[10] Nighttime

13.6K 1.2K 69
                                    

⚠️this is so cringe and full of cheese






"Doyoung,"

"Doy,"

Berulang kali kamu menyerukan namanya sambil menggoyangkan tubuh Doyoung yang tertidur pulas disampingmu. Mendadak cacing-cacing didalam perutmu meronta-ronta ingin diisi sesuatu. Entahlah, padahal sebelum tidur tadi kamu dan Doyoung sudah terlebih dahulu mengisi perut kalian.

Setelah berusaha keras membangunkan suamimu itu, akhirnya Doyoung pun membuka matanya.

"Kenapa?" tanya Doyoung dengan husky voice. Ia membuat tubuhnya menjadi duduk disebelahmu sembari mengusap-usap kelopak matanya yang masih terasa sedikit berat.

Kamu meringis sebelum mengutarakan permintaan pada Doyoung. "Im hungry, like... really really hungry." ujarmu sementara perutmu semakin meronta saja.

Doyoung mendongak untuk melihat jam bundar yang terpasang di dinding kamar kalian. "Sekarang hampir jam dua pagi, sayang. Besok pagi-pagi aku janji beliin semua yang kamu mau. Tidur lagi ya?" kata Doyoung dan membawa tubuhmu untuk kembali berbaring.

Kamu menggigit bibir bawahmu gusar. Rasanya tidur dengan perut keroncongan tidak bekerja padamu. Semenjak hamil, porsi makanmu menjadi bertambah banyak dan kamu mudah merasa lapar. Namun ini adalah kali pertama kamu mengeluh lapar pada Doyoung disaat yang tidak tepat.

"Doy.." panggilmu lagi.

Doyoung hanya bergumam kecil. Ia mengeratkan pelukannya padamu dan membenamkan kepalanya diceruk lehermu. Sebelah lengannya turun untuk mengusap perlahan perutmu. Sedangkan satunya lagi ia jadikan bantal untuk kepalamu.

"Tunggu sampai besok ya, anak-anakku. Biarin bunda sama ayah tidur dulu," lirihnya dengan mata tertutup.

Kamu tersenyum kecil ditengah-tengah rasa lapar yang terus menyerangmu. Dengan sedikit paksaan, kamu menutup matamu. Namun hasilnya nihil. Kamu tetap terjaga sementara Doyoung telah kembali kedalam alam mimpinya.

"Doyoung..." lagi, kamu membangunkannya.

Doyoung tidak terusik sedikitpun. Ia masih pulas dengan nafas yang beraturan, terasa begitu jelas dilehermu. Kamu bergerak gusar.

"Doyoung...bangun.."

Doyoung memiringkan tubuhnya menghadapmu dan mengecup sekilas bibirmu. "Tidur sayang. Aku juga selalu lapar sama kamu, tapi aku tidur buat ngilanginnya." bisik Doyoung dengan mata terpejam. Sebuah seringai tertempel diwajah polosnya itu.

Kamu bergidik ngeri atas pernyataannya. "Doyoung...please..." kamu masih tetap kukuh memohon padanya.

Dengan kalimat-kalimat permohonan yang terus keluar dari bibirmu, akhirnya Doyoung menyandarkan punggungnya pada sandaran kasur dan menempatkanmu diatas pangkuannya.

"What do you want, queen?" tanyanya dan menyampirkan rambut tipismu kebelakang telinga.

Kamu bersorak senang dalam hati karena Doyoung pasrah dan menurutimu. "Aku pengen...ramen, boleh?" katamu sambil memasang puppy eyes, bermaksud meluluhkan Doyoung, lagi.

Doyoung menggeleng. "Yang lainnya." katanya dengan ekspresi yang sedikit...err-galak?

Kamu menciut dan mempoutkan bibirmu."Nasi goreng pedas, boleh?" katamu dan dibalas gelengan lagi oleh Doyoung.

Kamu mulai menyebutkan satu-persatu makanan yang kamu inginkan dan mendapat gelengan dari Doyoung. Selanjutnya Doyoung menurunkanmu dari pangkuannya dan turun dari kasur.

"Mau kemana?" Tanyamu bingung.

Doyoung menatapmu sambil mengulurkan tangannya. "Ayo sini." intruksi nya padamu.

Kamu masih belum paham apa yang Doyoung maksudkan sehingga Doyoung langsung mengangkat tubuhmu dan menggendongmu ala bridal style. Kamu sedikit terkejut atas perlakuannya.

"Doy, ngapain?" tanyamu dan melingkarkan lenganmu pada lehernya.

"Masak."

Kalian tiba didapur. Doyoung mendudukkanmu dikursi makan dengan perlahan. "Tunggu sebentar ya." katanya dan mengelus perutmu.

Kamu menatap Doyoung yang mulai membuka lemari pendingin, mengambil beberapa bahan makanan disana dan meletakkannya diatas meja pantry. Kemudian suamimu itu nampak memotong-motong sesuatu dan mengocok telur disebuah wadah.

Kamu memuji Doyoung dalam hati. Tidak menyangka saja jika Doyoung rela memasak untukmu disaat jam tidur seperti ini. Cukup lama Doyoung berkutat dengan masakannya, akhirnya ia tampak sedang mematikan kompor.

Kamu mendekatinya tanpa membuat suara dan memeluk tubuhnya dari belakang secara tiba-tiba. "Makasih sayang." ucapmu sambil menahan senyum.

Doyoung tersenyum. "Nih cepetan dimakan, habis itu tidur lagi. Kamu pasti ngantuk kan?" katanya dan menuntunmu menuju meja makan.

Doyoung menyanjikan nasi dan telur dadar untukmu. Kamu menerimanya dan mulai melahap makanan itu dengan Doyoung yang menemanimu. Lelaki itu tidak berhenti tersenyum memikirkan tingkah lucumu saat dikamar dan ketika kamu memeluknya tadi.

Kamu meletakkan gelas kosongmu mengakhiri kegiatan. Doyoung mengambil tisu dan mengelap ujung bibirmu. "Udah kenyang belum?" tanya Doyoung mengusap perutmu.

Kamu mengangguk. "Udah hehe. Yuk kekamar." ajakmu dan bangkit dari kursimu. Doyoung mengikutimu. Disepanjang jalan menuju kamar, Doyoung tidak melepaskan sentuhannya dari perutmu. Sesekali ia mengecup pergelangan tangamu dan tersenyum ketika kamu menatapnya.

"Senyam senyum mulu dari tadi, ada apa?" Tanyamu heran.

Kalian telah kembali ditempat tidur seperti semula. Doyoung menaikkan selimut hingga batas dada dan menarikmu kedalam dekapannya.

"Gapapa." balas Doyoung kemudian membenamkan kepalamu didadanya.

Kamu meraba dada bidang Doyoung sambil menggerutu karena Doyoung membuatmu semakin penasaran atas pertanyaanmu.

"Sayang jangan gitu ah..." Kata Doyoung memperingatimu ketika kamu bergerak tidak sadar terhadap dadanya.

"Gitu gimana?" tanyamu keheranan.

Doyoung menahan tanganmu yang bertengger didadanya dan mengecupnya. "Jangan gitu, nanti aku gabisa nahan." katanya dengan nafas tercekat.

Kamu terkikik begitu paham akan maksud dari perkataan Doyoung. "Hehe. Sleep it off, Doy" godamu sambil tertawa renyah.

Doyoung meredam dirinya dengan memelukmu semakin erat dan tanpa sadar, ia berangsur-angsur masuk kembali kadalam dunia mimpinya. Kamu mencium dadanya sebelum memejamkan kembali kelopak matamu tepat pada pukul setengah tiga pagi.

✖️✖️✖️✖️

✖️✖️✖️✖️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Marriage Life : with DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang