"KAIIIII!"
Kai tak berhenti berjalan. ayolah~ hari ini ia sedang malas mendengar teriakan jian. Tak bisakah sehari saja gadis itu menghilang agar hidupnya lebih tenang?
"KAII TUNGGU AKU"
Jian akhirnya mampu mengimbangi jalan kai. Nafasnya terengah-engah karna berlari dari rumahnya untuk mengejar kai."Kai, bisakah hh kau hhh berjalan lebih pelan?"
Ujar jian masih dengan nafas terengahnya. Kai menatap dingin jian. Membuat jian kebingungan."kenapa?"
Tanya jian saat melihat tatapan dingin kai. kai menyadari sikapnya. Akhirnya ia menggeleng lalu senyum terpaksa.
akhir-akhir ini kai sedang sangat kesal pada jian. Entahlah. ia mulai terganggu dengan kehadiran jian. Manner yang menuntutnya untuk tetap bersikap baik pada jian."Aku tadi melihat Anna keluar, dia mau kemana?"
Kai semakin kesal. Jian terlalu ingin tahu kehidupannya dan bahkan Anna! haruskah seperti itu? Jian sedikit mengerikan menurut kai."Dia ada urusan"
"Emm kai.."
"Wae?"
"Apa kau masih menyukai Anna?-eumm kau tak perlu menjawab jika merasa tak nyaman"
"Lalu kenapa kau bertanya seperti itu?"
"Aku hanya ingin tahu"
"berhenti ingin tahu kehidupan orang lain. jian-ah"
---
Jian mengendap-endap mendatangi ruang musik. Junho teman kai berkata padanya kalau kai sedang berlatih piano untuk showcase nanti. Ia tak peduli kalau sekarang klub melukisnya sedang berkumpul membahas sesuatu tentang showcase nanti. Yang terpenting ia harus melihat kai.Jian melihat kai sedang bermain grand piano didalam ruang musik. Sendirian. Tampak begitu serius dan tampan tentu saja.
Perlahan jian membuka pintu ruang musik. Kai masih tak mengetahui kehadiran jian karna terlalu serius."Kai"
Hueningkai berhenti memainkan pianonya. menatap jian dengan kesal. Haruskah jian mengganggunya disaat seperti ini?
"ada apa?"
jian menggigit bibir bawahnya gugup. selalu seperti ini jika sedang ingin memberikan sesuatu pada kai.
segera jian meletakkan apel merah dengan stiker hati dihadapan kai lalu duduk disebelah kai."Aku ingin menemanimu"
Kai menghela nafas kasar. Ingin sekali marah pada jian tapi ia tak bisa. Sebisa mungkin ia menahan kesalnya.
"Jangan pedulikan aku. Aku hanya ingin melihatmu berlatih"
ucap jian lagi."Baiklah"
Akhirnya kai kembali memainkan pianonya. Berusaha membangun konsentrasinya lagi. setelah susah payah mendapatkan konsentrasinya, jian kembali mengganggu.
"Apa ini lagu yang akan kau bawakan saat showcase nanti?"
"Ya"
"Kau tampil solo?"
"Ya"
Kai mulai kesal. jian selalu berhasil membuatnya menahan amarah tanpa bisa dikeluarkan.
"Aku akan mulai melukis-"
"Boleh aku minta tolong?"
"Tentu saja"
"Bisakah sampai showcase nanti selesai, kita tidak bertemu dulu? eumm hanya untuk membuat kita lebih fokus berlatih. dan bukankah kau juga sudah mulai melukis? lebih baik kau fokus pada lukisanmu dulu".
Jian menggigit bibir bawahnya. ia ragu. haruskah ia menyetujui ucapan kai? tapi bagaimana hidupnya jika tak bertemu kai? sehari saja rasanya sangat berat. ia tak bisa jika tak berada didekat kai.
"Kau mau kencan denganku jika nanti lukisanmu mendapat vote terbayak kan? jadi kupikir lebih baik selesaikan lukisanmu sebaik mungkin agar mendapat vote terbanyak"
Sungguh kai ingin sekali Jian menyetujui pendapatnya. Ia lelah jian terus menempel padanya. Ia ingin kembali kekehidupan damai dan tenangnya dulu. sungguh!"B-baiklah aku setuju. Tapi kau harus berjanji kalau kau akan benar-benar berkencan denganku seharian penuh jika aku mendapat vote terbanyak"
"aku janji!"
---
Jian berjalan dengan cepat menyusul kai yang berjalan didepannya. Tapi langkahnya terhenti saat mengingat perjanjian mereka tadi. Ia tak bisa pulang dengan kai.Tapi ia ingin!!
"KAII!"
Kali ini tak perlu banyak teriakan. Kai langsung berhenti dan menoleh kebelakang. Ia ingin mengomeli jian karna melanggar perjanjian mereka tapi tak jadi saat jian sudah sampai didepannya dengan senyum cerah. Kai mana tega. Sebenarnya Kai selalu senang melihat jian tersenyum lucu seperti itu, gadis itu terlihat manis ditambah rambut hitam panjangnya yang berterbangan terkena angin. Tapi entah mengapa ia tak bisa menyukai gadis itu. entahlah, mungkin karna jian terlalu berisik dan selalu menempel padanya hingga membuatnya risih jadi ia tak bisa melihat sisi baik gadis itu.
"Bisakah kita mulai perjanjian kita besok? Aku ingin pulang dengan kai"
Ucap jian. kai menghela nafasnya kasar."Baiklah, tapi berjanjilah besok kau harus mematuhi perjanjian kita"
"Pasti! aku malu mendengarmu mengatakannya 'janji kita'"
Jian menangkup pipinya yang memanas. ia tersipu sendiri membuat kai menggeleng tak paham."kajja-"
Baru saja mereka hendak melangkah, mereka melihat gadis cantik berdiri di gerbang sekolah sembari melambaikan tangan kearah mereka. Anna!Seketika Jian merengut saat Anna menghampiri mereka.
"Aku akan mengajak kai untuk menemui seseorang. Apa kau mau ikut?"
Tanya Anna sembari merangkul lengan kai. Jian menggeleng pelan. Bagaimana ia bisa ikut jika belum apa-apa Anna sudah bergelanyut manja seperti itu dilengan kai. Jian tak akan sanggup melihat itu! Arrgh!"Tidak. Aku akan langsung pulang saja"
Akhirnya jian tak jadi pulang bersama kai :")