🦄8

559 71 6
                                    

Tak ada yang berbeda hari ini. Hari ini berjalan seperti biasa walau jian sedang sedih. Tak bisa dijelaskan seberapa sedihnya jian.

"Ya~ kenapa kau murung seperti itu?"
Tanya yoonhee. Sungguh ia tak biasa melihat jian murung. Jian yang biasanya adalah jian yang selalu tersenyum dan ceria seperti orang bodoh.

Jian sendiri tak tahu penyebab pastinya sedih seperti ini. Apa jian marah karna kai menciumnya lalu mengejeknya? atau karna kakak kelas yang kemarin membicarakannya? Atau juga karna mengetahui fakta bahwa kai tak menyukainya?

"Kau tak bawa apel? Aku butuh apelmu"
Ujar yoonhee lagi mencoba menghibur jian. Jian hanya menggeleng.

"Yoong~"

"Apa aku terlalu berlebihan menyukai kai?"

Yoonhee terdiam sejenak. Jadi jian murung gara-gara kai lagi?

"Setiap orang berbeda dalam menunjukkan rasa sukanya pada seseorang. Tak perlu khawatir selama kau tak melukainya"

Tak melukai? Mungkin saja aku secara tak sengaja melukai kai karna sikap murahanku-pikir jian.
Sungguh tak ada yang bisa membuat moodnya kembali bagus walau yoonhee sekalipun.

---
Jian tak siap untuk bertemu kai disaat seperti ini, tapi takdir memaksanya. Ia berpapasan dengan kai yang berjalan kearah ruang musik. Dengan segera jian berbalik dan sialnya kecerobohannya membuat pahanya terbentur kursi panjang yang ada didepan kelas.

"Akhh"
Jian memekik kesakitan sembari memegang pahanya. Kesialan selalu datang padanya disaat seperti ini.

"Gwaenchana?"
Seseorang menarik bahunya hingga jian berbalik. Siapa lagi kalau bukan kai. Tak ada orang lain dilorong kelas ini saat jam sudah menunjukkan pukul 4 sore. Ya, jian sengaja pulang terlambat.

"Aku baik-baik saja. Berhenti membuatku salah paham,kai"
Lirih jian. Ia kesal kai selalu membuatnya berpikir bahwa kai juga menyukainya. Kai samar-samar mendengarnya tapi ia tahu jelas maksud jian.

"Tapi kau selalu ceroboh dan membuatku khawatir"
Jawab kai. Jian menyingkirkan tangan kai yang ada dibahunya. Ia menunduk tak mau menatap mata kai. Bagaimanapun masih ada sedikit rasa marah karna kelakuan kai kemarin padanya.

"Aku tahu kau marah karna sikapku kemarin. Aku memang sudah keterlaluan. Maafkan aku ya?" Ujar kai sembari menyerahkan apel merah pada jian. Seperti kebiasan jian kepadanya.
Ya, kali ini kai tulus meminta maaf pada jian. Semalaman ia terus memikirkan jian yang berlari sembari menangis karna ulahnya dan gilanya lagi ia terus memikirkan bagaimana manisnya bibir jian saat itu. Kai seperti orang sinting saat mengingatnya.

"Ya, aku memaafkanmu"
Ujar jian. Ia menerima apel itu tapi matanya masih menatap kesembarang arah. Ia tak akan mau menatap mata kai lagi. Itu akan membuat usahanya melupakan kai akan sia-sia.

"Terima kasih. Dan satu lagi, kurasa aku sudah terbiasa dengan kehadiranmu jadi kupikir kita batalkan saja perjanjian waktu itu-"

"Tidak. Aku tidak mau"

"Kenapa?"

"Karna itu membuatku terus berharap padamu, kai"
Ucap jian dengan cepat. Sebelum berlari meninggalkan kai yang bingung.
---

Selanjutnya, jian sudah mulai menerima fakta bahwa kai tak menyukainya. Memang menyakitkan, tapi jian sedang berusaha berpikir dewasa bahwa apa yang ia inginkan tidak selalu akan menjadi miliknya. Jian akan berusaha keras.

"Ya! Jian-ah"

Jian menoleh mendapati junho berlari kearahnya.

"Ada apa?"

"Aku punya berita bagus"
Junho tersenyum bangga dihadapan jian. Jian hanya diam tak paham.

"Aku mendengar dari kai kalian akan berkencan jika kau mendapat vote terbanyak dishowcase nanti, benarkah?"

"Eumm itu benar"

"Baiklah, dan berita bagusnya adalah.... Aku yang jadi panitia penghitungan vote!!"

"Lalu apa? Kau ingin berbuat curang?"
Tanya jian tanpa minat.

"Ya~ kenapa kau tak semangat seperti itu? Padahal aku ingin membantumu"

"Tak perlu, junho-ya. Aku akan berusaha dengan kemampuanku sendiri. Lagipula kau sudah terlalu banyak membantuku"

"Ah tak seru"
Junho berlalu begitu saja meninggalkan jian.
Rencananya dan kai gagal karna jian tak berminat samasekali.

Sebenarnya, kai lah yang mengusulkan itu pada junho karna sekarang...kai adalah satu-satunya orang yang sangat ingin berkencan dengan jian. Kai sempat berpikir perubahan hati manusia sangat mengerikan. Ia tak mengira semakin menjauh dari jian malah membuatnya semakin sadar akan perasaannya selama ini. Perasaan benci yang berubah menjadi perasaan suka. Selama ini ia membutuhkan jian, hanya saja ia tak mengakui itu.



















Gimana ya ngomongnya
Feel aku sama cerita ini tuh kurang kuat gaisss. Meskipun udah dengerin banyak lagu yang related sama cerita ini tetep aja feelku kurang lepas dicerita ini. Gimana dong :(
Ini tuh udah selesai dan tinggal up up aja gitu tapi gatau kenapa aku kurang puas sama cerita ini. Jadi mian klo cerita ini jadi kurang greget👉👈

Dah udah cukup sampe situ aja curhatnya.

[TXT] YoungXLove| HueningkaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang