel-nempel pak Vano mulu! Lo tahu, tadi pagi Pak Vano berangkat bareng Gina?" Keanu berusaha memanas-manasi. Sepertinya dendam karena tadi diusir dengan cara tidak etis oleh Jelita.

Jelita menoleh. "Hah, ngibul aja lo?"

"Lo sih, datangnya telat." Mbak Dela ikut menimbrung. Agaknya bentuk pembelaan untuk adik julitanya.

"Pak Vano beneran datang bareng Gina?" tanya Jelita menuntut. Jelita mengabaikan semua tatapan yang menjurus ke arahnya.

Vano melihat sekeliling, menemukan tatapan-tatapan usil dan penuh tanda tanya. "Bareng Daniel sama Luna juga."

"Kok bisa bareng. Kalian janjian?" Begitulah Keanu, selalu punya pertanyaan nyinyir dari bibirnya.

"Apaan sih, Nu? Kepo banget!" Luna mulai gerah dengan intermezzo kenyinyiran ini.

"Gue cuma mau minta klarifikasi langsung aja kok, daripada bikin gosip-gosip nggak baik. Fitnah dong, gue?" Keanu membela diri.

Bilang aja mau nyinyir! Gina menggerutu dalam hati.

"Kita nggak janjian. Tapi, kebetulan saya baru pindah dan ternyata tetanggaan sama Gina."

Gina melotot. Why you talking about this, Mister? Kamu nggak tahu aja, kata-kata kamu barusan memancing para nyinyirs itu lebih cepat mendapat ikan di kail. Dasar bodoh!

"Wah, berita besar!" Keanu terlihat antusias sekali setelah mendegar ucapan Vano. Keanu tersenyum. Entah apa arti senyumnya itu, yang pasti membuat Gina sebal.

"Makin kalah posisi lo, Jel," bisik Keanu ke Jelita dengan smirk menghiasi bibirnya.

"Pak Vano serius pindah rumah?" Mbak Dela setengah mendelik menatap Vano.

"Kok nggak ada acara selamatannya, Pak?" timpal Mbak Friska.

Mimik wajah Vano berubah, tidak lagi santai seperti tadi. Oke, sepertinya Vano baru menyadari sudah salah bicara.

"Iya nih, Pak, kita belum dapat undangan. Eh, gimana kalau malam ini aja acaranya? Ya, gengs?" Keanu melempar tatapan pada Mbak Dela, Mbak Friska, Jelita, Luna, dan Gina.

Ini yang punya rumah siapa sebenarnya, kenapa malah Keanu yang mengatur? Gina menggerutu dalam hati. Suasana hatinya semakin kacau saja rasanya setelah bertemu The Nyinyir's.

"Anyway, semalam Vano udah gelar acara syukuran," kata Daniel sambil mengangkat sendok berisi bubur dan potongan daging ayam, lalu menyuapnya.

"Yaps! Rasanya nggak enak sama tetangga seandainya saya bikin acara kedua." Vano memiringkan kepala sebentar. "Besok saya traktir makan siang kalian aja sebagai gantinya."

"Yah, nggak seru dong, Pak. Padahal kita-kita juga pengin lihat rumah Pak Vano. Kapan lagi coba?" Jelita mengembungkan pipi.

"Main aja ke rumah Gina kalo lo mau tahu rumah Pak Vano." Keanu sok memberi solusi. Yang mana makin membuat Jelita jengkel. Sekilas Jelita menoleh ke arah Gina.

Three Little Words (Collab Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang