27

67 3 3
                                    

Malam haripun tiba daftar saja mondar-mandir di samping ranjangnya. Dev tidak tahu harus apa. Saat makan malam nanti identitasnya akan terbongkar. Ia berpikir bagaimana caranya menghindar dari Arishfa tapi bagaimanapun cepat ataupun lambat identitasnya akan terbongkar. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke ruang makan.

Ia menuruni anak tangga satu persatu. Terlihat ibunya yang sedang menyiapkan makan malam di sana. Lagi juga ada arishfa yang membantu ibunya Menyiapkan makan malam. Dengan langkah yang sedikit gemetar jalan menuju meja makan.

"eh nak kau sudah datang?"

Mendengar ibunya berbicara dengan seseorang. Arishfa menoleh ke arah Dev matanya membulat bukan main ia terkejut melihat Decv ada di rumahnya.
"Dev, Apa yang kau lakukan di sini ?Bu ,Apa maksudnya ini ? kenapa Dev ada disini?"

"Ternyata benar kalian saling mengenal. nak dia adalah kakakmu. dia anak ibu"

Terkejutnya kini berkali-kali lipat. Dia belum bisa menerima apa yang sebenarnya terjadi, kenyataan bahwa Dev adalah kakaknya. Dia tidak percaya bahwa dia dan Dev adalah saudara sekarang. Lalu kemanakan perasaan yang ini ia bawa.

Arishfa berlari menuju kamarnya. Tangan Dev mengepal. Ia sudah melakukan hal benar. Jika tidak sekarang mungkin nantinya ia akan jauh menyakiti Arishfa.

Arishfa.

Ibunya memanggil Arishfa. Namun Arishfa tak mendengarkan nya.

"Bu,biar aku yang bicara pada Arishfa" ujar Dev.

"Baiklah,Dev"
•••

"Arishfa?"panggil Dev.

Namun Arishfa tak menjawab panggilan dari Dev. Dev mengetuk pimtu berulang kali dan terus memanggil Arishfa. Namun hasilnya tetap sama,tak ada jawaban.

Dev membuka pintu kamar Arishfa. Ia menemukan Arishfa yergeletak di kasur sambil menangis.

Arishfa.

Lagi lagi Arishfa tak bergeming. Hanya suara tangisan yang memenuhi ruangan. Dev kini duduk di samping Arishfa.

"Arishfa"

"Untuk apa kau kemari?"

"Aku bisa jelaskan"

"Penjelasan apa lagi? Kita tak akan mungkin menjadi saudara?!"

Arishfa menarik selimutnya menghindari tatapan Dev. Dev menggigit bibir bawahnya.

"Mungkin kau masih belum bisa menerimanya. Tapi jujur saja. Akupun tak tahu bahwa kita saudara. Kita sama sama terkejut. Aku juga tidak pernah berpikir aku punya adik sepertimu. Aku hanya ingin tinggal bersama ibuku. Itu saja "

•••

Anushka membereskan baju baju miliknya. Sudah tiba ia dibolehkan pulang kerumah setelah pemeriksaan lebih lanjut.

Hati Anushka hancur. Ia kehilangan kakak yang selalu ia sayang selama ini. Dan bodohnya ia juga tak bisa melupakan Dev.

Anushka menaiki mobil sedan bersama orang tuanya. Vero menyetir mobil menuju ke rumah.

"Kau ingin pindah sekolah?"tanya Vero.

"Pa,aku tidak bisa melupakan kak Dev walau sedetikpun"

"Kita lihat waktu saja sayang. Lama kelamaan kau pasti akan menerimanya"

Anushka terdiam ia keingat perkataan mama. Jika ia berlari kali ini lalu kapan ia akan berhenti berlari? Anushka menatap langit malam yang sunyi tanpa rembulan begitupun bintang. Cahaya indah mereka tertutup awan tebal. Hujan akan datang.

"Sepertinya langit ikut bersedih. Bukankah begitu?" Ujarnya dalam hati

•••

Dev menarik selimut milik Arishfa. Dev menatap Arishfa serius.

"Fa,percaya padaku. Aku berkata sejujurnya. Jika kau tidak menerimaku sebagai kakakmu juga tak apa. Aku terima keputusanmu"

"Bukan begitu Dev hanya saja. Berat menganggapmu sebagai kakakmu"

"Kalau begitu. Anggap aku sebagai temanmu seperti sebelumnya. Janji?"

Dev menyodorkan jari kelingkingnya. Arishfa terdiam mendengar ucapan Dev.

"Kau tak usah banyak berpikir. Kita berteman saja ok?"

Dev menarik tangan Arishfa. Meraih kelingkingnya dan mengaitkannya pada jari kelingking Dev. Senyum lebar menghiasi wajah Dev. Pipi Arishfa memerah. Ia menarik tangannya.

"Baiklah. Aku kita makan dulu"ajak Dev.

"Kau duluan saja"

Dev pergi meninggalkan Arishfa. Ia menutup pintu kamar dengan lembut.

"Dev mungkin bagimu mudah mengatakan hal itu. Tapi bagaimana dengan perasaanku? Akan kubawa kemana?aku tidak mungkin menyimpan perasaan ini lagi untukku. Kini kau adalah kakakku. Aku bisa apa? Aku tidak tahu harus bagaimana"

I LOVE MY SISTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang