🦄7

552 62 4
                                    

Warning! Agak lebih panjang dari biasanya gais































Kai mendengus sebal mengetahui fakta ia terjebak berdua bersama jian dalam ruang musik ini. Tapi percayalah ada sedikit letupan senang didadanya mengetahui ia bisa melihat jian lagi. Jangan tanyakan kenapa. Kai pun tak tahu jawabannya.

Disisi lain ,Jian takut. Ia takut kai semakin membencinya. Ini bukan salahnya. Ia tak tahu apa-apa.

Jian masih berdiri didekat pintu menunduk menatap sepatunya. Ia tak berani menatap kai. Melihat kai hanya akan mengulang memorinya tentang perkataan lelaki itu. Mungkin ia akan menangis jika ingat percakapan kai dan kakaknya beberapa hari lalu.

"Kenapa berdiri terus? Duduklah"

Jian menurut dengan langsung duduk dikursi dekat piano kai. Cukup jauh dari kai. Ia memang sengaja.

Jauh didalam hatinya, ia senang terjebak berdua dengan kai diruangan musik ini. Hanya saja, sekarang ia sedang dalam fase menghilangkan perasaannya pada kai. Jika seperti ini mungkin usahanya akan gagal.

"Bagaimana kalau kita terjebak seperti ini terus?"
Tanya jian. Kai menggigit bibir dalamnya melihat wajah cemberut jian. Sangat lucu. Seperti anak kucing yang ada dirumahnya. Tak dapat dipungkiri ia gemas melihat jian seperti itu. Mungkin juga karna efek lama tak bertemu?

"Entahlah"

"Jangan seperti itu. Kau tak mau berusaha membuka pintu itu? Ayolah"

"Aku harus merusaknya jika ingin membukanya. Itu berarti aku merusak fasilitas sekolah"

Jian semakin cemberut. Dalam hati ia ingin sekali membunuh junho tapi sisi hati lainnya ia sangat berterima kasih pada junho. Itu membuatnya gila.

Bermenit-menit mereka hanya diam. Jian sibuk memainkan roknya, sedangkan kai sibuk menulis sesuatu dinotenya dan sesekali melirik jian. Entah mengapa jian yang diam membuat kai merasa aneh. Biasanya gadis itu sangat berisik dan selalu mengajaknya mengobrol apapun topiknya. Tapi sekarang jian seperti kehilangan topik yang harus dibahas. Kai merasakan itu.

"Kenapa diam?"
Tanya kai. Jian kebingungan harus menjawab apa.

"Eumm aku tak tahu harus bicara apa"

"Tidak ada yang ingin kau tanyakan padaku?"

Jian menggeleng. Ia hanya tak ingin kai semakin membencinya. Sudah, itu saja.

Tapi sungguh jian ingin menanyakan sesuatu! Sangat ingin! Itu berarti ia harus menanyakannya.

"Kai.."

"Ya?"
Hueningkai menjadi semangat berlebihan mendengar jian memanggil namanya. Entahlah.

"Eumm.. kenapa kau berhenti menyukai Anna?"
Ya, jian hanya penasaran. Bukankah berhenti menyukai seseorang itu sulit?

Beberapa detik kai hanya diam, lalu akhirnya menghela nafas dan bicara

"Dia melakukan kesalahan besar yang tak dapat kuteloransi"

"Tapi kenapa kau tak masalah saat dia mencium-ah maksudku kau itu..eumm itu"
Jian menunduk meremas roknya. Mulutnya sudah kelepasan. Ia bingung mengatakannya. Ia malu dan agak takut kai akan marah padanya.

"Jadi kau benar melihatnya?"

Jian hanya mengangguk kecil sebagai jawabannya. Ia masih menunduk menatap roknya.

"Itu sudah biasa dibudaya kami"
Kai beranjak dari duduknya, berjalan mendekati jian. Jian tak mengerti kenapa kai mendekatinya. Namun detik selanjutnya ia paham saat kai menarik dagunya untuk mendongak menatap kai yang berdiri.

Jantungnya sudah berpacu super cepat. Tubuhnya memanas dan mengeluarkan banyak keringat. Wajahnya turut memanas hingga merah seperti kepiting rebus. Jian gugup setengah mati berada sedekat ini dengan kai. Apalagi tangan kai yang berada didagunya, apalagi tatapan mata kai, apalagi wajah kai yang semakin mendekat dan arrgghhh jian ingin berteriak.

Disisi lain kai ingin tertawa keras melihat wajah konyol jian dihadapannya. Sungguh menghibur. Biarlah ia sedikit menggoda jian untuk hiburan. Ia suka melihat wajah bodoh kim jian yang sedang gugup. Sangat lucu.

Mencium jian sedikit tidak masalahkan? Lagipula sayang rasanya jika hanya sampai disini. Kai ingin melihat jian seperti orang bodoh lagi karna itu cukup menghiburnya.

Jian memejamkan matanya rapat-rapat saat kai semakin mendekat. Kai terkekeh pelan melihat itu.

Cup

Jian tak tahu lagi harus bereaksi seperti apa. Jian bingung, juga gugup, malu, senang, takut, suka, bahkan marah dan kesal entahlah..
Kai mengecup bibirnya beberapa detik dan seketika dunia jian seperti diguncang dengan hebat.

Kai melepaskan ciumannya serta tangannya yang berada didagu jian. Ia tertawa melihat jian. Jian sungguh tak mengerti. Ia dipermainkan.

"Hahahaha kau lucu sekali! Seperti tak pernah dicium saja! Apa memang tak ada yang mau menciummu? Hahaha"

Jian seketika menunduk dengan tangan bergetar. Tubuhnya bereaksi berlebihan. Jian ingin menangis, ia juga tak tahu kenapa. Ia seperti sedang dipermainkan. Kai tak tahu saja kalau ciuman tadi memang ciuman pertama jian. Kai mengambilnya setelah pernyataan bahwa ia tak menyukai jian. Kai sungguh jahat.

Tawa kai berhenti setelah seseorang membuka pintu ruang musik tersebut.

Cklek

"Apa sudah selesai? Jam istirahat sudah berakhir"

Junho muncul dibalik pintu itu. Jian segera bangkit dari duduknya dan berlari meninggalkan junho dan kai dengan airmata yang mulai menetes. Kai jadi merasa sedikit bersalah melihat jian mengusap matanya. Apa aku sudah keterlaluan?-pikir kai.
Junho mencoba menanyakannya pada kai lewat gerakan alisnya, kai hanya menggeleng lalu ikut pergi dari ruangan.

---
Yoonhee bingung saat tahu jian tak masuk di jam pelajaran terakhir. Tadi saat istirahat ia pergi keruang dance untuk mendiskusikan sesuatu jadi ia tak pergi kekantin bersama jian dan kini gadis itu tak kunjung kembali walau yoonhee sudah selesai dengan urusannya.

Jian berada dibilik toilet perempuan dilantai 2 sekolahnya. Ia sedang ingin menangis sendiri dan menguatkan hatinya sendiri. Ia sedang bingung dengan perasaannya. Biarlah ia sendiri yang mencaritahu bagaimana perasaannya sekarang.

"Ya! Kau tahu hueningkai adik kelas baru kita?"

Jian menutup mulutnya agar seseorang diluar tidak mendengar isakannya. Ia juga ingin mendengarkan perbincangan mereka karna itu membahas kai.

"Tentu saja tahu! Dia banyak dibicarakan dikelas kita karna dia tampan"

"Eum. Dia akan memainkan piano dishowcase nanti. Wah aku sangat menunggu itu. Pria tampan bermain piano adalah sebuah dongeng yang menjadi kenyataan!"

"Bukankah dia sudah punya kekasih?"

"Siapa? maksudmu kim jian? gadis kurus kecil yang selalu menempel pada kai itu?"

"Ah namanya kim jian? Kukira dia kekasih kai. Kurasa dia benar-benar murahan. Dia selalu mendekati kai hingga orang-orang mengira ia adalah kekasih kai dan ternyata bukan"

"Iya, dia kim jian anak klub seni lukis. Banyak yang mengatakan dia menyukai kai tapi kai tidak. Jadi gadis itu terus menempeli kai agar kai menyukainya, padahal cara itu benar-benar menjijikkan. Dia seperti tak punya harga diri"

Jian mendengarnya. Itu sebuah tamparan keras bagi jian. Ia tak tahu kalau selama ini orang-orang menganggapnya tak punya harga diri. Ia terlalu menyukai kai hingga tak memperhatikan sekitarnya. Jian menempel pada kai karna jian benar-benar tak bisa jika tak melihat kai, dan ternyata itu menuai pandangan buruk dari orang-orang. Jian barutahu sekarang.

[TXT] YoungXLove| HueningkaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang