"KAII TUNGGU AKUUU"
Seperti pagi-pagi biasanya. Jian berteriak memanggil kai untuk berangkat sekolah bersama. ia berlari menghampiri kai yang sudah berjalan terlebih dahulu."kenapa kau selalu meninggalkan aku? bukankah kita harus berangkat bersama?"
"siapa yang mengatakan itu? aku tak pernah berkata kita harus berangkat bersama terus"
Jian terdiam. memang bukan kai yang mengatakan itu. tapikan mereka bertetangga, bukankah memang seharusnya berangkat sekolah bersama? kenapa kai seperti enggan berangkat bersama jian?
"kita tetangga, kai. kita harus berangkat bersama"
Kai memutar matanya malas. sungguh ia ingin paginya tenang. semenjak ia pindah kekompleks perumahan ini paginya selalu berisik karna ada jian yang terus berteriak dan membuat masalah. Kai rindu suasana rumahnya dulu yang begitu tenang dan damai.
"kau masih tak mengganti plester lukamu?"
tanya kai saat mendapati plester yang ia berikan kemarin masih menempel ditelapak tangan jian."a-ah ini..aku lupa"
tentu saja jian bohong, ia tak akan pernah mengganti plesternya karn plester ini adalah bukti kekhawatiran dan kepedulian kai padanya. jian sangat menyukai itu."Kau harus menggantinya"
"aku akan menggantinya nanti"
---
Jian POV."Kai, ini"
aku menyerahkan kotak bekal padanya saat kami sudah duduk dibus. hari ini kami memilih naik bus karna kesiangan.Kai menatap kotak bekalku lama setelah itu ia baru menerimanya. aku membuatkannya bento hari ini. entahlah ini bisa disebut buatanku atau buatan bibi park, tapi yang jelas aku membantu bibi park memotong wortel dan menghias bento ini agar membentuk wajah kai.
"Buka buka"
pintaku saat tahu kai seperti enggan membukanya sekarang.
ia mengangguk lalu membuka kotak bekal itu. aku akan merekam dengan jelas reaksinya diotakku."wah bento"
ujarnya dengan semangat yang dipaksa. bukan itu reaksi yang kuinginkan! aaa kai!"aku yang menghiasnya. itu wajahmu"
"apa?! ini wajahku? kupikir ini kera"
"terlihat buruk ya?"
aku mulai tak percaya diri. apa kai akan menyukainya? tadi aku sudah hampir tak membawanya karna takut kai tak mau, namun bibi park memaksaku dan meyakinkanku kalau kai pasti suka."aniya, ini tidak buruk. terima kasih"
aku mengangguk semangat karna ia ternyata mau menerima bentoku. syukurlah.
Kai memang yang terbaik.
---
Aku dan yoonhee berdiri dibalik jendela kelas kai saat bel istirahat berbunyi. aku hanya ingin melihat apakah kai memakan bentoku atau tidak. tapi ternyata belum sempat aku melihat kai selesai dengan kegiatan menulisnya taehyun kekasih yoonhee sudah memergoki kami dan membuat beberapa siswa memperhatikan kami. jadilah aku dan yoonhee pergi kekantin dulu diikuti taehyun yang terus tersenyum mengejek. arghh kang taehyun menyebalkan!"boleh aku bergabung?"
aku, yoonhee dan taehyun menoleh pada sumber suara. itu Lee junho, teman taehyun dari kelas sebelah yang berarti itu teman kai juga.ia duduk disampingku setelah taehyun mengangguk memperbolehkannya bergabung. aku memperhatikannya sejenak dan detik berikutnya aku menyadari sesuatu ditangannya terasa tak asing untukku.
Bento yang kuberikan pada kai!
"kau bawa bekal? dasar anak mama"
Ejek taehyun. Junho tampak tak terima. Aku masih diam, menunggu penjelasannya."kai yang memberiku ini-ah bukan memberi!lebih tepatnya ia ingin membuangnya jadi aku meminta ini padanya daripada dibuang sia-sia"
"Buang?"
Pekik yoonhee. Ia tahu itu bentoku. Lagi-lagi aku hanya diam. aku tak tahu harus bersikap seperti apa. kai ingin membuang bentoku dan aku tak bisa berbuat apa-apa. lagipula apa yang harus kulakukan? aku memang tak bisa memaksanya."Mungkin ini dari seorang gadis, tapi kurasa dia gadis berantakan. lihat tatanan bento ini. mengerikan hanya dengan melihat mata menonjol ini"
junho menunjuk-nunjuk mata dari telur kecil itu. aku mulai kesal."Jangan memakannya jika kau hanya ingin mengejeknya"
Ucapku lalu menarik bento itu dari hadapan junho. junho dan taehyun terkejut dan bingung."Apa? kenapa? ini milikku!"
Junho kembali menariknya dariku sembari menjulurkan lidahnya mengejekku. hah sialan!---
"kai.."
Panggilku lirih. kulihat dia sedang dalam mood yang tak baik.
Tapi tetap saja dia tersenyum saat menoleh padaku. ah apa benar dia menyukaiku juga? ia selalu seperti itu saat bersamaku."Ada apa?"
"Bagaimana bentonya? apa kau suka?"
aku hanya ingin tahu bagaimana ia berbohong."ah maaf. aku memberikannya pada junho. kupikir dia lebih membutuhkan itu".
Aku suka caranya berbohong. Entahlah.
"baiklah. tak apa"
Ia mengangguk lalu kembali menatap jalanan kota seoul dari dalam bis. jika dilihat dari sudutku, kai benar-benar seperti aktor tampan yang ada didrama-drama. Sangat tampan. Apalagi ditambah hembusan angin yang menerpa rambutnya dengan lembut, serta cahaya sore yang menyinari wajahnya. sempurna! aku benar-benar terpesona pada lelaki disanpingku ini.
"hei ayo turun"
Aku terperanjat kaget saat ia menepuk bahuku. aku jadi malu karna ketahuan melamun memandangi wajahnya.
Akhirnya aku dan kai turun dari bus dan berjalan menuju rumah kami."Kenapa wajahmu memerah seperti itu?"
"Ah aku hanya terpesona melihatmu-upss"
Oke, ini bodoh. Siapa yang menyuruh mulut ini berkata seperti itu?
lihat kai sekarang! dia pasti jijik mendengarnya. dasar kim jian bodoh!"Wajahmu semakin memerah. itu terlihat konyol"
kai tertawa mengejekku. tak apalah, meskipun harus dengan mengejekku setidaknya dia bisa tertawa karnaku."Kai"
"eum?"
"Showcase nanti kau mau menampilkan apa?"
"Aku belum memikirkannya"
"aku akan melukis"
kai mengangguk tanpa menatapku.
"berarti kau akan ikut pemilihan lukisan untuk di lobi sekolah juga?"
ah ya, kai benar. aku akan melukis untuk showcase nanti. dalam setiap showcase, lukisan yang dipamerkan akan diberi vote oleh siswa lainnya dan lukisan dengan vote paling banyak akan dipajang dilobi sekolah selama 1 semester. selama ini aku selalu gagal menjadi vote terbanyak. entahlah untuk semester ini aku akan gagal lagi atau tidak.
"eumm.. jika aku mendapat vote terbanyak, apa kau mau mengabulkan permintaanku?"
Kai menatapku karna pertanyaanku.
"apa permintaanmu?"
"Kencan denganku sehari penuh".
yuhuuuu~