Showcase!
Hari ini adalah hari yang sangat ditunggu seluruh warga sekolah! Apalagi kalau bukan karna SHOWCASE!!
Jian berdiri disamping yoonhee yang sedang bersiap akan tampil dengan tim dance-nya. Sedari tadi ia mengedarkan pandangannya keseluruh backstage untuk mencari kai. Hanya untuk melihat bagaimana penampilan kai sekarang, bukan untuk apa-apa.
"Dimana kai sebenarnya?"
Ujar jian sembari menarik-narik baju yoonhee."Aishh kau menggangguku siap-siap! Pergilah kedepan panggung sana. Dia akan tampil sebentar lagi"
"Benarkah?"
"Iya bodoh! Cepat kesana sebelum kau diusir dari sini"
"Tapi aku malu melihatnya tampil"
"Aargh jinjja! Kenapa kau tak mengurusi lukisanmu saja? Vote sudah dimulai!"
"Wah benarkah? Baiklah. Semangat yoong-ku yang bodoh"
Jian mengacak rambut yoonhee hingga berantakan lalu segera berlari sebelum yoonhee mengamuk.---
Sebenarnya jian takut sekali mengetahui hasil vote-nya. Jadi ia memilih untuk melihat kai tampil saja. Ia tak akan memilih tempat paling depan. Ia hanya akan melihat kai dari jauh saja. Ia tak berani melihat kai yang memukau dan menyerah begitu saja dengan usahanya untuk melupakan perasaannya pada kai.Jian menggigit bibirnya gugup saat melihat kai sudah siap didepan piano yang akan ia mainkan. Saat kai sudah mulai memainkan tuts pianonya saat itu juga jian kembali terpesona.
JIAN POV.
Melihat kai begitu mempesona, kurasakan perlahan pertahananku runtuh. Aku tak bisa berhenti menyukainya. Sungguh. Benar kata sunbae wanita waktu ditoilet dulu. Orang tampan bermain piano sama dengan dongeng yang menjadi kenyataan.
Dia adalah pangerannya. Aku mengakui itu. Tapi yang jelas bukan aku putrinya.Aku melihat apel merah dan air mineral ditanganku. Haruskah aku memberikannya setelah ia tampil? Tapi aku tak berani berada didekatnya. Nanti orang-orang akan memandangku murahan lagi.
Aku mengedarkan pandanganku dan menemukan taehyun! Dia satu-satunya yang bisa kuandalkan sekarang.
"KANG TAEHYUN!!"
Aku melambaikan tanganku kearahnya. Ia segera menghampiriku. Anak pintar.
"Ada apa?"
"Bisakah kau berikan ini pada kai dibackstage sebentar lagi? Aku harus memeriksa jumlah vote pada lukisanku"
"Jika saja aku tak ingin melihat yoonhee dibackstage, aku tak akan mau jadi pesuruhmu"
"Hey aku hanya minta tolong. Lihat dia sudah selesai! Terima kasih. Kudoakan semoga yoonhee mau menerimamu lagi. Aku pergi dulu."
Aku segera berlari menghindari pertanyaan lanjutan dari taehyun. Aku tahu lelaki itu sangat cerewet dan mau tahu banyak hal jadi aku segera menghindar.
Showcase sudah hampir selesai, jadi mungkin periode untuk voting lukisan sudah ditutup dan pengumumannya akan segera ditempel dipapan mading yang ada didekat aula.
Aku berjalan pelan sembari terus memikirkan kira-kira lukisanku mendapat berapa vote ya? Apa aku akan menang dan kencan dengan kai?
Ah kencan! Aku tak bisa membayangkan bagaimana jika aku sampai mendapat vote terbanyak dan berkencan seharian penuh dengan kai.Aku sudah memikirkan banyak hal dari berjalan bergandengan tangan, makan es krim dipinggir jalan, menonton film dibioskop, atau sekedar duduk menikmati udara ditaman dekat kompleks perumahan kami. Pasti akan menyenangkan walau waktu itu aku sudah siap jika memang aku dan kai tidak jadi kencan, tapi betapa bahagianya aku jika sampai aku dan kai berkencan seharian penuh seperti keinginanku.
Setelah itu baru aku akan benar-benar berhenti menyukainya.Kulihat banyak siswa yang berkumpul ramai sekali didepan mading. Pasti mereka melihat hasil votingnya kan?
Aku berjalan pelan menghampiri mereka untuk meilhat apakah aku ada diurutan pertama atau tidak.Tanpa basa-basi aku menerobos masuk gerombolan anak itu untuk mencapai tempat paling jelas melihat lembaran hasil voting tersebut.
---
Kai barusaja menyelesaikan penampilannya. Dipanggung tadi ia samasekali tak menemukan jian dikumpulan siswa yang menonton membuatnya sedikit kecewa. Jadi ia segera turun dan hendak mencari jian."Ya! Ini dari jian"
Kai terkejut saat taehyun tiba-tiba berdiri didepannya menyerahkan apel dan air mineral. Kai tersenyum kecil menerima itu.
"Dimana dia?
"Aku tak tahu"
Mendengar itu kai segera meninggalkan taehyun dan berjalan keluar backstage. Tujuan utamanya adalah mading!
Benar seperti dugaannya. Disana banyak siswa yang mengerubungi mading. Tapi ia tak melihat jian disana. Kai dengan semangat mendekat kearah mading untuk melihat hasil vote.
Karna tubuh tingginya, ia tak perlu bersusah payah seperti jian.1.
2.
3.
4.
5.Lagi. Kai melihat dari nomor satu hingga lima.
1.
2.
3.
4.
5.Ia menghembuskan nafasnya kasar. Tak ada nama jian disana. Yang berarti jian tak mendapat vote terbanyak. Lima besarpun tidak.
Kenapa kai sangat kecewa?
Tapi bagaimanapun jian pasti lebih kecewa kan?---
Setelah mencari keseluruh sekolah, akhirnya kai menemukan jian ditempat tak terduga. Dibackstage. Fyuhh kai mencarinya keseluruh sekolah dan jian ternyata ada dibackstage bersama junho. Dan yang paling mengejutkan, jian samasekali tak terlihat sedih atau apapun.
Kai pikir ia akan menemukan jian diatap sekolah atau dilorong sepi sembari menangis sendu karna kecewa dengan hasil vote lukisannya serta tak jadi kencan dengan kai. Tapi nyatanya jian terlihat biasa saja seperti tak ada yang salah.Kai menghampiri jian yang sedang asyik mengobrol lalu menarik jian pergi keluar backstage.
"Hei ada apa? Kita mau kemana?"
Setelah sampai ditempat yang tak berisik, kai melepaskan genggamannya.
"Apa tak ada yang ingin kau bicarakan?"
Jian tahu maksud kai, tapi ia berpura-pura tak mengerti. Terlalu memalukan membahas hasil voting itu. Apalagi fakta mengecewakan bahwa ia tak jadi berkencan dengan kai. Ia tak mau membahas itu.
"Apa yang harus kubicarakan?-ah aku tahu. Kau luar biasa tadi. Penampilanmu sangat bagus"
"Tidak, bukan itu"
"Apalagi?"
"Perjanjian kita. Perjanjian kita sudah berakhir sekarang. Kau boleh pulang bersamaku nanti".
Hati jian meletup-letup mendengar ucapan kai tapi ia berusaha biasa saja.
"Ahh itu. Baiklah. tapi nanti aku akan pulang bersama junho"
"Apa?! Junho?"
"Kenapa?"
Tanya jian. Ia bingung karna kai tampak sangat terkejut."K-kau tak mau pulang bersamaku? Ada yang ingin kubicarakan padamu"
Yap, kai akan membicarakannya. Ia akan mengatakan perasaannya. Ia tak tahan lagi.