⚠️this is so cringe and full of cheese
"Jangan lupa oleh-oleh buat Jeno kak!" kata Jeno mengingatkanmu. Ia memeluk tubuhmu dan tak lama kemudian melepaskannya. Kamu mengusak rambut Jeno setelah pelukan kalian terlepas.
"Kuliah tuh yang bener. Oleh-oleh nanti kalau gak lupa." katamu dan tertawa. Sedangkan Jeno mengerucutkan bibirnya.
Kamu beralih pada kedua orangtuamu, memberikan mereka sebuah pelukan sebelum meninggalkan Seoul selama dua minggu kedepan. Kamu pasti akan sangat merindukan mereka. Namun terlepas dari itu semua, sekarang kamu harus mulai mandiri dan tidak lagi bergantung kepada orangtuamu.
Sesaat setelah kamu selesai berpamitan kepada keluargamu, nampak Doyoung yang tengah tertawa bersama Jeno. Entah apa yang mereka perbincangkan, kamu tidak tau dan tidak ingin tau.
"Berangkat dulu ya, Bu." kamu menempelkan pipimu dengan pipi Ibu Doyoung. Beliau menepuk-nepuk bahumu dan mengangguk. Setelah itu kamu berpamitan kepada ayah mertuamu.
Tak lama kemudian terdengar pemberitahuan bahwa pesawat akan segera take off. Doyoung menarik koper kalian dan mendekat padamu.
"Ayo."
"Kita pergi dulu, bye!!"
"Kalau ngantuk tidur aja, sayang. Nanti aku bangunin." kata Doyoung. Kini kalian telah didalam pesawat. Doyoung mengelus kepalamu yang bersandar sedikit menyamping padanya.
"Nggak ah," balasmu. Sepertinya tidur bukan pilihan yang tepat mengingat bahwa kamu bukanlah tipe orang yang tidur ayam. Durasi minimal tidurmu setidaknya diatas lima jam, sedangkan penerbangan hanya memakan waktu dua jam lebih.
"Yaudah merem aja," kata Doyoung.
Ngomong-ngomong, hasil rapat hanya memutus kamu dan Doyoung untuk urusan di China. Tim perusahaan seolah paham kondisimu dan Doyoung. Kamu bersyukur atas hal itu. Jika tidak seperti ini, kalian mungkin benar-benar tidak akan berbulan madu.
"Doyoung."
"Hm."
"Doy,"
"Apa?"
Kamu mendengus sambil memperhatikan Doyoung yang sibuk membaca sebuah catatan yang berkaitan dengan proyek di China. Bahkan ketika kamu panggil ia sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari benda itu.
Merasa diabaikan, kamu lantas memejamkan kedua matamu. Baiklah, untuk kali ini Doyoung selamat dari omelan mautmu. Selain karena tempat dan waktu yang kurang tepat, kamu juga merasa letih. Tapi lihat saja nanti, kamu akan membalasnya habis-habisan.
Cukup lama setelah kamu terpejam, Doyoung memasukkan catatannya kedalam tas. Kemudian ia melirik kesamping untuk mengecekmu. Ternyata kamu terlelap, segaris senyuman terpatri dibibir Doyoung ketika melihatmu. Ia memilih untuk mengistirahatkan matanya juga, namun tidak tertidur.
Setelah dua jam berlalu, samar-samar Doyoung mendengar announcement yang menandakan pesawat akan segera landing. Doyoung membangunkanmu perlahan dengan cara berbisik-bisik ditelingamu, terkadang ia sedikit mengguncang kecil tubuhmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Life : with Doyoung
Fanficft. nct doyoung [17+] ⇛ BAHASA ↬Jadi istri boss sendiri itu ga susah kok. ⚠cheesy & cringe ©2019 by dyna-ssi