Jian Pov.
Pagi ini moodku hancur tak terkira. Ini mungkin karna masalah kemarin. Semalaman aku tak bisa tidur karna terus terngiang adegan kai dan anna kemarin. Bahkan aku juga mendiamkan ajhumma tanpa tahu kenapa. Ajhumma tak salah apapun hanya saja hari ini aku memang sedang ingin marah-marah dan benci pada siapapun.
Aku berjalan perlahan ketika melewati rumah kai karna aku melihat Kai sedang bersiap berangkat juga. aku melihat ada kakak kai juga disana. Aku berjalan dibelakang mereka. untung saja mereka tak menyadari keberadaanku.
"Apa kemarin kau tak lihat jian menangis? Kurasa kemarin dia melihat Anna menciummu"
aku memasang telingaku baik-baik untuk mendengar jawaban kai.
"Biarlah dia menangis. kau pikir aku peduli?"
A-APA?!
"Ya! jangan begitu. aku tahu kau mulai menyukainya"
"Aku tak menyukainya. sama sekali tak menyukainya. gadis naif sepertinya benar-benar bukan tipeku. Dia terus menempel padaku seperti gadis murahan. aku risih sekali"
begitu ya?
hey kenapa aku jadi menangis seperti ini?
"lalu kenapa kau baik sekali padanya?"
"Aku hanya kasihan padanya. Dia terlihat bodoh dan butuh perhatian. Aku tak bisa berbuat kasar padanya karna aku mementingkan mannerku pada wanita walau itu menyusahkan"
ah ternyata hanya karna manner?
Jadi aku salah selama ini. kukira ia menyukaiku juga. ternyata tidak :")---
Aku melihat kai yang sedang berolahraga dilapangan. Kelasku sedang tak ada guru jadi aku bisa bebas keluar. Kulihat ia tertawa bebas bersama teman-temannya saat berhasil memasukkan bola pada gawang.Hmm andai ia bisa tertawa seperti itu saat bersamaku.
Tidak tidak
Andai saja kai juga menyukaiku
Ah apa yang kupikirkan?! Dia tak akan pernah menyukaiku.
H-hey kenapa junho menariknya kemari? Mereka kemari astaga astaga aku harus apa?
Kai dan junho semakin mendekat dan aku semakin panik. Mereka pasti akan mendatangiku. Aku takut dianggap mengingkari janji dan juga aku masih tak siap melihat kai dari dekat. Hatiku masih agak sakit.
Aku segera bangkit dan berbalik tanpa melihat apa yang ada dibelakangku hingga..Duggh
"Akhh"
Omo kepalaku! Sakit sekali! Aku mendadak pusing karna menabrak tiang baja yang ada dibelakangku ini. Sialan!"Hahahaha dasar bodoh"
Aku menoleh kearah sumber suara. Junho sedang menertawaiku. Sedangkan kai tampak tak peduli dengan tetap mencuci wajahnya di kran yang ada didekatku. Jadi mereka bukan ingin mendatangiku? Ugh! Ternyata mereka hanya ingin mencuci wajah di kran!"Gwaenchana?"
Yoonhee tiba-tiba ada disampingku. Ia langsung mengecek dahiku yang terbentur cukup keras.
Aku menampilkan wajah sedih serta menunjuk junho agar yoonhee mau memukul wajah jelek itu!"Berhenti tertawa!"
Pekik yoonhee-pada junho tentu saja."Bawa temanmu itu kerumah sakit untuk melihat isi kepalanya apakah masih utuh atau hancur. Kepalanya terbentur sangat keras. Itu mungkin saja membuatnya bertambah bodoh hahaha"
Junho kembali tertawa lalu mengikuti kai yang sudah terlebih dahulu berjalan menuju lapangan lagi. Aku bukan kesal pada junho, tapi aku hanya sedih karna kai benar-benar tampak tak peduli padaku. Padahal kepalaku hampir hancur gara-gara tiang ini."Ya! Kenapa kai tadi terlihat tak peduli padamu? Kau bilang kai juga menyukaimu"
Aku meremas rokku. Aku belum bercerita pada yoonhee tentang apa yang kudengar tadi pagi. Aku tak ingin terlihat menyedihkan dimatanya."K-kami kan memiliki perjanjian"
Jawabku. Itu tak membohongi yoonhee kok.Kai tak menyukaiku bagaimana ia bisa peduli padaku?
---
Setelah kejadian kemarin, jian memutuskan untuk menghidar dari Kai. Setiap pagi saat seharusnya ia mengikuti kai dengan berjalan dibelakangnya ia ganti dengan berangkat menggunakan mobil diantar supirnya. Saat seharusnya ia mengintip kai dikelas sebelah, ia ganti dengan bermain bersama temannya.
ia harus terbiasa menjauh dari kai.
Untuk kencan nanti?
Jian masih berharap namun tak sebesar dulu. Ia tak apa walau tak harus berkencan dengan kai. ia sudah memikirkan itu.Showcase semakin dekat. Seluruh Klub seni disekolah sibuk termasuk Yoonhee, jadi jian semakin kesepian akhir-akhir ini.
Pergi kekantin saja ia sendirian.
Jian duduk bersama teman sekelasnya yang ada dikantin lalu melahap bekalnya sembari sesekali bercengkrama bersama teman-temannya.
"Ya! kim jian"
"kkamjagiya!!"
Jian terlonjak kaget saat seseorang tiba-tiba duduk dihadapannya dan menggebrak meja."Ah lee junho babo. ada apa?!"
"Ikut aku"
Jian belum menyelesaikan makannya tapi junho sudah menariknya. Yang jian tahu, junho menariknya menuju ruang musik. Mungkin masalah kai-tebak jian.
Mereka berdua sampai diruang musik. Jian kebingungan karna ia tak mendengar suara apapun, ia kira junho mengajaknya untuk melihat kai bermain piano ternyata tidak.
"Lihat dia"
Jian berjinjit untuk mengintip kai yang ada diruang musik. Ternyata kai tertidur bersandar dipianonya. astaga seperti pangeran dalam dongeng-dongeng."aku melihatmu dan kai berbeda akhir-akhir ini. akhir-akhir ini kai gampang sekali marah dan sangat sensitif pada apapun. Dan kau harus senang karna waktu kutanya kenapa ia seperti itu jawabannya adalah karna ia sedang dalam mood yang aneh. seperti kehilangan sesuatu tapi ia tak tahu"
"kupikir itu karna mu yang akhir-akhir ini jarang menempel padanya. mungkin ia merasa kurang atau entah aku tak tahu"
Jian membeku mendengar penuturan junho. hatinya berteriak senang mendengar itu walau tak tahu orang yang dimaksud benar dia atau bukan. sedangkan pikirannya marah karna tahu mungkin kai merasa kehilangan Anna, bukan dia. Anna baru saja pergi, mungkin karna itu kai jadi sedih.
"Masuklah dan coba bicara padanya. Aku melakukan ini karna tak tahan dengan tingkahnya yang sulit kutebak"
"Tidak. Kau tidak tahu aku dan kai sedang-"
"Masuklah. Aku akan membuatnya terlihat natural. Kau bisa menyalahkanku nanti jika ia marah"
Junho mendorong jian agar masuk keruang musik. Sebenarnya ia tak tahu maksud junho tapi setelah junho menutup pintu dan menguncinya barulah ia tahu.
"YAA! Kenapa kau mengunci pintunya! Buka bodohhh!"
Jian menggedor-gedor pintu dengan agresif. Dari luar junho menggerakkan mulutnya mengatakan 'semoga berhasil' lalu pergi begitu saja."Arrggh bukan begini caranya lee junhooo!"
"Ada apa?"
Jian terdiam mendengar itu. Ia lupa kalau diruangan ini juga ada kai. Perlahan ia berbalik dan menemukan kai yang mengucek matanya baru bangun dari tidurnya. Jian takut.
"Eumm itu.. junho mengunci pintunya"
Bakal cepet nyelesain work ini karna work lain sedang menunggu😁