Two

2K 123 0
                                    

Part ini rada sedikit. So, maklum ya author sibuk sekolah._. Enjoy it!

"Jangan dekati dia atau kau akan kehilangan nyawamu."

<#####>

Wu yifan's SIDE

Aku mendengus kesal. Aku tak bisa menerima bahwa Xi Luhan menyukai Park Chorong. Aku tidak terima. Hatiku rasanya terbakar. Jujur saja, aku menyukai Chorong sejak aku bertemunya pertama kali. Aku tidak memiliki hubungan darah dengan Chorong, otomatis aku bolehkan jika menyukai dia?

Tapi sepertinya Chorong menganggapku sebagai kakak saja. Tapi jika begitu, aku harap ia tidak menyukai Xi Luhan

Aku ingin Xi Luhan tahu, kalau Chorong hanya milikku sepenuhnya.

Akupun menelpon Luhan, aku ingin berbicara serius dengannya.

"Hey, bastard."

"..."

"Haha, Aku ingin bertemu denganmu. Ada hal yang ingin ku sampaikan."

"..."

"Aku tidak bisa memberitahumu disini! Cepat datang ke apartemenku."

"..."

"Baiklah, aku tunggu kau b*tch."

Aku tersenyum sangat puas. Matilah kau Xi Luhan.

<#####>

"Ting Tong!"

Aku membukakan pintu, kuharap itu si bastard. Dan benar saja, Xi Luhan berdiri tepat dihadapanku sekarang.

"Apa yang ingin kau bicarakan, hm?" Tanyanya dingin.

"Ayo pergi ke bar pribadiku. Aku akan memberitahumu disana."

Kuajak dia pergi ke bar pribadiku. Luhan mengekori aku yang berjalan didepan. Hanya dalam 7 menit, aku dan Luhan sampai ditujuan.

"Kau mau wine?" Tanyaku sambil duduk disofaku. Luhanpun duduk. "Boleh asal gratis uhm." Kata Luhan dengan ketus.

"Wine 2 gelas." pesanku pada pelayanku.

Akupun memulai percakapan.

"Aku mencintai Park Chorong."

Mata Luhan langsung melotot kearahku. Ia menggenggam kerahku dan menariknya.

"Jangan mencintai Park Chorong!" Katanya Tegas. Matanya memerah. Sepertinya ia terbakar.

"Kau jangan menyentuhnya sesentipun! Dia milikku." Kataku dengan smirk.

"Kau jangan bercanda! Lihat saja nanti aku akan mendapatkan Park Chorong seutuhnya!" Seru Luhan sambil melepaskan kerahku kasar.

"Jangan jadikan dia target untuk kau tiduri." Kataku pelan. Dia langsung menoleh padaku. Menatapku dengan tatapan tajam.

"Dia takkan kujadikan target. Aku sangat mencintainya." Kata Luhan ketus. Ah Xi Luhan, jangan bermain drama.

"Kau tidak akan mendapatkannya, bastard." Kataku mengejek.

Tiba-tiba saja, aku merasakan kepalan tangan Luhan mendarat dengan mulus di pipi sebelah kiriku. Pipiku sekarang berwarna ungu kebiruan.

"Kurang ajar." Gumamku sambil mengelus-elus pipi sebelah kiriku.

"Aku akan mendapatkannya. Lihat saja nanti, bastard."

You're My CaramelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang