[Bae Kila]
Kalian pasti tahu semua awal mula gue kenal Jaemin sampai bisa deket dan sampai pacaran. Mungkin perjuangan Jaemin itu nggak seberapa karena awalnya emang udah kenal dan berstatus sebagai sahabat. Dan, gue juga udah nyaman duluan sama dia, jadi perjuangan dia buat gue itu mudah.
Tapi buat gue. Ini berat. Suka ke sahabat sendiri yang rasanya tuh nggak mungkin banget di miliki, yang kalau ketemu sikap dinginnya itu nggak berubah. Tapi nyatanya, gue berhasil mencairkan sesuatu yang keras didalam sana, dihatinya.
Di kampus juga biasanya selalu ketemu tapi ini entah kenapa jadwal gue dan dia bisa bentrok banget. Dan biasanya juga, tanpa ketemu pun komunikasi tetep lancar. Tapi ini enggak. Gue nggak ngerti apa maksudnya atau apa gue ada salah sama dia. Telfon nggak di angkat, balas pesan seperlunya.
To : Mark Lee
Mark, Jaemin masuk?From : Mark Lee
Masuk..
Gak dibales lg? Gila tuh anak maksudnya apaTo : Mark Lee
Enggak, gatau gangerti.
Sehat kan dia?😭From : Mark Lee
Sehat banget tuh. Ketawa2 bahagia.
Nanti coba gua ajak ngobrol
Don't sad, okey????Belakangan, semenjak Jaemin sering menghilang tanpa kabar. Mark jadi tempat berkeluh kesah. Kenapa Mark? Pertama, karena Jeno jauh di Auckland dan susah dihubungi karena perbedaan waktu. Kedua, kalo ke Renjun yang ada gue bakal di ceramahin abis-abisan tiap cerita. Ketiga, nggak mungkin gue cerita ke Haechan, Jisung atau Chenle itu nggak bakal memberikan solusi malah yang ada makin pusing. Keempat, Mark itu masih sepupu jauh Kila.
Gue bener-bener nggak menemukan alasan kenapa Jaemin tiba-tiba berubah kayak gini. Biasanya kalau emang tugasnya lagi banyak atau moodnya berantakan, dia pasti cerita dan mengeluh ke gue atau minta di bantuin. Ini beda.
Pasti ada yang salah. Entah gue atau Jaemin. Atau kita.
From : Mark Lee
Jaemin-mu di perpus. Coba aja samperin.Mark Lee memang jawaban yang tepat. Bener-bener pengganti Jeno padahal biasanya si sepupu Mark itu susah banget diajak curhat. Begitu dosen selesai menjelaskan, gue langsung keluar menuju perpustakaan, masa bodo dengan Lucas yang teriak di belakang sana mau meminjam buku catatan.
Perpustakaan lagi sepi ternyata hanya beberapa orang yang bersahabat baik dengan buku yang betah berlama-lama di perpustakaan. Dulu, jaman sekolah, perpustakaan jadi tempat yang paling dihindari Jaemin setelah pacaran dengan gue. Katanya, mengingatkan masa lalu.
Apa dia kesini mau mengingat masa lalu?
'Enggak Kil, itu udah berapa tahun yang lalu. Positif positif' batin gue.
"Hei", panggil gue ke Jaemin begitu menemukan sosok yang sudah beberapa hari ini tidak kelihatan ini. Masih sama, masih Jaemin-ku.
"Hei, kamu disini", jawabnya sambil senyum.
Gue duduk di depannya. Menatap wajahnya yang sedikit kurang tidur gue rasa. "Kamu kemana aja? Susah banget dihubungin belakangan ini", tanya gue tanpa basa-basi dibarengi dengan senyuman yang hanya sering gue tunjukkan di depan Jaemin. Jujur, kalau ditanya kangen apa engga jawabannya pasti kangen.
"Aku sibuk. Tapi nggak bisa kasih tau kamu sibuk apa" katanya sambil mengelus tangan gue. Rasanya masih sama, nggak ada yang berbeda. Atau gue yang terlalu cinta?
Sibuk apa kamu Jae? Sibuk makan malam sama Nakyung sampai lupa kalau kamu punya janji sama aku? Kenapa kamu begini Jaemin? Aku salah apa?
"Kenapa? Siapa tau aku bisa bantu?", gue bahkan nggak berani menyinggung sama sekali tentang dia lupa janji sama gue ataupun yang lebih pahitnya dia lupa dan jalan sama cewek lain.
"Nanti Kil. Nanti pasti aku kasih tau" jawabnya membuat gue memutar otak buat mikir, sebenernya Jaemin ini kenapa. Apa yang dia sembunyikan dari gue? Maksudnya apa Jaemin?
Bahkan pertanyaan itu nggak bisa keluar dari mulut gue. Gue terlalu sibuk memandangi wajahnya. Atau terlalu takut ternyata yang mau dia bicarain itu akan berdampak ke hubungan gue sama dia. Mungkin gue terlalu berlebihan. Tapi begitu adanya. Gue takut dia pergi.
Cukup lama gue dan Jaemin terdiam. Tanpa ada niatan membuka suara satupun. Hanya saling berpegangan tangan dan saling bertatapan dengan kepala bersandar diatas meja. Sesekali dia mengelus pipi gue, lalu tersenyum.
"Kila, kenapa kamu suka aku?"
Gue mengernyitkan dahi. "Hmm, karena kamu Jaemin."
"Serius, sayang."
Sayang-nya dia itu yang selalu jadi kelemahan gue. Semua tentang Jaemin itu kelemahan gue. Kalau mau ketawa silahkan, karena gue emang sesayang itu sama dia.
"Emang harus ada alesan gitu kenapa suka? Tiba-tiba aja datengnya, nanti aku bikin penelitian dulu ya 'Hasil riset alasan Kila jatuh cinta ke Jaemin'."
Jaemin ketawa, mengelus lagi pipi gue entah ke berapa kali, dengan kasih sayang tentunya tapi entah masih sayang sebanyak yang sebelumnya atau udah berubah. Miris.
"Kamu kenapa sih?" Pertanyaan keramat ini akhirnya keluar juga dari mulut gue.
"Aku sayang kamu."
***
lustforyoun

KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Bittersweet : Jaemin
FanfictionDi dunia ini, semua berputar. Kadang hidup kita diatas, kadang dibawah. Hari ini merasa manusia paling bahagia, besok bisa jadi manusia paling menyedihkan. Sama kayak pertemuan. Disetiap pertemuan pasti selalu ada perpisahan. Entah itu perpisahan ya...